Bahas Emisi dan Macet, Ganjar Ungkit Obrolan soal Bisnis Mobil JK

Anggi Muliawati - detikNews
Kamis, 23 Nov 2023 15:28 WIB
Ganjar Pranowo (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyinggung masalah emisi dan juga macet di Jakarta. Ganjar menyebut meski banyak protes soal macet, ternyata pengguna kendaraan pribadi tetap banyak.

Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan: Menelaah Gagasan dan Komitmen Calon Pemimpin Indonesia, di Hotel Le Meridian, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023). Ganjar mengungkit produksi emisi karbon yang terus meningkat sembari menyoroti macet di Jakarta.

"Ternyata emisi CO2 kita meningkatnya cukup signifikan. Jadi bukan turun, tapi naik. Dan kalau kita lihat penjualan kendaraan bermotor ya relatif lah, relatif naik terus, begitu. Dan sekarang ketika kita sedikit agak dipaksa untuk masuk ke kendaraan listrik, katakan, harus berkejar-kejaran dengan infrastruktur. Artinya apa, kemudahan," kata Ganjar.

Ganjar menyebut kemudahan yang dimaksud yakni charger atau pengisi daya kendaraan listrik yang belum ada di banyak tempat. Ganjar menyebut keluhan seperti ini harus dihadapi karena ingin mengawali suatu transisi.

Selain itu, Ganjar menyebut dirinya mengikuti sejumlah isu seperti kenaikan permukaan laut dan subsidensi tanah atau penurunan muka tanah. Menurut Ganjar, yang lebih cepat muncul yakni penurunan muka tanah seperti di Semarang dan Demak. Namun, katanya, kenaikan permukaan laut juga berpengaruh.

"Apapun itu, pasti ada faktor eksternal. Ya pemanasan global lah. Kemudian dari pemanasan global kita ulik satu per satu kita akan nemu, hutannya makin gundul, kotanya makin padat, kendaraan digunakan dan gas buang emisinya menjadi tinggi. Kita protes tapi kita tidak melakukan, itu jujur harus kita akui. Kita protes, tapi kita tidak melakukan," ujar Ganjar.

"Macet, tapi tetap aja naik mobil pribadi. Iya nggak?" kata Ganjar.

Ganjar lanjut membahas macet di Jakarta dan sistem ganjil genap.

"Macet, apa namanya menggunakan kalau di Jakarta, genap ganjil, ya kita beli mobilnya ntambah satu," sambungnya.

Ganjar lantas menceritakan obrolan dirinya dengan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK. Saat itu, kata Ganjar, JK bercerita jika dirinya mengaku kebingungan lantaran hasil dari dealer meningkat, namun produk emisi karbon pun ikut meningkat.

"Satu ketika, Pak Jusuf Kalla ngobrol sama saya, menarik obrolannya. 'Njar, aku ini kan dealer. Jadi kalau orang mau bicara penghematan, tidak terjadi. Dia akan berbicara efisien. Begitu ada kemampuan, daya belinya dia tinggi, dia itu tidak bisa sharing. Contoh dia punya mobil, punya anak, punya istri, semuanya kerja. Nggak ada tuh yang berangkat bareng. Yang ada adalah membelikan kendaraan untuk anak, memberikan kendaraan untuk suami istri, dan akhirnya di rumah itu minimal akan ada tiga'," ungkap dia.

"Pengalaman itu beliau ceritakan ketika dealernya kemudian tambah laku. Daya beli makin tinggi, kendaraan juga makin tinggi," lanjut dia.

Ganjar pun menilai banyaknya kendaraan akan meningkatkan produksi emisi. Dia menyebut hal itu pun akan berdampak pada polusi udara.

"Sadar atau tidak, ternyata berkontribusi pada ini (produksi emisi karbon Indonesia meningkat). Jakarta tadi pernah menjadi sebuah cerita, tapi tidak hanya emisi gas buang dari kendaraan saja, termasuk tadi disampaikan salah satunya adalah dari cerobong cerobong asap," tuturnya.




(amw/gbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork