Disebut 'Zoo of Death', Kebun Binatang Surabaya Jadi Sorotan Dunia

Disebut 'Zoo of Death', Kebun Binatang Surabaya Jadi Sorotan Dunia

- detikNews
Jumat, 27 Des 2013 11:36 WIB
Disebut Zoo of Death, Kebun Binatang Surabaya Jadi Sorotan Dunia
Andrew Chant/Daily Mail
Jakarta - Kebun Binatang Surabaya kini punya julukan baru. Media asing menyebutnya 'zoo of death' atau kebun binatang kematian karena saking seringnya hewan yang mati di tempat wisata tersebut. Foto-foto memilukan tentang hewan yang hidup di sana jadi perbincangan.

Reporter Daily Mail Richard Sears mengunjungi kebun binatang itu beberapa waktu lalu. Dia menggambarkan KBS sebagai tempat paling mengerikan dan kejam untuk hewan di dunia. Bahkan dia menyebutnya kebun binatang kematian karena mengetahui banyaknya hewan yang mati di KBS.

Saat ini, pengelolaan KBS berada di tangan Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS Pemkot Surabaya. Walikota Tri Rismaharini sudah berjanji akan mengembalikan kejayaan kebun binatang seluas 15 hektar ini. Bahkan dia sempat mengumbar akan melengkapinya dengan Sea World dan Nite Zoo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana Risma sepertinya masih belum akan terwujud dalam waktu dekat. Sebab saat ini kondisinya memang memprihatinkan. Kabar kematian terakhir adalah seekor komodo yang mati setelah air minum yang dikonsumsinya ternyata tak sehat.

Kini, mau tidak mau, KBS sudah jadi perhatian dunia. Media asing sudah menyorotinya. Berikut cerita Sears tentang KBS berikut foto-fotonya:

Gajah Dirantai

Andrew Chant/Daily Mail
Cerita Sears dimulai dari sebuah gajah muda yang dirantai kakinya. Gajah itu tampak mengalami luka di bagian kakinya karena ikatan tersebut.

Akibat rantai itu, dia tak bisa bergerak ke arah mana pun karena terikat cukup kencang. Menurut pihak KBS, gajah itu terpaksa diikat karena hewan besar itu kerap masuk ke area pertokoan di KBS.

Gajah itu dilepas hanya pada sore hari. Tak ada pengunjung yang tertarik melihatnya karena kondisinya cukup lemas.

Burung Pelikan Penuh Sesak

Andrew Chant/Daily Mail
Sears kemudian mengalihkan perhatian ke kandang burung pelikan. Dia melihat sekitar 150 burung berada dalam satu kandang. Mereka berbagi makanan dan kolam.

Saking sempitnya, menurut Sears, burung itu nyaris tak bisa melebarkan sayap. Dia merasa pemandangan ini cukup mengerikan karena dari tempat asalnya di Sydney, burung pelikan bisa terbang bebas.

"Berapa banyak pelikan dibutuhkan kebun binatang ini? Mereka kan bukan hewan langka. Tak perlu banyak-banyak dimasukkan ke dalam kandang," tanya Sears pada penjaga di KBS.

Unta Kurus Kering

Andrew Chant/Daily Mail
Perjalanan Sears kemudian berlanjut ke kandang unta. Dia melihat ada hewan yang sampai kurus kering. Tulang belulangnya nyaris kelihatan. Unta itu tampak sedang memakan rumput.

Di sisi lain, dia juga melihat banyak hewan yang tak leluasa bergerak dalam kandang. Salah satunya adalah burung enggang.

Orangutan Makan Pulpen

Andrew Chant/Daily Mail
Pemandangan ngeri lain yang dilihat oleh Sears adalah orangutan. Ada satu ekor hewan yang sedang mengunyah pulpen berwarna kuning. Alat tulis itu dilempar oleh salah seorang pengunjung.

Dengan santainya, orangutan itu mengunyah pulpen lalu menghisapnya. Bukan tidak mungkin, dia akan menelan pulpen, karena tak ada petugas yang menegur pengunjung pelempar pulpen atau berusaha mengambil pulpen itu.

Bukan cerita baru kalau hewan di KBS tak diperhatikan makanannya. Seekor jerapah pernah ditemukan mati beberapa waktu lalu dan di dalamnya ditemukan 20 kilogram plastik.

Harimau Sumatera yang Lesu

Andrew Chant/Daily Mail
Lalu Sears mendatangi kandang harimau sumatera. Dia hanya bisa melihat hewan itu dari kandang sempit. Hanya wajahnya yang tampak. Menurut penjaga, ada penyakit yang sedang diderita oleh harimau langka itu.

Pada tahun 2009 lalu, seekor harimau putih ditemukan mati di KBS. Harimau bernama Santi itu terkena radang paru-paru, hati dan ginjal. Bahkan, Santi telah mengalami lumpuh kaki belakang selama 3 tahun.
Halaman 2 dari 6
(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads