Hal itu disampaikan Ganjar dalam sambutannya di acara pertemuan TPD, Caleg, dan Massa Partai dan Relawan di SRITI Convention Hall, Palu, Sulteng, Senin (4/12/2023). Ganjar mengatakan dirinya dan Mahfud Md telah kenal lama sejak berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Kami berproses cukup banyak, ketika Pak Mahfud tahun 2019 ingin, bukan ingin, ada cerita akan mendampingi Pak Jokowi, sudah menjahit baju putih, Allah menentukan lain. Tidak jadi," kata Ganjar.
Saat itu, kata dia, Mahfud mendatangi rumah dinasnya di Semarang. Ganjar menuturkan Mahfud pun meminta dukungan darinya.
"Beberapa hari sebelum itu, beliau datang ke rumah saya, di rumah dinas, di Semarang, dan kami berdua makan dan ngobrol di meja makan sana, saya agak jarang mengundang tamu makan di meja makan rumah dinas, sangat agak jarang. Beliau satu-satunya yang saya undang untuk masuk, untuk diskusi," ungkapnya.
"Beliau sampaikan 'Mas Ganjar tolong dukung saya, insyaallah saya mau jadi cawapres', pasti saya dukung," sambung dia.
Setelahnya, Ganjar mengatakan dia dan Mahfud banyak membuat diskusi-diskusi di UGM. Namun, dia mengatakan takdir berkata lain, Mahfud pun tidak jadi menjadi cawapres pendamping Jokowi saat itu.
"Ternyata Allah berkehendak berbeda, baju itu disimpan dan ternyata kira-kira mungkin begini, 'Prof Mahfud baju kelak nanti akan kamu pakai 5 tahun lagi'," ucap dia.
"Dan itulah proses-proses yang secara spiritual manusia tidak pernah tau," imbuhnya.
(amw/eva)