Kolong jalan Tol Angke 2 Jelambar, Jakarta Barat (Jakbar), dijadikan tempat tinggal oleh sejumlah keluarga. Meski di kolong tol, warga bisa mendapatkan listrik dan air. Dari mana asalnya?
Saat detikcom menelusuri kolong jalan tol itu pada Sabtu (17/6/2023), setiap rumah memiliki lampu penerangan sendiri. Beberapa rumah yang letaknya tepat di kolong jalan tol pun menyalakan lampu rumahnya untuk menambah penerangan.
Namun setelah ditelusuri, detikcom tidak menemukan kabel atau token listrik di permukiman liar itu. Salah seorang warga mengaku, setiap bulannya ia membayar listrik sebesar Rp 100 ribu kepada orang yang bertanggung jawab.
"Ada (listrik di sini)," kata seorang warga yang tinggal di situ.
"Nggak tahu (bayar ke mana), ada orang sini yang suka mintain. Ada yang megang wilayah sini. Perbulan Rp 100 ribu," ujarnya.
Selain listrik, warga Kolong Tol Angke mengaku harus membeli air untuk dikonsumsi. Namun, air untuk keperluan mandi dan mencuci, warga setempat mengatakan masih terdapat sumur di setiap rumah.
"Air buat minum beli air ledeng Rp 8 ribu satu jeriken. Kalau air buat mandi mah ada masing-masing rumah, sumur. Soalnya kan masih banyak peninggalan orang-orang sini, bekas rumah dulu," ungkapnya.
Saat ditanya, ternyata kawasan tersebut dulunya merupakan kawasan permukiman warga. Namun karena adanya pembangunan Jalan Tol Angke, membuat warga harus merelakan rumahnya digusur dan pindah ke rusun yang sudah disediakan pemerintah pada saat itu.
"Saya aslinya lahir di sini. Dulu kan ibu punya rumah di sini, banyak rumah warga. Terus tahun 1993 digusur, karena mau bikin tol. Terus saya pindah ke Batu Ceper, Tangerang. Karena orang tua sudah meninggal saya balik lagi ke sini," tutur salah seorang warga.
Tonton juga Video: Penampakan Buaya Masuk ke Permukiman Warga di Luwu Utara
(zap/hri)