Kepastian itu terungkap saat wartawan bersama beberapa personel polisi dari Polsek Bangil mendatangi rumah rumah pelaku di Jalan Anggur 622 RT 1 RW 3 Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Kamis (23/9/2010).
Saat rumah Nibras Hud dudatangi polisi dan wartawan, tanpa kikuk, Syahid (50), paman Nibras menjawab semua pertanyaan yang diberikan aparat kepadanya.
"Saya sangat yakin bahwa N itu adalah Nibras Hud, keponakan saya, anak dari saudara
saya yang bernama Hud," kata Syahid, kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Jalan
Anggur 622 RT 1 RW 3 Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Syahid juga membenarkan kalau rumah yang saat ini ia tempati adalah rumah di mana
Nibras Hud lahir dan dibesarkan.
"Ini adalah rumah keluarga, warisan ayah saya Abdullah Musa. Di sinilah Nibras lahir dan besar," lanjut lelaki berperawakan kurus tersebut.
Nibras, menurut Syahid, sejak kecil sudah menjadi anak yatim karena ditinggal mati bapaknya. Dia sejak kecil hanya dirawat oleh ibunya.
Dimata Syahid, Nibras keponakannya itu mempunyai pendirian yang keras. Bahkan, Nibras juga selalu beda beda pendapat dengan keluarga. "Sering beda pendapat terutama tentang jihad dengan keluarganya," ungkap Syahid.
(bdh/bdh)