Ratusan calon guru itu mempertanyakan perihal surat dari Kopertis wilayah VII yang ditujukan kepada Ketua PPLP PT PGRI untuk melakukan penghentian layanan pendidikan dan penyelesaian konflik internal Uniba.
Demo itu sendiri dipimpin langsung Pembantu Rektor III (PR III) Profesor Dr Miftahul Arifin MPd. Ditemani sejumlah dosen dan ratusan mahasiswa, mereka menanyakan keabsahan Badan Penyelenggara Uniba sesuai ketentuan dan perundang undangan yang berlaku. Surat Kopertis wilayah VII itu juga merujuk tentang ketidaksahan Badan Penyelenggara yang akan berdampak pada ketidakabsahan ijazah dan penggunaan gelar akademis.
"Ancamannya kampus ini akan dibekukan, semua PDPT dan link ke kopertis akan ditutup dan mahasisa ini ijazahnya tidak legal," kata PR III dihadapan wartawan, Senin (17/3/2014).
Selain perihal keabsahan ijazah, ratusan mahasiswa itu juga mempermasalahkan proses pemilihan rektor agar tetap mengacu pada Surat Edaran Dirjen Dikti nomor 2705/D/T/1998 tentang persyaratan dan prosedur pengangkatan Pimpinan PTS, Rektor Uniba yang terpilih untuk ketiga kalinya secara berturut turut ini, Teguh Sumarno dianggap tidak sah.
Tentu saja, keputusan kopertis wilayah VII itu tentu membuat mahasiswa resah yang memicu situasi demo memanas. Ratusan mahasiswa itu panik jika masa depan akademiknya terancam ilegal.
"Bagaimana ini ijazah saya nanti, saya sudah semester akhir disini (Uniba)," ujar Ridwan mahasiswa prodi Matematika dengan nada panik.
Pantauan detikcom di lapangan, hingga pukul 13.00 wib, ratusan mahasiswa masih lakukan orasi di halaman parkir Uniba. Mereka berharap ada perwakilan dari rektorat yang bisa lakukan mediasi dan menjelaskan perihal keabsahan ijazah mereka kelak. Saat ini Uniba miliki 5 Program Study (Prodi) dan menaungi hampir 6 ribu mahasiswa.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini