"Masyarakat Indonesia bahkan Solo belum banyak mengenal kiprah Jokowi waktu itu. Tetapi militansi kader partai dan dukungan rakyat mengantarkan Jokowi menduduki jabatan publik pertamanya," ujar Sumantri dalam keterangannya, Sabtu (10/2/2024).
Sumantri menuturkan jika tidak ada cerita PDI Perjuangan di Solo dan basis suara besar di Jawa Tengah, maka tidak akan ada cerita seorang Jokowi menjadi Presiden Indonesia.
"Dukungan rakyat yang kuat melalui proses demokrasi yang sehat di balik kemunculan Jokowi dari seorang warga negara biasa menjadi presiden, merupakan pencapaian hebat partisipasi publik dalam politik," tuturnya.
"Untuk mengingat kembali pentingnya jalan demokrasi bagi bangsa Indonesia dan terutama bagi kader partai pendukung, maka Solo dan Semarang menjadi pilihan lokasi kampanye putaran terakhir hari ini," imbuhnya.
Menurut Sumantri, masyarakat Solo dan Jawa Tengah serta seluruh rakyat Indonesia harus tetap setia di jalan demokrasi, agar terus dapat melahirkan pimpinan terbaik bangsa secara bermartabat.
"Kemudian bagi siapapun yang muncul melalui jalan demokrasi tetapi tidak menjalankan proses pemilu secara fair, berarti telah menghianati jalan demokrasi," ungkapnya.
(mpr/ega)