Demi menjaga rakyat dari virus Corona, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memperpendek libur panjang akhir tahun 2020 nanti. Apakah Anda setuju jika libur panjang Anda dipotong?
Rencana semula, libur nasional Hari Raya Natal, ganti cuti lebaran Hari Raya Idul Fitri, hingga libur tahun baru 2021 plus hari Sabtu dan Minggu bakal membentuk rentetan 11 hari libur, dimulai dari 24 Desember 2020 nanti.
Hari libur dan cuti-cuti itu semua tercantum dalam Surat Keterangan Bersama (SKB) yang diteken Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, dan MenPAN-RB Tjahjo Kumolo.
Libur akhir tahun menjadi panjang karena cuti lebaran digeser ke akhir tahun gara-gara pandemi COVID-19. Namun ternyata hingga akhir tahun ini, pandemi masih belum juga enyah dari bumi pertiwi.
"Yang berkaitan dengan masalah libur cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," kata Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11).
Politikus menanggapi rencana pemotongan libur panjang akhir tahun itu. Wakil Ketua Komisi IX (Ketenagakerjaan) dari Partai Golkar, Melki Laka Lena, mendukung rencana Jokowi. Dengan pengurangan hari libur, maka potensi penularan virus Corona bisa dikurangi.
Anggota Komisi IX DPR dari PKS Kurniasih Mufidahayati menilai evaluasi libur panjang memang diperlukan. Semua itu demi mencegah lonjakan kasus COVID-19.
Ada pula suara tak setuju. Politikus PAN Ali Taher menilai libur akhir tahun adalah hak rakayt sehingga tidak perlu dikurangi lagi. Libur akhir tahun dapat dijadikan momentum yang pas untuk mempererat ketahanan rumah tangga di masa pandemi ini.
Apakah Anda setuju bila libur panjang akhir tahun dipotong?
(dnu/tor)
