11 Pakar Hukum-Politik Jadi Panelis Debat Dinilai Bisa Kuliti Gagasan Paslon

Andi Saputra - detikNews
Senin, 11 Des 2023 00:02 WIB
Rifandy Ritonga (Foto: Dok. Pribadi Rifandy Ritonga)
Jakarta -

Munculnya 11 nama yang ditunjuk KPU RI untuk menjadi panelis debat capres-cawapres disambut positif masyarakat. Menurut akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL), Rifandy Ritonga, debat capres akan berjalan seru dan bermutu dengan masuknya para pakar di bidangnya itu.

"11 orang yang akan menjadi panelis hampir keseluruhannya berasal dari kampus, tentu ini hal yang tepat jika kampus selalu diberikan porsi yang penuh. Karena kejernihan berfikir dan pandangan yang luas apa yang menjadi akar rumput masalah bangsa ini ya dilihat dari kampus, melalui Tri Draharmanya," kata Rifandy Ritonga kepada wartawan, Minggu (11/12/2023).

Menurut Rifandy Ritonga, momentum debat Capres dan Cawapres ini sangat penting untuk disuguhkan dan yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia.

"Semua masyarakat akan dapat melihat pertarungan pemikiran dan argumentasi dari 3 paslon atas berbagai tema dan pertanyaan yang akan dilontarkan oleh para Panelis," ucap Rifandy Ritonga.

Kehadiran 11 panelis berlatar belakang akademisi itu diyakini menjadikan materi debat semakin berbobot.

"Sudah pasti, keinginan dan harapan pada debat kali ini adalah debat dengan isi perdebatan yang rasional, debat yang substansial dan debat yang komprehensif terhadap permasalahan bangsa saat ini dan yang akan datang," ucap pengurus Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (AP HTN-HAN) itu.

Menurut Rifandy Ritonga, sejatinya visi misi capres sudah ada dalam UUD 1945 dan konstitusi. Dia menyebut kepala negara yang nantinya terpilih akan menjalankan visi dan misi konstitusi.

"Jika mengulas kembali visi dan misi masing-masing Paslon kita berharap ini tidak ada karena bukan pada tempatnya. Terkait dengan visi misi sebenarnya kita sudah tuntas bahwa visi misi Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan yang nantinya terpilih adalah menjalankan visi misi konstitusi," papar Rifandy Ritonga.

Penunjukan 11 nama itu dinilai sudah tepat dan mumpuni di bidangnya. Dia berharap publik lebih mudah menentukan pilihannya usai menyaksikan debat.

"Karena tema debat pertama meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga, kita berharap 11 panelis akan bekerja keras untuk dapat memberikan warna debat yang berkualitas, supaya nantinya masyarakat terdidik untuk memilih mana yang layak untuk menakhodai kapal besar ini berlayar di samudra dunia," tegas Rifandy Ritonga.

Berikut 11 nama panelis itu:

1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember (FH Unej), Prof Bayu Dwi Anggono. Prof Bayu menjadi salah satu profesor hukum termuda di Indonesia, yaitu di usia 39 tahun. Prof Bayu menyandang profesor di Bidang Ilmu Perundang-undangan.

2. Dari UNS Solo, Dr Agus Riewanto dipercaya KPU RI masuk salah satu panelis. Pakar hukum tata negara itu sudah malang melintang di dunia akademis. Kepakarannya kerap dipakai sebagai ahli di Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA) hingga berbagai forum ilmiah.

3. Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpadj, Bandung Prof Susi Dwi Harijanti. Susi juga menjadi salah satu pelapor pelanggaran kode etik Ketua MK Anwar Usman. Hasilnya, Anwar Usman dicopot dari kursi Ketua MK karena melakukan pelanggarat berat yaitu ikut mengadili putusan syarat capres-cawapres sehingga memiliki konflik kepentingan disebabkan keponakannya, Gibran Rakabuming bisa menjadi cawapres dengan putusan MK itu.

4. Pakar hukum Universitas Andalas Khairul Fahmi bergabung dengan panelis. Selain sebagai dosen, Khairul Fahmi juga pernah menjadi anggota KPU Agam pada 2007-2008. Fahmi juga tercatat sebagai advokat.

5. Ahli hukum tata negara dari Universitas Diponegoro (Undip) Prof Lita Tyesta. Seperti dengan Prof Bayu, Prof Lita juga merupakan guru besar di bidang Ilm Perundang-undangan.

6. Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas'udi. Wawan meraih S1 dari UGM dan S2 dari University of Adger, Norwegia dan gelar PhD diraihnya dari University of Melabourne, Austria.

7. Pakar politik dari UGM Mada Sukmajati menyelesaikan S1 di UGM. Adapun gelar master Mada dari National Graduate Institute for Policy Studies di Tokyo, Jepang dan S3 di Heidelberg University di Jerman.

8. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto. Nama Gun Gun sempat ramai menghiasi media saat menjadi pengamat politik pada Pemilu 2014, Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2019.

9. Ahli politik dari Universitas Cendana (Undana), Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rudi Rohi. Rudi meraih gelar S3 dari Fisipol UGM.

10. Mantan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. Ahmad Taufan Damanik sehari-hari adalah dosen Sosiologi di Fisip Universtas Sumatera Utara (USU). Gelar S2 nya didapat dari University of Essex, Inggris.

11. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Al Makin yang juga Rektor UIN Sunan Kalijaga periode 2020-2024. Al Makin merupakan pemikir Islam yang sudah dikenal luas. Tulisan Prof Al Makin sudah tersebar di berbagai negara.




(asp/lir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork