Satu Hal yang Disepakati Airlangga dan AHY Saat Berjumpa

Tim detikcom - detikNews
Senin, 01 Mei 2023 05:59 WIB
AHY dan Airlangga di Cikeas (Foto: Rizky Adha/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dari pertemuan tersebut, terdapat satu hal yang disepakati Airlangga dan AHY.

Pertemuan ini diketahui dilakukan di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023). Dari pertemuan, Airlangga mengatakan, Golkar dan Demokrat sepakat bahwa dalam pemilu pemenang tidak mengambil semuanya.

"Dan ke depan Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner takes it all," kata Airlangga usai pertemuan.

Menko Perekonomian itu menjelaskan, Golkar dan Demokrat ingin demokrasi di Indonesia tidak seperti di Amerika Serikat. Golkar dan Demokrat, lanjutnya, ingin siapapun pemenang di Pemilu 2024, semua pihak akan bersama-sama membangun bangsa dan negara.

"Artinya kita ingin Indonesia raya, kita bukan seperti di Amerika, demokrasi yang kebarat-baratan itu demokrasi yang the winner takes it all. Sementara kita demokrasi Pancasila. Jadi siapapun yang menang mari sama-sama bangun negeri. Sama seperti tadi pertandingan voli misalnya begitu ada yang juara, pembentukan timnas kan bukan dari juara itu sendiri," tuturnya.

Airlangga melanjutkan, Golkar dan Demokrat menyadari pentingnya kesatuan politik pasca-pemilu. Golkar dan Demokrat, kata dia, enggan pesta politik lima tahun sekali di Indonesia berakhir memecah belah bangsa.

"Kita ingin politik nuansanya seperti itu, sehingga pesta politik yang berbahagia. Bukan pesta politik yang membelah bangsa ini jadi dua. Karena yang paling kita khawatirkan kalau bangsa ini terbelah dengan politik identitas, di ekonomi ada istilah scar, luka yang dalam. Demikian juga politik, luka yang dalam dan tidak dalam waktu dekat dia sembuh," papar Airlangga.

"Ini yang ingin kita tinggalkan, posisi nggak harus bareng tapi yang paling sulit dalam posisi berbeda kita tujuan sama. Pertaruhan kita 10 tahun ke depan, Indonesia masuk bonus demografi yang akan berakhir di tahun 2038. Maka kesatuan politik pasca-pemilu itu penting. Tapi persatuan politik pasca-pemilu nggak bisa terjadi kalau tidak dirintis dari sekarang," imbuhnya.

Simak halaman selanjutnya.

Saksikan juga Sosok minggu ini: Nestapa di Balik Spongebob yang Jenaka






(dwia/lir)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork