Tempat tinggal Ponari dan keluarganya ternyata lumayan jauh dari pusat kota Jombang. Dibutuhkan sekitar 30 menit perjalanan dengan sepeda motor menuju Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Setelah melalui jalan beraspal yang rusak parah, detikcom akhirnya sampai di Dusun Kedungsari.
![]() |
Meski berada di ujung gang, tak sulit menemukan rumah Ponari. Sebuah gapura bertuliskan 'Gang Ponari' menjadi petunjuk jika ingin menemukan rumah bekas dukun cilik itu. Rumah dukun cilik dengan batu petirnya itu sekitar 500 meter dari gapura. Pemberian nama Gang Ponari itu memang untuk memudahkan pengunjung untuk menemukan rumah Ponari.
"Gang itu dibangun warga sini supaya pengunjung mudah menemukan rumah Ponari," kata ibu Ponari, Mukaromah (34) kepada detikcom, Selasa (15/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring berjalannya waktu, 'kesaktian' anak pertama pasangan Kamsin (40) dan Mukaromah itu memudar. Batu petir yang dulu konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, kini kehilangan tuahnya. Terbukti, pasien yang datang dalam seminggu hanya bisa dihitung jari.
"Sekarang pengunjung sudah tak menentu. Kadang ada satu-dua, kadang tidak ada sama sekali," ujar ibu 2 anak ini.
![]() |
Dengan begitu, fungsi 'Gang Ponari' sebagai penunjuk arah bagi pengunjung sudah tak seberapa berarti. Keberadaan nama gang tersebut tak lebih sekedar mengenang masa ketenaran Ponari 6 tahun lalu.
Kepala Urusan Umum Desa Balongsari, Masfudi menambahkan, gapura 'Gang Ponari' dibangun secara swadaya oleh warga Dusun Kedungsari 2009 lalu. Gang Ponari menurut dia memang untuk memudahkan pengunjung mencari rumah Ponari. Pasalnya, banyak sekali gang-gang serupa di sepanjang jalan Dusun Kedungsari.
"Itu dulu dibangunnya memakai uang hasil tiket masuk pengunjung Ponari," ujarnya.
Meredupnya ketenaran Ponari juga dirasakan warga Dusun Kedungsari. Saat ribuan orang datang mencari kesembuhan ke Ponari dan batu saktinya, praktis kampung yang dikelilingi sawah itu menjadi ramai. Warga setempat memanfaatkan dengan menjual aneka makanan dan minuman hingga menyewakan rumah mereka untuk tempat istrirahat.
"Kalau dulu antrian warga sampai ribuan meter, rumah saya penuh disesaki warga yang mencari tempat istrirahat. Namun, sekarang sudah sepi," sebut Masfudi mengenang ketenaran Ponari 6 tahun lalu. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini