Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau diguyur hujan deras dini hari tadi. Hujan turun setelah dilakukan operasi teknologi modifikasi (TMC) cuaca.
"Alhamdulillah, dini hari tadi hujan deras," ujar Kapolres Rokan Hilir AKBP Isa Imam Syahroni, Jumat (25/7/2025).
Hujan turun sekitar pukul 03.35 WIB dini hari tadi. Hujan turun di hampir seluruh kecamatan di Rokan Hilir. Di antaranya Kecamatan Kubu Babussalam, dan Kelurahan Kepenghuluan Pematang Ibul, Kecamatan Bangko Pusako.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hujan yang turun itu direkam oleh sejumlah polisi yang melaporkan kepada Kapolres AKBP Isa Imam Syahroni.
"Alhamdulillahirobbil 'alamin. Selamat pagi komandan, melaporkan situasi cuaca di Kepenghuluan Pematang Ibul turun hujan sangat dera," ujar polisi tersebut.
Sebagai informasi, Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu wilayah terluas yang terdampak karhutla. Operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk membantu pemadaman api di wilayah tersebut.
Hotspot Berkurang
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan adanya penurunan titik api (hotspot) yang cukup signifikan di Provinsi Riau. Jenderal Sigit menyampaikan penurunan titik hotspot ini berkat kerja keras dan kolaborasi yang baik Satgas Karhutla yang terdiri dari lintas sektoral.
"Tadi dilaporkan bahwa memang terjadi fluktuasi terkait puncak karhutla yang sudah terjadi, di mana tanggal 20 Juli 2025 terjadi peningkatan hotspot 586 titik, namun kemudian karena langkah-langkah tim yang tergabung dalam Satgas Karhutla, titik hotspot turun jadi 144 titik," kata Jenderal Sigit di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Kamis (24/7).
Jenderal Sigit kemudian menyampaikan, pada 22 Juli 2025, terdapat 11 titik api yang tersebar di 8 kabupaten dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Rokan Hilir. Pemprov Riau sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan sejak 22 Juli.
Kolaborasi Pentaheliks
Sebelumnya, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan kembali menekankan pentingnya kolaborasi pentaheliks dalam upaya memadamkan api yang membakar lahan di hampir seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Riau.
"Di fase darurat ini kita harus bisa memperbanyak kegiatan kolaboratif untuk memadamkan api, untuk memitigasi api di samping melaksanakan penegakan hukum yang adil dan transparan," kata Irjen Herry, Rabu (23/7).
![]() |
Irjen Herry Heryawan menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam upaya penanganan bencana karhutla ini. Selain water bombing, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melakukan modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan di titik hotspot.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. Menurunnya titik api dan berkurangnya asap di langit Bumi Lancang Kuning ini merupakan hasil dari kerja keras dan kolaborasi seluruh tim yang terlibat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.
"Berkat operasi secara terpadu baik operasi modifikasi cuaca mendatangkan hujan yang sudah beberapa kali turun hujan. Kemudian helikopter water bombing sudah melaksanakan operasi sudah ada tiga yang beroperasi di langit provinsi Riau," kata Suharyanto
"Kemudian operasi darat dari Satgas TNI/Polri, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, BPBD dan unsur-unsur terkait lainnya yang terus memadamkan api sehingga tidak menjadi besar. Mudah-mudahan kondisi ini bisa terus dipelihara dan ditingkatkan," ujarnya.