Pesan Jaga Persatuan Jelang Pemilu dari Kardinal Suharyo dan Pendeta Gomar

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 11 Jan 2024 18:39 WIB
Foto: Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo dan Ketum PGI Pendeta Gomar Goltum mengingatkan pentingnya menjaga persatuan jelang Pemilu 2024 ini (Lisye/detikcom)
Jakarta -

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengingatkan pentingnya menjaga persatuan jelang Pemilu 2024 ini. Pesan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Goltum.

Hal itu disampaikan Kardinal Suharyo dan Pendeta Gomar yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa usai menemui Wapres Ma'ruf Amin. Kardinal Suharyo menekankan tentang pentingnya menjaga persatuan.

"Kalau saya boleh menggarisbawahi yang paling penting dijaga, dirawat dan dikembangkan adalah kebersatuan. Kalo kita melihat sejarah misalnya 350 tahun Indonesia ini dijajah Belanda, tidak bisa merdeka karena apa? dipecah belah. Sampai 1928 Sumpah Pemuda, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa yang bermacam-macam itu dijadikan satu dan 17 tahun kemudian proklamasi kemerdekaan," kata Suharyo di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (11/1/2024).

"Menurut saya itu sangat dahsyat dan sangat simbolik. Ketika kita sungguh-sungguh bersatu, lalu apa pun yang ada di depan kita sebagai tantangan pasti bisa diatasi, itu satu," imbuhnya.

Menurut Suharyo, tidak pernah ada situasi yang ideal. Oleh sebab itu, kata dia, persatuan harus dijaga, terutama memasuki musim pemilu.

"Yang kedua, situasi di manapun itu tidak pernah ideal, nggak ada situasi ideal itu. Oleh karena itu ketika situasi bangsa kita seperti ini, apa pun yang terjadi entah itu baik, entah itu tidak baik atau macem-macem, apa pun yang terjadi khususnya juga berkaitan dengan pemilihan umum itu kesatuan ini harus dijaga," tutur dia.

Menurut Suharyo, modal dasar bangsa Indonesia adalah kebersamaan. Sehingga, yang paling utama dipertahankan adalah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Tapi modal dasar dari bangsa kita adalah kebersamaan itu yang harus dirawat, dikembangkan dalam keadaan apa pun juga dalam konteks apa pun juga. Sekali lagi dengan pengertian bahwa di mana pun di dunia ini tidak ada situasi yang ideal sehingga semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Ada banyak hal yang tidak baik-baik saja tetapi tantangannya justru bagi bangsa Indonesia adalah itu. Ketika keadaan tidak baik-baik saja, yang paling pokok dipertahankan, diusahakan dan dikembangkan adalah persatuan dan kesatuan Indonesia," sebutnya.

Sementara itu, Pendeta Gomar mengatakan suara dari Gerakan Nurani Bangsa mengenai persatuan dan kesatuan disambut baik oleh Wapres Ma'ruf Amin. Menurutnya, hal seperti ini harus dijaga, terutama oleh para tokoh.

"Saya ingin mengungkapkan tadi Pak Wapres menyambut dengan gembira suara yang disampaikan oleh para tokoh dan beliau mengatakan diperlukan di tengah-tengah situasi bangsa kita sekarang suara-suara seperti ini diteruskan," tutur Pendeta Gomar.

Menurutnya, Wapres Ma'ruf Amin juga memberikan pesan agar selalu menjaga kesadaran atau eling. Hal itu, kata dia, demi keutuhan bangsa dan negara.

"Supaya bahkan beliau pake istilah supaya 'pengang itu kuping bangsa kita ini agar eling para penyelenggara negara dan semua kita eling'. Saya kira Pak Wapres tadi menyambut bahkan sedia bersama-sama dengan kita semua demi keutuhan bangsa kita," kata Pendeta Gomar.

Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin yang hadir dalam pertemuan itu juga menyampaikan pesan persatuan jelang pemilu. Komitmen persatuan bangsa, kata dia, harus dijaga.

"Kami ini bertemu pada titik temu yang sama, yaitu komitmen agar bangsa ini di tengah kemajemukan, tentu, ini tetap utuh, bisa tetap terjaga, terpelihara dengan baik, karena inilah yang diwariskan oleh pendahulu kami dulu, jadi keutuhan bangsa concern kami ini," sebut Lukman.

Lukman mengatakan pemilu adalah agenda politik lima tahunan. Dia mengingatkan terkait pentingnya menjaga keutuhan agar terhindari dari polarisasi.

"Pemilu sebagai agenda politik yang periodik, memang tidak terhindarkan melahirkan banyak polarisasi yang berpotensi mengancam keutuhan bangsa itulah mengapa kami sekedar mengingatkan kesadaran seluruh anak bangsa bahwa keutuhan bangsa ini harus dijaga, dengan cara lebih mengedepankan nila-nilai, nilai moral, nilai etika, asas-asas kepantasan, kepatutan, yang tadi oleh Bapak Wapres sendiri ditekankan bahwa kita seluruh anak bangsa hendaknya selalu disadarkan agar senantiasa menggunakan akal sehatnya dan hati yang bersih," sebutnya.

Menuruntya, akal yang sehat dan hati yang bersih itu juga harus dimiliki oleh penyelenggara yang mendapatkan amanah. Sehingga, kata dia, bisa menjalankan amanah untuk menegakkan keadilan.

"Itu tidak hanya bagi seluruh anak bangsa tapi khususnya bagi penyelanggara negara yang mendapatkan amanah untuk bagaiamana menegakkan keadilan dalam rangka mewujudkan kemaslahatan bersama," pungkasnya.

Simak juga Video 'Rancangan Jadwal Pilkada Serentak: Pencoblosan Digelar 27 November':






(lir/azh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork