Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md memilih menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo ketimbang Anies Baswedan karena menilai koalisi perubahan yang mau pecah. Merespons ucapan Mahfud, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan sudah tepat Anies memilih Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendampingnya di Pilpres 2024.
"Sudah benar Pak Anies pilih Cak Imin. Namanya juga jodoh dan memang saling melengkapi," kata Daniel Johan kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Meski begitu, Daniel Johan mengatakan pihaknya menghargai Mahfud. Dia mengajak semua paslon untuk saling menjaga proses demokrasi dan memastikan pemilu berjalan lancar.
"Kita juga hargai kematangan sikap Pak Mahfud. Ke depan penting bagi semua pasangan saling menjaga dan memastikan pemilu dan pilpres berjalan jurdil, sehingga hasilnya merefleksikan pilihan sejati rakyat dan legitimate," ujarnya.
Sebelumnya, Mahfud Md menjelaskan alasannya menerima tawaran Ganjar Pranowo ketimbang Anies Baswedan sebagai pasangan pada Pilpres 2024. Mahfud mengungkapkan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan mengapa menolak pinangan Anies dan menerima Ganjar.
Hal itu diungkap Mahfud saat sesi tanya jawab dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023). Mahfud pertamanya menjelaskan alasan menolak pinangan Anies.
"Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, 'Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?" kata Mahfud.
"Saya bilang waktu itu 'tidak'. Kenapa? 'Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah'. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi," lanjutnya.
Lihat juga Video 'Jubir Cerita Awal Mula Duet AMIN: PKB Ultimatum soal Pencalonan Cawapres':
Simak selengkapnya soal penjelasan Mahfud tolak 'pinangan' Anies di halaman berikutnya.
(eva/aud)