Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal 'lari pagi' sebagai analogi kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia ke depannya. Jokowi meminta pemimpin harus 'maraton'.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno memaknai analogi Jokowi itu dengan proses pembangunan panjang yang memerlukan konsistensi dan berkesinambungan.
"Negara bangsa yang maju, di mana pun, merupakan proses pembangunan panjang yang konsisten berkesinambungan. Konsisten dalam mengkonversi kebajikan menjadi kebijakan. Presiden tepat bicara soal transformasi pada masa-masa jelang transisi seperti ini," kata Hendrawan kepada wartawan, Kamis (10/8/2023).
Hendrawan mengatakan masa-masa transisi ini tidak boleh mengganggu proses menuju negara maju. Menurutnya,
"Transisi tidak boleh menggangu permanensi aspirasi untuk menjadi negara maju. Transisi tidak boleh menarik mundur momentum akselarasi yang sudah dipersiapkan lama," ujarnya.
Lebih lanjut Hendrawan menilai diksi maraton yang digunakan Jokowi itu sangat pas.
"Diksi 'maraton' sangat pas. Soalnya pelari maraton harus menjaga konsistensi stamina, daya juang, dan kesadaran untuk tidak mudah menyerah," ujar dia.
Untuk diketahui, analogi 'lari pagi' itu disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Kepresidenan pagi tadi. Berbagai hal dibahas, utamanya soal pertumbuhan ekonomi yang dikaitkan dengan 'lari pagi' tersebut.
Baca juga: Jokowi Akui Nyaman Saat Disopiri Prabowo |
Jokowi mulanya mengatakan momentum baik pertumbuhan ekonomi perlu dijaga, agar dalam kurun waktu 15 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara maju dengan pendapatan di atas 10 ribu USD per kapita. Jokowi bicara Indonesia butuh sosok pemimpin berani sebagai suksesornya.
Jokowi lalu bicara soal 'lari' sebagai analogi kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia ke depannya. Sang Presiden menyinggung soal lari pagi.
"Larinya jangan lari pagi, kalau lari pagi mudah, harus lari maraton, kuncinya di endurance," kata Jokowi dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media, Kamis (10/8).
(fca/maa)