Pertamina untuk Indonesia: Inovasi Hidrogen untuk Energi Berkelanjutan

Kolom

Pertamina untuk Indonesia: Inovasi Hidrogen untuk Energi Berkelanjutan

Jimmy Wijaya - detikNews
Jumat, 13 Sep 2024 14:37 WIB
Pertamina
Foto: Istimewa
Jakarta -

Bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, ada beberapa catatan yang perlu dicapture dalam kajian energi. Sebagai perwira Pertamina, saya cukup meyakini jika energi terbarukan memiliki korelasi yang sangat kuat dengan kemerdekaan suatu bangsa.

Dalam konteks energi, mendorong upaya pembaruan energi, semakin memperkuat kedaulatan energi negara. Atas dasar itu dibutuhkan effort tinggi dalam rangka penelitian, pengembangan hingga pemanfaatan energi terbarukan.

Indonesia menjadi salah satu negara yang dianugerahi dengan limpahan energi alternatif seperti tenaga surya, angin, hidro dan lain sebagainya. Tinggal bagaimana menstimulus pemberdayaan energi baru guna mendongkrak kapasitas nasional pembangunan energi terbarukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah meningkatkan kemandirian, bangsa kita bersama badan usahanya terus melakukan ikhtiar mengurangi ketergantungan terhadap energi konvensional, terlebih yang melalui mekanisme impor. Tentu saja, prakarsa ini dapat dibaca sebagai langkah positif menuju ke arah stabilitas perekonomian.

Perlu untuk lebih diperhatikan, transisi energi terbarukan memiliki kontribusi penting terhadap masa depan lingkungan yang jauh lebih bersih dan sehat. Ini merupakan elemen penting dalam menciptakan tatanan kehidupan yang lebih baik bagi generasi menuju Indonesia emas 2045 mendatang.

ADVERTISEMENT

Prospek Hidrogen dan Daya Tarik Sebagai Energi Baru

Indonesia melalui badan usahanya salah satunya Pertamina tengah menggodok pengembangan hidrogen di tanah air. Energi yang disimbolkan dengan H2 ini divisikan menjadi salah satu energi baru untuk melengkapi ekosistem transportasi juga industri yang akan menekan emisi karbon.

Berbicara tentang hidrogen, saya pernah membahasnya terkait potensinya sebagai variabel pendukung percepatan transisi energi domestik, di media Katadata beberapa waktu lalu. Tahun 2031 mendatang, Indonesia telah menyiapkan agenda strategi nasional pengembangan hidrogen. Targetnya adalah adopsi transportasi berbasis hidrogen secara masif. Kementeriaan ESDM meyakinkan jika telah menyiapkan roadmapnya baik dari sisi supply dan demand.

Groundbreaking Pertamina Hydrogen Refuelling StationGroundbreaking Pertamina Hydrogen Refuelling Station (Foto: Teti Purwanti (CNBC))

Implementasinya, Pertamina membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) atau SPBU hidrogen yang pertama di Indonesia. Project ini tidak hanya sebagai langkah percepatan transisi energi, tapi juga untuk menstimulasi ekosistem hidrogen transportasi.

Salah satu kunci strategis yang dilakukan Pertamina adalah kolaborasi. Pertamina menggandeng perusahaan otomotif Jepang, Toyota, guna mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.

Ibarat tutup bertemu botol. Jika kolaborasi Pertamina dan Toyota mencapai visinya, maka agenda menciptakan zero emission semakin mudah terwujud. Hal tersebut didasarkan pada klaim Toyota yang menyebut bahwa biaya produksi mesin mobil generasi baru lebih murah 50% dibanding generasi sekarang. Bahan material yang digunakan pun lebih ramah lingkungan dan lebih simpel. Kelebihan lainnya, biaya perawatan mesin hidrogen generasi terbaru lebih hemat.

PertaminaFoto: Pertamina

Seberapa menariknya hidrogen ini sebagai energi baru? Sekadar untuk dipahami, hidrogen bukanlah sumber energi primer yang secara bebas ditemukan di alam. Hidrogen hijau berasal dari proses kimia yang dikenal sebagai elektrolisis. Proses elektrolisis hidrogen merupakan metode yang digunakan guna memisahkan molekul air (H2O) menjadi hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menggunakan listrik. Jika tinjauannya sebagai pembawa energi, jelas hidrogen tidak menghasilkan polusi udara yang berdampak pada perubahan iklim.

Proses ini terjadi dalam sebuah sel elektrolisis. Dua elektroda yang terbuat dari logam konduktif dicelupkan ke dalam air yang telah ditambahkan elektrolit untuk meningkatkan konduktivitasnya. Proses elektrolisis hidrogen memiliki keunggulan karena dapat menggunakan sumber energi terbarukan seperti matahari atau angin untuk menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan dalam proses elektrolisis.

Faktor yang kemungkinan mendorong hidrogen menjadi alternatif energi dibanding yang lain adalah pengisian yang singkat. Jika kendaraan berbasis listrik berbasis baterai membutuhkan waktu cukup lama saat pengisian daya, hidrogen waktunya cukup singkat.

Hanya memakan waktu antara 3-5 menit untuk proses isi ulang daya, kendaraan berbasis hidrogen diklaim bisa mencapai jarak tempuh di kisaran 780-800 kilometer.

Lebih dari itu, jika dibandingkan dengan baterai, hidrogen memiliki kerapatan energi (energy density) sekitar 33,33 kilowatt jam per kilogram. Lebih tinggi dari baterai.

Portofolio Negara Maju

Sebagai negara maju seperti Jepang bisa dijadikan pilot project. Jepang diketahui sebagai pendukung awal penggunaan hidrogen untuk dekarbonisasi dimulai sejak tahun 2017 silam. Dukungan terhadap energi baru juga dibuktikan dengan penggelontoran anggaran bernilai fantastis demi pengembangan proyek tersebut dengan target pemanfaatan hidrogen menjadi 12 juta ton per tahun pada 2040 mendatang.

Dilansir Voice of America (VoA), negeri sakura ini mengalokasikan anggaran sebesar 15 triliun Yen atau setara $107 Miliar sebagai pendanaan pengembangan energi hidrogen. Meski terkesan ambisius, tapi upaya negara ini sangat memperhatikan impact energi baru terhadap lingkungan serta masa depan bumi.

Pemangku kepentingan Jepang bertekad mengubah negara itu menjadi 'masyarakat hidrogen'. Pemerintah masih menyusun undang-undang untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang diperlukan dan rantai pasokan untuk penggunaan komersial hidrogen murni dan amonia, sumber hidrogen lainnya.

Berbeda pula di negeri paman Sam. Green hidrogen di Amerika dibanderol dengan harga paling murah sedunia yaitu di kisaran 6 US Dolar per Kg. Itu dipengaruhi oleh ekspansi pengoperasian tujuh pusat hidrogen bersih regional (H2Hubs).

Sementara China telah menargetkan untuk memproduksi hingga 200.000 Ton green hydrogen bebas karbon per tahun pada 2025 mendatang. Berdasarkan laporan Reuters, sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, Tiongkok telah berupaya keras untuk menyeimbangkan ketahanan energi dan tujuan perubahan iklimnya, dengan memanfaatkan hidrogen untuk membantu mengurangi emisi karbon dari transportasi dan industri.

Energi Bersih Visi Indonesia

Jika merujuk pada portofolio negara yang tengah on fire mengembangkan industri hidrogen, maka Indonesia pun bisa melakukan tantangan serupa dengan dukungan serta eksekusi Pertamina. Apa yang perlu disiapkan untuk merealisasikannya? Jika tersedia infrastruktur yang meliputi produksi, penyimpanan, transportasi, dan pengguna akhir yang handal, aman, memadai, dan ekonomis. Khusus untuk hidrogen, telah mencakup unsur keseimbangan, keamanan, dampak ekonomi, dan keberlanjutan bagi Indonesia.

Sesuai dengan tema kemerdekaan tahun ini "Nusantara Baru, Indonesia Maju", jika ditarik dari sudut pandang semiotika, tagline tersebut diinterpretasikan penuh makna. Nusantara baru yang diobjekkan pada Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan menjadi tonggak ibukota negara yang memiliki lingkungan sehat dan bersih.

Tangki penyimpanan hidrogen cair yang dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries di terminal penerima hidrogen di Pulau Bandara KobeTangki penyimpanan hidrogen cair yang dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries di terminal penerima hidrogen di Pulau Bandara Kobe (Foto: REUTERS/Yuka Obayashi)

Presiden Joko Widodo selalu menyampaikan, konsumsi IKN 100% energi hijau. Presiden berharap besar, jika kendaraan di IKN harus merupakan kendaraan listrik. Jokowi menekankan, indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) di IKN berada pada angka 6. Beliau menyebut AQI bisa ditekan ke angka nol ke depan, jika sudah beralih ke kendaraan listrik.

Negara bersama Pertamina telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan proyek-proyek energi bersih. Tidak hanya hidrogen, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, panas bumi, dan bioenergi menjadi bukti nyata kontribusi Indonesia dalam transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

PertaminaFoto: Istimewa

Upaya ini tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, tetapi juga memperkuat kemandirian energi nasional, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ini adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia sesuai dengan visinya.

Jimmy Wijaya, Perwira Pertamina, Sales Area Manager Retail Sumatera Selatan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel

(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads