Cagub Jakarta jalur independen, Dharma Pongrekun, bicara soal kasus pencatutan KTP dukungan untuk dirinya di Pilgub Jakarta 2024. Dia tidak setuju dengan istilah 'pencatutan'. Dia juga berkomentar mengenai KTP anak Anies Baswedan yang diketahui turut dicatut mendukungnya.
Hal ini disampaikan Dharma dalam acara gelar wicara Kahforward 'Dicukur Andy', dipandu oleh Andy F Noya, di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/9/2024) malam.
Andy Noya bertanya perihal masalah KTP fiktif ini. Menurut Andy, masalah itu merupakan 'dosa' dari Dharma Pongrekun yang perlu dijelaskan ke publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas, saya pribadi tidak curang," kata Dharma.
KTP dukungan untuk dirinya dikumpulkan oleh relawan-relawan yang tidak semuanya dikenal oleh Dharma sendiri. Mekanisme pengecekan kelengkapan dilakukan setelah pengumpulan, kemudian hasilnya diunggah di Sistem Informasi Pencalonan (Silon) KPU.
"Tidak ada niat kami atau mens rea melakukan kecurangan," ujar Dharma.
Masalah verifikasi mendetail per KTP, itu bukan tugas Dharma Pongrekun. Dharma tidak bisa memastikan apakah nama Andy F Noya atau orang lain masuk dalam KTP dukungan untuk dirinya, termasuk nama anak Anies Baswedan.
"Dan kalau bisa saya jelaskan mengenai putranya Pak Anies Baswedan, itu suka main ke kafe kami, Pak. Bahkan suka nonton nobar di kafe kami, dan pernah salaman dengan saya. Tapi bukan berarti dia mendukung. Itu saya tidak tahu," tutur Dharma.
Andy Noya merespons Dharma bahwa bisa saja ada pengumpulan massa kemudian terjadi pengumpulan KTP. Bisa terjadi pula, orang yang dikumpulkan KTP-nya tidak mengetahui maksud dan tujuan pengumpulan KTP tersebut.
Dharma tidak setuju istilah 'pencatutan'. Soalnya, dia merasa ada 'operasi intelijen' yang membentuk opini bahwa semua ini adalah 'pencatutan KTP'. Dia sendiri tidak punya niat untuk berbuat curang.
(dnu/dnu)