Go Green untuk Bumiku

Go Green untuk Bumiku

- detikNews
Sabtu, 03 Mei 2008 10:43 WIB
Jakarta - Tanggal 22 April lalu kita baru saja memperingati hari Bumi. Sebuah momentum bagi kita untuk menengok kembali apa yang sudah kita perbuat bagi penyelamatan bumi dari kerusakan. Ancaman serius yang kini dihadapi bumi adalah global warming atau sering disebut pemanasan global.

Dunia kini baru menyadari bahwa ancaman ini sangat serius. Berdasar prediksi pada tahun 2050 nanti seluruh es di kutub utara akan mencair dan puluhan ribu pulau akan tenggelam termasuk ribuan pulau di Indonesia.
Β 
Kini, siapa yang bisa mencegah ancaman itu? Untuk mencegah mungkin sulit dilakukan karena saat ini masih banyak negara-negara besar yang kurang care terhadap kondisi ini. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah memperlambat dampak global warming tersebut. Go green merupakan sebuah slogan yang mengingatkan kembali agar kita perduli kembali kepada bumi yang kian renta ini.

Gas buang ratusan ribu kendaraan baik motor, mobil, bus, dan kendaraan-kendaraan lainnya jika dikumpulkan akan menimbulkan panas yang luar biasa bagi bumi ini. Belum lagi ratusan ribu pabrik yang juga mengeluarkan panas akibat proses produksi. Bayangkan saja jika hal ini terjadi di seluruh negara di dunia ini. Betapa bumi ini setiap hari merasakan panas yang begitu dasyat. Maka tak heran jika semakin lama suhu bumi semakin tinggi dan es di kutub akan semakin mencair.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang akan kita perbuat untuk menyelamatkan bumi ini? Kegiatan menanam kembali tumbuh-tumbuhan, mengurangi efek rumah kaca, mengurangi pemakaian freon, mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, menghemat pemakaian listrik, menghemat pemakaian air, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan masih banyak lagi yang bisa kita perbuat mengurangi suhu panas ini.

Kesadaran untuk melestarikan bumi ini harus berasal dari semua pihak. Dari hal yang paling kecil seperti membuang sampah sembarangan, menanam satu pohan, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk industri, sampai dengan regulasi sebuah negara sangat diperlukan.

Sangat ironis, di saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan penanaman 1 juta pohon untuk penghijauan, namun di lain tempat banyak orang ramai-ramai melakukan praktek illegal loging tanpa niat sedikit pun untuk menanam kembali apa yang telah mereka potong.

Ironis, di saat masyarakat diminta untuk berhemat bahan bakar minyak dan beralih ke bahan bakar alternatif, namun di satu sisi banyak pejabat-pejabat yang dengan mobil mewah ber-cc besar menghambur-hamburkan bahan bakar minyak.

Ironis, di saat peraturan mengharuskan minimal 30 persen lahan hijau dalam tata ruang perkotaan, di satu sisi banyak pejabat yang menghalalkan segala cara mengorbankan lahan hijau untuk pembangunan mal dan pusat-pusat perbelanjaan.

Jika kita benar-benar peduli dengan masa depan bumi ini, slogan Go Green yang
diusung salah satu stasiun televisi swasta hendaknya menjiwai setiap masyarakat Indonesia. Hanya dengan menanam pohon kita sudah sangat membantu. Menurut seorang pakar satu pohon berpengaruh langsung terhadap ancaman global warming. Selain bisa melestarikan air tanah pepohonan juga bisa menyerap CO2 sebagai hasil gas buang kendaraan dan pabrik.

Kini saatnya pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku perusakan hutan di Indonesia. Sebagai paru-paru dunia, Indonesia memiliki kepentingan yang besar untuk menjaga keseimbangan ekosistem ini. Kini saatnya pemerintah juga harus tegas dalam mengatur pemakaian bahan bakar minyak dan mencari alternatif-alternatif bahan bakar ramah lingkungan.

Tentunya kesadaran akan pentingnya menjaga bumi ini harus menjadi tanggung jawab bersama, masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Harus memiliki satu misi untuk menyelamatkan bumi dari ancaman global warming ini. Mudah-mudahan Go green bukan hanya sebagai slogan semata. Namun, menjadi gaya dan cara hidup kita untuk menyelamatkan bumi kita.

Atur Toto Sulistyanto
Wisma Kodel Lt 2 Jakarta
atur@swara.tv
08999990207
(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads