Dua politisi itu antara lain Airlangga Hartarto dan Meutya Viada Hafid. Airlangga sempat diajukan menjadi calon ketua umum dalam Munas Golkar di Bali yang diselenggarakan oleh kubu Ical. Adapun Meutya menjadi salah satu panitia Munas tersebut.
Hari ini Meutya dan Airlangga berada dalam satu meja saat kubu Agung Laksono yang dipimpin Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar konferensi pers di gedung MPR/DPR. Keterangan pers ini dimaksudkan untuk mengumumkan susunan pimpinan fraksi dan alat kelengkapan DPR dari fraksi Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, Meutya menegaskan bahwa tak ada kata pindah gerbong di tubuh Partai Golkar. "Kita taat azas, tertib pada partai yang memiliki legal standing," kata Meutya saat berbincang dengan detikcom, Senin (23/3/2015).
Partai Golkar menurut Meutya, bukan milik orang per orang atau kubu mana pun. "Garis itu pada partai bukan orang per orang. Partai milik bersama, bukan satu dua kubu," kata mantan presenter MetroTV ini.
Terkait polemik di Golkar saat ini, Meutya mengingatkan bahwa keputusan Mahkamah Partai hanya sampai tahun 2016. Setelah itu harus dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk memilih pengurus baru.
(erd/nrl)