Rommy: Buat PPP Lebih Untung Sistem Coblos Gambar Partai

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 09 Mar 2023 06:43 WIB
Jakarta -

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy atau Rommy menilai sistem proporsional tertutup atau coblos partai lebih menguntungkan dibanding dengan proporsional terbuka. Dia menyebut, PPP ada kemungkinan mendapat suara lebih tinggi jika coblos partai.

"Kalau bicara terbuka-tertutup. Analisa kita, lebih menguntungkan tertutup," kata Rommy dalam acara Adu Perspektif, detikcom x Total Politik, dengan tema 'Dilema Koalisi, Nasib Pemilu, dan Pengganti Jokowi,' Rabu (8/3/2023).

Rommy menyebut, secara ideologis, PPP memiliki keuntungan karena memiliki lambang partai berupa ka'bah.

"Pertama alasan ideologis. Menyampaikan gambar ka'bah sebagai bahan kampanye itu lebih mudah dibandingkan kampanyekan orang perorang," ucap Rommy.

"Karena ini partai lama, lambang ka'bah adalah lambang ideologis dari seluruh partai. Dari survei digelar, itu lambang paling ideologis lambang PPP," katanya.

Alasan lain adalah pertarungan saat pemilu pun lebih mudah dibandingkan dengan proporsional terbuka.

"Jadi kalau kemudian, kalau bertarung di satu daerah pemilihan petarungnya ada tiga, begitu diputus tertutup, satu banding satu," kata Rommy .

"Kalau terbuka, nomor satu kita lawan tiga nomor-nomor mereka, dan (nomor) bawah kita nggak bergerak karena lemah," katanya.

Rommy pun bicara biaya politik proporsional tertutup lebih murah dibandingkan proporsional terbuka. Jika biaya politik mahal, maka orientasi caleg adalah balik modal.

"Biaya kampanye proporsional terbuka, dari negara tinggi, caleg tinggi. Apa konsekuensinya? Caleg biaya lebih tinggi yang dipikir adalah mengembalikan uang," ucapnya.

Kemudian, Rommy pun bicara alasan konstitusional. Disebut, pemilu legislatif (pileg) adalah pertarungan partai politik.

"Peserta pemilu adalah partai politik, bukan orang perorang. Kalau orang perorang ke DPD," katanya.

Selain itu, PPP pun disebut punya pengalaman bagus saat pemilu dijalankan dengan proporsional tertutup.

"Kami memiliki pengalaman lima kali bertarung di Pileg dengan proporsional tertutup. Dan di situ, angka-angka terbesar dalam sejarah dibanding proporsional terbuka," ucapnya.




(aik/haf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork