Pengamat Sebut Elektabilitas PAN Moncer karena Gencar Sosialisasi

Dea Duta Aulia - detikNews
Rabu, 04 Okt 2023 17:15 WIB
Foto: PAN
Jakarta -

Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi kembali masuk DPR pada Pemilihan Legislatif 2024. Hal itu merujuk hasil riset Lembaga Survei Indonesia periode 18-20 September 2023, dukungan kepada PAN mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4%.

Dalam survei tersebut, elektabilitas terbesar PAN disumbang pemilih dari Sumatra 7,1%, Jawa Tengah (Jateng) dan DIY 5,5%, dan Jawa Barat (Jabar) 5%. Namun, dukungan terbesar dari masyarakat perkotaan (5%) daripada pedesaan (2,9%).

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan tidak tahu pasti apa saja faktor yang mendorong peningkatan dukungan kepada PAN. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, kenaikan itu dipengaruhi masifnya sosialisasi PAN melalui berbagai kanal.

"Di data saya, faktor utama peningkatan adalah sosialisasi PAN. Jadi, kita punya pertanyaan, 'Dalam 1 bulan terakhir, partai-partai mana yang sering ibu/bapak lihat di TV, radio, koran, sosial media, spanduk, baliho?' Nah, PAN itu naik signifikan. Hanya kalah dibanding PDI Perjuangan dan Gerindra," katanya dalam keterangan, Rabu (4/10/2023).

"Nah, apakah sosialisasi PAN ini memuat di antaranya jingle PAN yang viral itu? Mungkin saja, tetapi jingle PAN itu masuk ke dalam kategorisasi sosialisasi," sambungnya.

Burhanuddin melanjutkan PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).

"Beberapa bulan sebelumnya, PAN biasanya sosialisasi rendah," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan sependapat dengan Burhanuddin. Dia berpendapat faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan dukungan kepada PAN adalah sosialisasi.

Dia menjelaskan demikian lantaran efek ekor jas (coat-tail effect) atas tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinikmati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sekalipun bagian dari pendukung pemerintahan, asosiasi PAN dengan Jokowi tidak sekuat PDIP.

"Jokowi pun bukan dianggap tokoh yang representasi PAN. Apalagi, kalau kita ingat pada pemilu sebelumnya, PAN itu partai yang berkoalisi dengan lawannya Pak Jokowi. Jadi, kalau mau ikut atribusi dengan ketokohan Pak Jokowi tidak bisa," ungkapnya.

"Maka, satu-satunya faktor yang mempengaruhi peningkatan suara PAN adalah peningkatan faktor sosialisasi," sambungnya.

Djayadi menambahkan tokoh lokal juga bisa menjadi faktor yang turut menyumbangkan tingkat dukungan publik terhadap partai politik (parpol) mengingat pileg sejatinya adalah pertarungan domestik di daerah pemilihan (dapil). Namun, dia menilai para tokoh lokal tersebut belum bergerak secara masif.

Faktor berikutnya yang bisa mempengaruhi adalah faktor ketokohan di tingkat lokal. Menurutnya, pemilu legislatif sejatinya adalah pemilu lokal, di mana pertarungan sesungguhnya ada di dapil. Jika sebuah partai di tingkat lokal meningkat gerakannya, hal itu bisa membantu elektabilitas partai secara keseluruhan.

"Karena itu, faktor apa yang paling mungkin memengaruhi PAN? Ya, soal sosialisasi," jelasnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Simak juga 'Saat Sampai Mana Kemungkinan Gibran jadi Cawapres Prabowo?':






(ncm/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork