Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto bertanya kepada capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal program beasiswa ke luar negeri. Anies menjawabnya dengan mempertimbangkan urgensinya.
Awalnya, Prabowo menjelaskan bahwa saat ini angka kematian di Indonesia masih tinggi. Hal ini salah satunya karena Indonesia kekurangan dokter.
"Pak Anies kita mengerti tadi, angka kematian, atau usia hidup Indonesia termasuk cukup memprihatinkan. Ini masalahnya adalah kekurangan dokter," kata di atas panggung debat kelima di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
Prabowo mengaku memiliki program beasiswa ke luar negeri. Prabowo bertanya ke Anies apakah setuju dengan program tersebut.
"Apakah Bapak setuju dengan gagasan saya untuk secara besar-besaran mengirim 10 ribu anak-anak kita keluar negeri dengan beasiswa penuh untuk belajar kedokteran, sains technology, engineering, mathematics? Sebagai langkah darurat untuk mengatasi kesulitan ini," tanya Prabowo.
Anies mengaku setuju jika ini untuk meningkatkan kompetensi. Sebab, kompetensi pasti bermanfaat.
"Prinsip untuk meningkatkan kompetensi kami setuju, Pak. Karena kompentensi yang meningkat bagaimana pun juga akan bermanfaat," jawab Anies.
Namun, Anies mengatakan ini soal urgensi. Negara mesti berbicara dengan stakeholder.
"Isunya adalah kita harus melihat apa yang menjadi urgen hari ini. Dan situ harus berbicara dengan siapa? Berbicara dengan stakeholder," tuturnya.
Anies menjelaskan bahwa stakeholder yang paling paham masalah di lapangan. Mereka adalah asosiasi profesi hingga aktivis.
"Negara punya kewenangan. Tapi sekali lagi pengetahuan dan situasi di lapangan kita harus berbicara dengan stakeholder. Siapa itu? Asosisasi profesi, kemudian Kementerian Kesehatan, dinas di daerah, para aktivis, para pengamat, para pakar," ungkapnya.
Dari situ, nantinya pemerintah bisa mengumpulkan data. Bukan dengan langsung mengambil kesimpulan soal apa yang dibutuhkan.
"Kumpulkan datanya, lihat apa yang menjadi kebutuhan sehingga kita bukan meloncat langsung 'ini adalah yang dibutuhkan'," ungkapnya.
Anies menegaskan bahwa ia setuju soal pengembangan kompetensi. Namun, Anies menilai unsur kepentingan dan urgensinya perlu dipertimbangkan.
"Kami melihat pengembangan kompetensi itu baik. Tapi memastikan sesuai dengan data yang ada supaya yang kita investasikan bisa menjawab kebutuhan. Jadi ada unsur pentingnya, ada unsur urgensinya," jelasnya.
(rdp/gbr)