Dampak Penurunan Suku Bunga
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Dampak Penurunan Suku Bunga

Kamis, 26 Sep 2024 16:00 WIB
Edy Sutriono SE MM MSE
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
edy sutriono
Edy Sutriono (Foto: dok. pribadi)
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur memutuskan menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi sebesar 6 persen pada 18 September 2024. Langkah Bank Sentral tersebut sepertinya telah memperkirakan langkah yang akan ditempuh Federal Reserve. Keesokan harinya pada 19 September, Federal Reserve menurunkan suku bunga sebesar 50 bps. Mengamati selang beberapa hari sejak kedua kebijakan tersebut secara langsung mulai mempengaruhi beberapa indikator ekonomi dan keuangan.

Pelaku bisnis dan masyarakat mulai lebih tertarik melakukan pinjaman yang dapat meningkatkan uang beredar, likuiditas, dan permintaan terhadap barang dan jasa. Dalam teori Keynesian, penurunan suku bunga berpengaruh peningkatan investasi dan konsumsi. Kondisi tersebut akan lebih meningkatkan pertumbuhan kredit yang hingga Agustus mencapai 11,40 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit didorong oleh kredit modal kerja, yang tumbuh sebesar 10,75 persen, kredit investasi sebesar 13,08 persen, dan kredit konsumsi sebesar 10,83 persen. Selain itu, kredit syariah tumbuh sebesar 11,61 persen, dan kredit UMKM meningkat sebesar 4,42 persen. Namun likuiditas masih mengalami tren penurunan yang secara rata-rata harian dari minggu ketiga September pada level Rp 52,0 triliun menjadi sebesar Rp 33,0 triliun pada minggu keempat ini.

BI melalui operasi moneter masih menjaga inflasi dan kontraksi sehingga masih pada posisi sangat tinggi yang 20 September di level Rp 952,0 triliun. Kebijakan untuk menjaga dampak penurunan suku bunga bisa mendorong permintaan agregat, yang berpotensi meningkatkan inflasi yang memacu kenaikan pengangguran (Philips Curve).

Sektor properti kembali mengalami penguatan sejak awal Juli 2024 ditunjukkan dengan IDX Property yang mengalami kenaikan sebesar 31,24 persen dan pekan lalu mengalami kenaikan sebesar 2,45 persen atau rata-rata mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen. Harga komoditas minyak, batu bara, minyak bumi, dan emas juga mengalami kenaikan.

Dari sisi investor mencari alternatif yang berisiko dan return yang lebih tinggi dalam bentuk saham dan properti/aset. Pengaruh langsung penurunan suku bunga terlihat pada investasi obligasi atau pendapatan tetap yang mengalami penurunan yield obligasi 10Y menjadi sebesar 10,6 bps dan secara rata-rata turun sebesar 1,62 persen. Sementara dari pasar saham mengalami penguatan IHSG dalam dua hari terakhir. Indeks ditutup naik tipis 0,04% ke posisi 7.778,49 pada 24 September. Nilai transaksi perdagangan sebesar Rp 16,58 triliun, dengan volume perdagangan sebesar 22,00 miliar saham dengan frekuensi lebih dari 1,4 juta kali.

Hal yang perlu dicatat suku bunga yang rendah umumnya akan mendorong kenaikan harga aset karena penurunan discount rate dalam valuasi aset (teori asset pricing) dan bisa menciptakan asset bubble di berbagai sektor, terutama di pasar saham dan properti. Aliran dana asing ke pasar modal masih positif. Tetapi nilai pembelian bersih atau net foreign buy menciut menjadi hanya Rp 11,97 miliar di seluruh pasar, dari yang sebelumnya mencapai triliunan rupiah. Pembelian bersih di pasar reguler sebesar Rp 360,94 miliar. Di samping itu, investor asing juga tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 348,97 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Penurunan suku bunga BI-Rate berpotensi memperlemah nilai tukar rupiah karena mengurangi daya tarik aset dalam mata uang rupiah bagi investor asing. Namun, jika penurunan ini berkoordinasi dengan kebijakan global yang serupa (seperti FFR), dampaknya mungkin lebih moderat. Nilai tukar USD/IDR menurun di bawah pada level Rp 15.200 dari sebelumnya yang sebesar Rp 15.400 pada saat sebelum pemangkasan suku bunga. Dalam Mundell-Fleming Trilemma, negara harus memilih di antara tiga tujuan kebijakan: kebijakan moneter independen, kestabilan nilai tukar, dan aliran modal bebas.

Peningkatan pemberian kredit tanpa diimbangi dengan manajemen risiko yang baik dapat memicu kenaikan kredit bermasalah (non-performing loans/NPL), terutama di sektor usaha yang lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Dalam teori banking, penurunan suku bunga berpotensi mempersempit margin bunga bersih (net interest margin) bank, yang bisa berdampak pada profitabilitas perbankan.

Di sisi lain, permintaan kredit mungkin meningkat, tetapi bank juga menghadapi risiko kredit macet lebih tinggi. Pengawasan ketat terhadap pemberian kredit di sektor-sektor tertentu perlu dilakukan untuk menghindari lonjakan NPL. BI dan OJK harus mendorong perbankan untuk melakukan uji kelayakan yang lebih ketat dalam memberikan kredit, khususnya kepada sektor-sektor yang rentan.

Dengan suku bunga yang lebih rendah, sektor-sektor produktif seperti manufaktur, pertanian, dan UMKM dapat didorong untuk meningkatkan produksi melalui akses kredit yang lebih murah. Pemerintah juga perlu memberikan insentif pajak dan kemudahan regulasi untuk mendorong investasi di sektor-sektor ini.

Sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal sangat penting. Pemerintah harus memperkuat stimulus fiskal untuk mendukung penyerapan belanja negara, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur yang dapat menciptakan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Untuk menghindari kenaikan inflasi yang lebih awal dan cepat, BI dan pemerintah perlu memantau kondisi harga barang dan jasa serta mengatur kebijakan fiskal yang bersinergi. Penguatan pasokan pangan dan energi domestik bisa menjadi salah satu langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga.

Edy Sutriono, S.E, M.M, M.S.E Program Doktoral Universitas Brawijaya

(mmu/mmu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads