Ustaz Abdul Somad bicara soal kepercayaan publik terhadap institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Menurutnya, upaya Polri dalam membangun citra positif harus dimulai dari bawah yakni Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan publik.
Hal itu disampaikan oleh UAS saat mengisi ceramah di Mabes Polri, Jumat (26/9/2025). UAS awalnya bicara bagaimana mempengaruhi opini publik bukan dengan media sosial, tetapi dengan menggerakkan Bhabibkamtibmas sebagai ujung tombak Polri.
"Jadi kalau ada orang yang mengatakan bagaimana cara kami ustaz, memperbaiki imej, karena masyarakat, opini publik itu, opini masyarakat secara umum itu bagaimana cara mempengaruhinya? Kalau pakai medsos kita capek, lelah," kata UAS.
Menurut UAS, memberdayakan Bhabinkamtibmas adalah cara yang paling efektif. Sebab, Bhabinkamtibmas adalah garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Jadi cara paling efektif ialah ia memberdayakan yang ada, jadi bagaimana Bhabinkamtibmas ujung tombak, bumper yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Bhabinkamtibmas yang bisa jadi imam, yang pengajian ibu-ibu sore," katanya.
Ia mencontohkan Bhabinkamtibmas yang mengajar ngaji anak-anak dan ibu-ibu akan lebih didengar ketimbang upaya-upaya yang dilakukan melalui media sosial. Sebab, dengan begitu, masyarakat bisa merasakan langsung bagaimana kehadiran polisi di tengah-tengah mereka.
"Kenapa saya fokus pengajian ibu-ibu, karena ibu-ibu sore wirid Yasin habis Hari Jumat ba'da Ashar itu adalah ras manusia terkuat kita," ucapnya.
UAS lantas menyinggung bagaimana ibu-ibu 'ras terkuat di bumi' akan memiliki pandangan berbeda jika Bhabinkamtibmas itu memberikan contoh positif kepada masyarakat.
"Karena semua, bapak-bapak takut sama ibu-ibu dan beberapa kapolda kabarnya itu di rumah itu ada 'Kapolri' (istri kapolda-red)," katanya sambil berseloroh.
"Jadi kalo imamnya Bhabinkamtibmas, yang ngajar ngaji anaknya malam itu Bhabinkamtibmas, yang ngajar istrinya pengajian sore itu Bhabinkamtibmas, lalu datang orang mau memprovokasi bahwa polisi jahat, sulit. Kenapa, karena orang ketika dikatakan gitu 'ya nggak mungkin orang imam kami di solat polisi kok'," pungkasnya.
(mea/dhn)