"Mahasiswa tujuannya mengoreksi, berdemo. Padahal kemajuan bangsa tidak hanya di situ. Bangsa perlu scientist, butuh profesor, keahlian, birokrat hebat, pemimpin dan pengusaha besar," kata JK dalam orasinya di Dies Natalis HMI di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015).
Dalam acara itu hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Irman Gusman, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi, Menpan RB Yuddy Chrisnandi, Kepala BPN Ferry Mursidan, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan politisi senior Akbar Tandjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi bukan hanya sederhana saja, karena itu saya katakan jangan diberi kesan HMI di atas kopaja dan melambaikan bendera HMI di atas kopaja (untuk berdemo)," sambungnya.
Menurut JK, kini saatnya mahasiswa lebih banyak berkarya daripada turun ke jalan untuk berdemo. Dalam beberapa kesempatan, jika kebijakan pemerintah dinilai tidak pro rakyat, kader HMI berdemo, menutup jalan, membakar ban dan menimbulkan kemacetan.
"βJangan digambarkan seperti itu karena HMI terlalu besar untuk itu," ucapnya.
Saking bersemangatnya JK berorasi, ia sempat terbatuk dan berhenti berorasi. Beberapa hari ini, kondisi kesehatan JK memang cukup menurun. Namun, agenda kenegaraan yang cukup padat membuatnya tetap harus beraktivitas.
Selain soal demo, JK juga mengkritisi prilaku kader HMI yang sering menemui alumninya untuk meminta bantuan dana β untuk melanjutkan kegiatan kongresnya. Namun, saat kongres tersebut berjalan, tak jarang diwarnai aksi lempar batu atau kericuhan.
JK menegaskan HMI sudah harus berhenti melaksanakan agenda kongres dengan bumbu-bumbu keributan di dalamnya.
"Kalau dimulai tidak disiplin, anda akan membawa generasi konflik sampai 25 tahun mendatang," imbuhnya.
JK dan Akbar Tandjung menerima penghargaan sebagai tokoh HMI yang berpengaruh pada HMI pada masa lalu, hingga masa mendatang. Acara masih berlangsung namun Wapres Jusuf Kalla sudah lebih dulu meninggalkan acara.β
(bil/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini