Polisi menangkap dua pelakunya. Mereka sudah menggasak baterai dari 12 tower operator seluler yang ada di sejumlah daerah. Mereka sudah melakukannya sejak tahun 2010.
Mereka adalah Riyanto (38) dan Sutamin (42), keduanya warga Driyorejo, Gresik. Satu lagi rekan mereka, Gomber, masih belum tertangkap dan masih diburu polisi.
"Pelaku telah mencuri baterai tower di Surabaya, Tuban, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, dan Probolinggo," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kepada wartawan, Minggu (12/4/2015).
Takdir menjelaskan, sebelum beraksi pelaku terlebih dulu melakukan survei lokasi. Pada hari yang ditentukan, mereka menyewa sebuah mobil dan segera menuju lokasi. Berbekal gunting besar, mereka memotong gembok pagar tower.
Dan dengan linggis kecil, mereka mencongkel kotak baterai. Batarei kemudian diangkat dan dimasukkan mobil setelah sebelumnya melepas baterai dari tempatnya menggunakan kunci pas.
"Pelaku tidak selalu beraksi pada malam hari. Mereka juga beraksi siang hari saat suasana sepi. Biasanya yang menjadi target adalah tower yang ada di pinggiran," lanjut Takdir.
Baterei itu kemudian dijual ke pasar loak seharga Rp 5 ribu. Satu tower mempunyai jumlah baterai yang berbeda. Jumlahnya berkisar antara 4-12 baterai. Minimal pelaku mampu menjual baterai seberat 35 kg.
Aksi terakhir yang dilakukan pelaku adalah saat mencuri baterai tower salah satu operator di Perum IKIP Gunung Anyar, Rungkut Madya. Saat itu pelaku berhasil menggasak empat buah baterai.
Otak dari aksi ini adalah Riyanto. Sopir Bus Sumber Kencono ini padahal sebelumnya sudah pernah masuk penjara dalam kasus sama.
"Sebenarnya pelaku mempunyai airsoft gun yang digunakan bila tower dijaga satpam. Tapi menurut pengakuan pelaku, airsoft gun ini belum pernah digunakan," tandas Takdir.
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini