Gerindra Membantah
Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Habiburokhman merespons pernyataan Fahri Hamzah. Dia menepis adanya bohir dalam pembiayaan Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
"Saya nggak berani tafsirkan pernyataan Pak Fahri. Memang pembiayaan Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu cukup mahal," kata Habiburokhman kepada wartawan, Kamis (9/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habiburokhman pun buka-bukaan terkait pembiayaan politik Gerindra ditopang secara bersama-sama di kalangan kader saat itu. Menurutnya, setiap kader menyerahkan iuran dengan nominal yang berbeda-beda.
"Tapi setahu saya saat itu kami mengatasinya bukan dengan melibatkan bohir, kami menerapkan sistem gotong royong," ujarnya.
"Saat itu seluruh anggota DPR RI Gerindra iuran minimal Rp 200 juta per orang. Begitu juga seluruh anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten dengan nilai yang lebih kecil. Di bidang advokasi para pengacara ACTA (Advokat Cinta Tanah Air) juga membiayai aktivitas advokasi dengan iuran," lanjut dia.
Namun demikian, dia pun tak menutup kemungkinan soal Anies yang diisukan terlibat perjanjian utang-piutang dengan Sandiaga Uno sebesar Rp 50 miliar pada Pilgub DKI lalu.
"Kalau Pak Sandi meminjamkan Rp 50 M kepada Pak Anies ya mungkin saja," katanya.
(maa/maa)