Acara IJTI di Surabaya Habiskan Rp 850 Juta

Acara IJTI di Surabaya Habiskan Rp 850 Juta

- detikNews
Rabu, 30 Okt 2013 15:31 WIB
Sidoarjo - Konferensi Internasional Jurnalis Televisi yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendatangkan sekitar 250 kontributor televisi yang tersebar dari Papua hingga Aceh.

Acara yang juga mendatangkan pembicara dari ahli jurnalisme televisi luar negeri ini pun menyedot biaya Rp 850 juta.

Ketua Umun IJTI Yadi Hendriana dirundung pertanyaan terkait dana penyelenggaran acara internasional ini yang diduga mencapai miliaran rupiah.

"Biaya yang kita kumpulkan kontra prestasi dari sponsor, sebanyak Rp 850 juta untuk menyelenggarakan acara ini," kata Yadi Hendriana di hadapan wartawan saat menggelar konferensi pers, Rabu (30/10/2013).

Yadi menjelaskan, nilai biaya tersebut tidak kurang dan tidak lebih dari yang telah disebutkan. Soal sumber dana pun, pihaknya mengaku berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengikat diri ke sponsor.

"Kami tidak mengikatkan diri. Biaya yang kita kumpulkan clear kontra prestasi dari sponsor, tidak ada kaitannya dengan partai politik, tidak ada kaitannya dengan pemilik modal," paparnya.

Acara yang digelar hingga 1 November 2013 ini mendatangkan para ahli jurnalisme internasional, diantaranya berasal dari Thailand, Timor Leste, India, Filipina, Australia, dan sebagainya.

Mereka selama dua hari ke depan ini akan membahas berbagai persoalan yang menimpa para jurnalis, khususnya kontributor (jurnalis lepas) yang bekerja di daerah-daerah pelosok.

Seorang kontributor Trans7 di Makassar, Hudzaifah Kadir (30) menceritakan para jurnalis di daerah pelosok sering menjadi korban kekerasan. Saat kasus tersebut dicoba diproses di kepolisian, kasus mandek.

"Kami paling sering menjadi korban kekerasan, ibaratnya seperti makan 3 kali dalam sehari. Saat diusut, paling-paling juga mandek di tingkat polsek. Alasannya polisi kurang memiliki bukti," tutur pria yang telah 8 tahun menjadi kontributor ini di hadapan wartawan.

Tak hanya itu, agenda perhelatan besar jelang Pemilu 2014, juga menjadi catatan utama. Jurnalis kembali disatukan, kerja profesional syarat indepedensi dan integritas.

"Tujuan dari konferensi internasional ini adalah untuk meningkatkan independensi jurnalis televisi, bekerja profesional, tidak terpengaruh apapun dalam kerja pemberitaan," pungkasnya.

(nrm/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.