Ditinggal Terbang, 11 Penumpang Lion Air Akan Layangkan Somasi

Ditinggal Terbang, 11 Penumpang Lion Air Akan Layangkan Somasi

- detikNews
Sabtu, 19 Mei 2012 04:14 WIB
Jakarta - 11 penumpang Lion Air merasa ditinggal terbang saat akan berkunjung ke Pontianak, Kalimantan Barat. 11 penumpang tersebut akan melayangkan somasi kepada pihak Lion Air.

"Kami sampaikan atas nama konsumen menyatakan somasi kepada maskapai penerbangan Lion Air," ujar Syahrul Hasan dalam rilisnya kepada detikcom, Jumat (18/5/2012).

Syahrul Hasan adalah Ketua Pemuda Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta. 11 penumpang Lion Air tersebut adalah aktivis Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta yang akan menghadiri Tanwir Pemuda Muhamamdiyah se-Indonesia di Pontianak, Kalimantan Barat pada 17 Mei 2012.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahrul menceritakan kronologi ditinggalnya 11 aktivis Muhammadiyah tersebut dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Pada hari Kamis 17 Mei 2012, Pukul 11.15 WIB, di Bandara Soekarno Hatta, 11 aktivis Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta gagal berangkat ke Kalimantan Barat karena pihak manajemen maskapai Lion Air telat memberikan informasi perpindahan terminal pemberangkatan dari gate B1 ke gate B4.

"Menurut informasi yang kami terima setelah check in dan boarding pass pada pukul 11.15 WIB, waktu keberangkatan yang tertera dalam tiket adalah pukul 11.45 di gate B1, setelah check in pada pukul 11.15 WIB, rombongan Pemuda Muhammadiyah segera naik ke ruang tunggu di B1," jelas Syahrul.

Rombongan Pemuda Muhammadiyah sampai di gate B1 pukul 11.20 WIB. Setelah menunggu sekitar 25 menit tidak ada pemberitahuan dan konfirmarsi maka tepat saat pukul 11.45 WIB perwakilan rombongan menanyakan terkait keberangkatan ke Pontianak kepada petugas di pintu gate B1, baru kemudian setelah itu diberikan pengumuman bahwa ada perpindahan gate dari sebelumnya di B1 ke B4 tujuan Pontianak.

"Baru rombongan mendengar pengumuman yang diberikan terkait pindahnya ruang tunggu. Pada saat rombongan ke gate B4, kami mendapati bahwasanya pesawat sudah close door dan kami tidak bisa ikut penerbangan. Pada saat itu waktu baru menunjukkan pukul 11.55 WIB. Petugas lapangan sudah mencoba membantu untuk kami bisa masuk ke pesawat bahwa yang tertinggal ada 11 orang, tapi petugas rem sudah close door dan menolak membukakan kembali pintu pesawat. Akhirnya sekitar pukul 12.05 WIB kami diajak ke ruang manajemen untuk mediasi. Kami bertemu dengan Erick sebagai staf maskapai penerbangan Lion Air, terkait kelalaian pihak maskapai," paparnya.

Menurut Syahrul, penjelasan Erick selaku staff supervisor maskapai penerbangan Lion Air menyatakan akan melihat kondisi teknis yang terjadi, agar terselesaikan. Selanjutnya, dikatakan bahwa pesawat sudah take off ke Pontianak, namun tak kunjung ada hasil yang diharapkan.

"Kami merasa tidak nyaman dalam kondisi penjelasan Erick, dan kami meminta agar yang berwenang untuk mengambil keputusan tentang kerugian kami alami. Akhirnya Rizky selaku Suvervisor pun hadir, menjelaskan bahwa kami berusaha untuk melayani kondisi dari konsumen kami yang gagal dalam penerbangan ini. Disampaikan bahwa ada sheet ada penerbangan selanjutnya pada pukul 13.20 WIB namun tergantung sheet yang sedia, dan 19.30 WIB," jelasnya.

"Setelah dilihat namun hanya 1 sheet yang tersedia. Kondisi ini akhirnya kami memberikan sheet kepada Pak Ridwan, yang memang kondisinya sama dengan kami. Dan pada jadwal selanjutnya kami tidak bersedia karena posisi tidak menentu. Dan kami memutuskan agar materiil yang kami keluarkan dalam pembelian tiket agar dikembalikan secara utuh, namun hasilnya nihil," lanjutnya.

Syahrul melanjutkan pihaknya ditawarkan untuk berangkat pada esok harinya, setiap orang dikenakan charge sebesar Rp 220 ribu. Hal ini dinilai tidak sebanding atas pembayaran tiket yang semestinya juga dikembalikan secara utuh tapi dikenakan biaya.

"Tidak semestinya maskapai Lion Air memperlakukan kami seperti itu, dan disatu sisi pun kami dalam ruang tunggu, hampir 3-4 jam tanpa suguhan segelas air pun, dan tidak ada solusi yang memberikan apa yang kami harapkan. Ini bukan kesalahan totality kami sebagai penumpang, pelayan maskapai dari Lion Air hendaknya mengetahui kondisi penumpang dan bertanggungjawab penuh, pelayanan maskapai yang aneh, tanpa ada minta maaf dan mengganti rugi," kata Syahrul.

"Setelah melakukan mediasi dan konfirmasi kepada pihak manajemen Lion Air (Rizky dan Erick) ternyata tidak ada titik temu diantara kedua belah pihak, kami atas nama konsumen maskapai penerbangan Lion Air merasa dirugikan. Karena kami menganggap hal ini adalah murni kelalaian manajemen Maskapai penerbangan Lion Air, untuk itu melalui hal ini kami sampaikan atas nama konsumen dan selaku Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta menyatakan Somasi kepada maskapai penerbangan Lion Air," tuntutnya.

Syahrul juga meminta agar pihak maskapai penerbangan Lion Air meminta maaf secara resmi selama 4 hari berturut-turut atau selama pelaksanaan Tanwir Pemuda Muhammadiyah berlangsung di media cetak dan elektronik nasional dan lokal serta mengganti seluruh kerugian yang ditanggung karena gagalnya keberangkatan.
(mpr/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads