Lembaga riset 3 negara ini yakni Conservation International (CI) LSM lingkungan dari AS, SEA Aquarium Resort World Sentosa di Singapura serta Kementerian Kelautan dan Perikanan RI plus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti perilaku ikan pari manta di Indonesia selama 10 bulan sejak September 2014.
Mereka memasang tagging Global Positioning System (GPS) pada sekitar 30-an pari manta di kawasan perairan Nusa Penida-Bali, Raja Ampat-Papua, Berau-Kalimantan Timur dan perairan di sekitar Taman Nasional Komodo, tempat ikan pari manta diketahui berkelompok dalam jumlah besar. Demikian dilansir dari blog Conservation International edisi 27 Oktober 2015 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Terkuak ada pembibitan alami pari manta di Raja Ampat.
Tepatnya di kawasan Wayag, Raja Ampat. Karena riset ini, Wayag-Raja Ampat menjadi tempat pembibitan pari manta pertama yang terdokumentasikan di kawasan Asia Tenggara.
Dari tagging GPS yang dibantu satelit, tim mengikuti pergerakan pari manta yang hamil sampai ke Wayag. Di kawasan Wayag, para periset menemukan banyak bayi dan remaja pari manta berenang-renang di permukaan karang yang beraneka warna yang indah.
Periset kemudian melakukan tagging kepada beberapa pari manta remaja dan mengikuti gerakannya. Dari situ dapat disimpulkan, kawasan Wayag, Raja Ampat adalah tempat pembibitan alami utama dan kawasan bermain bayi-bayi pari manta.
2. Pari manta remaja bertualang dari Raja Ampat dan kembali.
Seperti halnya manusia, masa remaja merupakan masa-masa penuh pemberontakan dan petualangan. Begitu pula dengan pari manta remaja, yang ternyata perilakukan suka berpetualang jauh keluar dari Wayag-Raja Ampat, meski pun akhirnya pari manta remaja akan kembali ke sana. Pari manta remaja suka berpetualang ke peraian yang dalam, namun akhirnya kembali juga ke perairan Wayag yang relatif dangkal.
Sedangkan bayi pari manta, seperti halnya anak-anak, diketahui kurang berpetualang dan lebih suka berenang-renang di permukaan. Perilaku bayi pari manta ini menimbulkan risiko terkena baling-baling perahu motor.
Maka, disarankan dengan sangat pada pemerintahan lokal, membuat regulasi yang melarang sama sekali perahu motor. Regulasi ini harus jalan minimal 6-12 bulan ke depan.
3. Pari manta bisa menyelam hingga 624 meter
Tepatnya 624 meter. Kedalaman menyelam ini ditemukan pada pari manta di perairan Sangalaki-Berau, Kalimantan Timur, yang memecahkan rekor dunia!
Catatan yang terdokumentasikan sebelumnya, kedalaman menyelam pari manta terdalam adalah 432 meter di kawasan Laut Merah, lepas pantai Arab Saudi.
Sedangkan dari hasil riset ini, rata-rata pari manta menyelam antara 200 meter hingga di bawah 400 meter. Nah, pertanyaan riset berlanjut, mengapapakah mereka menyelam sedalam itu? Mengapa ada beberapa pari manta yang konsisten menyelam lebih dalam dibanding yang lain? Apakah mereka mencari sumber makanan plankton di kedalaman? Atau menghindari predator? Atau mencari jodoh?
Nah tim riset di Indonesia sedang menganalisa data ini, apakah ini perilaku yang berhubungan dengan ukuran, jenis kelamin, atau bahkan siklus bulan?
4. Pari manta melintasi kawasan perburuan
Pari manta juga bergerak melintasi kawasan perburuan yang dikenal di Indonesia bagian selatan, tepatnya di lepas pantai selatan Lombok dan Sumbawa. Di selatan Lombok dan Sumbawa ini, pari manta diburu untuk diambil insangnya.
Insang ini dijual ke China dan dipercaya menjadi obat tradisional, meski belum ada bukti bisa menyembuhkan.
Identifikasi foto oleh organisasi lingkungan Aquatic Alliance dan Manta Watch menunjukkan bahwa manta kadang-kadang berenang antara hotspot pariwisata Nusa Penida (Bali) dan Taman Nasional Komodo.
"Ini bisa menjadi kebijakan konservasi. Pari manta tak boleh ditangkap sama sekali. Untuk tren ecotourisme sangat menarik, pari manta termasuk yang jinak tak membahayakan, yang besar panjangnya bisa mencapai 9 meter, makanya sangat menarik sekali," tutur Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Prof Hari Eko Irianto, lembaga yang terlibat riset saat diwawancara detikcom, Selasa (5/1/2016).
Halaman 2 dari 1