Elite NasDem menanggapi pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) yang bicara soal peluang bergabungnya kubu Anies-Cak Imin dengan kubu Ganjar-Mahfud. Apa kata mereka?
Waketum NasDem Ahmad Ali mengatakan partainya sampai saat ini tidak bicara perihal penggabungan koalisi. NasDem berfokus pada pemenangan pilpres dan pileg.
"Kita hari ini fokusnya bagaimana melaksanakan pemilu 14 Februari 2024, jadi itu dulu fokusnya. NasDem fokus pada persoalan itu," kata Ali kepada wartawan, Kamis (11/1/2024).
Setelah itu, jika memang pilpres terjadi dua putaran, barulah partainya bicara potensi yang ada. Ali menekankan semua kemungkinan bisa saja terjadi.
"Dari situ kemudian kita akan melihat gimana potensinya seperti apa. Kemungkinan-kemungkinan semua bisa terjadi, sehingga menurut saya bahwa kita fokus untuk pemenangan pilpres-pileg 2024. Terlalu dini untuk kemudian kita menyampaikan rencana ke depan," ucapnya.
Ali mengatakan bergabung ke kubu mana pun memiliki peluang yang sama besar. Ali tidak sepakat jika tujuan bergabung ke suatu koalisi didasari untuk saling menjatuhkan.
"Semua kemungkinan terjadi, tapi bagi saya itu suatu hal yang tidak praktis dibicarakan. Kemungkinan bergabung dengan 02 sama saja peluangnya bergabung dengan 03. Saya tidak sepakat kita berkoalisi karena untuk mengalahkan seseorang, bukan karena kebencian dan lain-lain," ujarnya.
Ali mengatakan sampai saat ini pun belum ada pembicaraan di kalangan internal NasDem terkait penggabungan koalisi. Demikian juga dengan partai lain, Ali menegaskan belum ada yang mencoba berkomunikasi dengan NasDem.
"Sampai hari ini, saya sebagai Waketum, belum tahu ada omongan itu. Kemarin saya ketemu sama Ketum (Surya Paloh) juga nggak ada bicara hal tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Bendum NasDem Ahmad Sahroni menyebut pembicaraan resmi terkait urusan penggabungan koalisi belum ada. Dia menegaskan politik sangat dinamis.
"Pembicaraan resmi belum ada, tapi komunikasi politik biasa sudah dilakukan. Politik kan sangat dinamis sekali. Jadi apa pun prosesnya ke depan, kita lihat perkembangan," ujarnya. Sahroni menjawab pertanyaan soal peluang bergabungnya NasDem dan PDIP di putaran kedua Pilpres 2024.
Sahroni kemudian menyebutkan ke mana kemungkinan pihaknya akan merapat. "Kemungkinan ke 03 saja," ujar Sahroni.
Sebelumnya, JK bicara soal peluang bergabungnya koalisi 01 dan 03. JK memandang koalisi baru biasanya tergantung urutan pemenang partai politik (parpol) dalam Pemilu 2024.
"Biasanya yang selalu bersatu itu, yang nomor, artinya partai yang ranking-nya ya, bukan nomornya, ranking 2 dan 3 biasanya itu sehingga bikin koalisi baru. Saya juga dulu waktu 2004, kan banyak partai itu, ada koalisi baru, tapi kita tetap menang," kata JK saat ditemui di kediamannya, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
Saat ditanya soal keyakinan koalisi baru terbentuk, JK kembali menegaskan semua itu tergantung keputusan parpol. Menurutnya, parpol berhak menentukan arah partainya berlayar.
"Ya tergantung partai masing-masing dan selalu begitu. Ini asal level 3, maka yang menentukan suara itu yang terakhir di mana diarahkan partainya," tegasnya.
Simak juga 'JK soal Debat Pilpres: Selain Gagasan, Orang Ingin Tahu Integritasnya':
(eva/gbr)