Ganjar-Sandiaga, Potensi Duet dan Duel

Sudrajat - detikNews
Jumat, 28 Apr 2023 09:30 WIB
Foto: Sudrajat. (Dok. Pribadi)
Jakarta -

Setelah PDI Perjuangan secara resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden mereka di Pilpres 2024, pertanyaan berikutnya adalah siapa bakal calon wakil presidennya? Tentang hal ini Presiden Jokowi menyebut sejumlah nama yang dinilainya layak. Mereka adalah Erick Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto.

Menanggapi hal itu, Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar menepisnya karena dia telah diamanatkan partai yang dipimpinnya untuk menjadi capres. Bagaimana dengan Mahfud, Erick, dan Ridwan Kamil?

Belakangan ini Mahfud memang sedang menjadi pujaan publik dan media terkait langkahnya membongkar Tindak Pidana Pencucian Uang di lingkungan Kementrian Keuangan. Soal pengalaman politik, birokrasi, kapabilitas, dan integritas tak perlu diragukan.

Tapi elektabilitasnya di sejumlah survei tak terlalu mencorong. Melihat komitmennya dalam pemberantasan korupsi, sejumlah partai besar pun sepertinya enggan untuk meliriknya.

Memang ada pengurus Nasdem yang pernah menggadang-gadang Mahfud untuk mendampingi Anies Baswedan. Tapi saya menduga dia akan menolaknya.

Foto: Megawati telah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024 di Istana Batutulis. Megawati memakaikan peci hitam Bung Karno kepada Ganjar Pranowo. (Tangkapan layar YouTube PDIP)

Mahfud bukan tipe pragmatis yang mengabaikan aspek etis demi menggapai jabatan. Tagline perubahan yang diusung Anies seolah hendak menegasikan apa yang telah dikerjakan pemerintahan Jokowi.

Lain lagi dengan Erick Thohir. Hasil survei Indikator Politik Indonesia pertengahan Maret lalu menunjukkan elektabilitasnya 12,9 persen. Angka ini meningkat 4% dari Desember 2022 sebesar 8,8 persen.

Bahkan hasil survei Indo Barometer pada pertengahan Februari 2023 menunjukkan elektabilitasnya tertinggi dibanding nama-nama lain dengan angka 22,9%. Kinerjanya sebagai Menteri BUMN dinilai publik cukup oke.

Kiprahnya sebagai pengusaha dan sepak terjangnya mengurusi dunia olah raga menjadi nilau plus tersendiri. Tapi sejauh ini Erick belum punya parpol sebagai perahu yang akan mengusungnya sebagai bakal cawapres.

Dia memang disebut-sebut menjalin kedekatan dengan Partai Amanat Nasional, tapi sejauh ini sinyal itu tak terlalu kuat disampaikan ke publik oleh kedua belah pihak.

Foto: Menteri BUMN Erick Thohir.

Hal ini berbeda dengan Sandiaga Uno, misalnya. Sejak pertengahan 2022, PPP telah membocorkan kemungkinan dia hijrah dari Gerindra ke partai berlambang Kabah.

Sinyal tersebut seperti mendapat konfirmasi ketika Sandiaga benar-benar mundur dari Gerindra sehari pasca lebaran. Kepindahannya ke PPP sepertinya hanya soal waktu. Selanjutnya nama dia akan disodorkan ke PDI Perjuangan sebagai bakal cawapres untuk mendampingi Ganjar.

Bagaimana dengan Ridwan Kamil (Kang Emil)? Elektabilitasnya memang mencorong sebagai cawapres di sejumlah lembaga survei. Tapi ruang gerak Kang Emil yang baru bergabung ke Partai Golkar justru menjadi tidak leluasa. Sebab partai itu telah menetapkan ketua umumnya sebagai capres.

Sederet Modal Sandiaga

Jajak pendapat Litbang Kompas Januari 2023 menunjukkan peringkat tiga besar elektabilitas figur calon wakil presiden (cawapres) ditempati oleh Sandiaga Uno (12,4%), Ridwan Kamil (10,1%), dan Anies Baswedan (6%). Sementara dalam survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) yang digelar 31 Maret - 4 April 2023, Sandiaga berada di urutan ke-2 dengan angka (18,9%). Angka ini di bawah Ridwan Kamil (19,6%). Tapi masih lebih tinggi dari Erick Thohir (13%), AHY (9,1%), Khofifah (6,2%), Puan (5,4%), Airlangga (2,7%), dan Muhaimin Iskandar (1,9%).

Sandiaga juga menjadi cawapres kedua paling dipilih responden dalam Survei Charta Politika, 8-16 Desember 2022. Ia meraih 17,6%, di bawah Ridwan Kamil (21,4%). Sementara AHY meraih 10,3%, Erick Thohir 8,4% dan Khofifah 6,1%.

Di luar aspek elektabilitas, Sandiaga punya modal pengalaman politik dan birokrasi. Juga kiprahnya sebagai pengusaha sejak usia muda.

Foto: Momen Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno bisik-bisik di Semarang, Kamis (27/4/2023). (dok. Tangkapan layar Twitter Ganjar Pranowo)

Kesuksesannya itu membawanya sebagai salah satu pengusaha paling tajir. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2022, total kekayaannya mencapai Rp10,9 triliun.

Fakta ini tentu menjadi nilai plus tersendiri yang sulit untuk ditampik. Bagaimana pun kontestasi pilpres butuh dukungan logistik yang sangat besar. Sandiaga tentu tak akan repot-repot melobi kanan-kiri agar para bohir lain mau membantunya. Hal ini akan mengurangi beban politik balas budi bila benar-benar memenangkan kontestasi.

All The Jokowi Men

Secara resmi Ganjar memang kader PDI Perjuangan. Tapi dalam beberapa tahun terakhir boleh lah dia juga disebut sebagai 'kader' Jokowi. Beberapa kali sang Presiden melontarkan dukungannya terhadap Ganjar.

Jokowi pernah melontarkan isyarat dukungan pada rakernas Projo di Magelang, Mei 2022. Isyarat dukungan kembali disampaikan di depan ribuan relawan di Stadion GBK, 26 November 2022. Ketika itu dia mengungkap ciri-ciri sosok yang memikirkan rakyat itu, di antaranya kerutan di wajah dan rambutnya putih semua.

Sandiaga pun termasuk yang 'dikader' Jokowi. Pada Pilgub DKI 2012, sebetulnya Jokowi inginnya berduet dengan Sandiaga. Tapi kala itu ditolak karena dirinya masih berkerabat dengan Fauzi Bowo, calon gubernur petahana.

Meski kemudian sempat menjadi lawan dalam pilpres 2019, Jokowi tetap mengikuti dan mengagumi kiprah Sandiaga. Selain karena kelincahan di dunia usaha, Jokowi sepertinya terpikat dengan kesederhanaan dan kesantunan yang selalu diperlihatkan Sandiaga. Karena itu dia berkeras menjadikan mantan seterunya masuk kabinet sejak akhir 2020.

Dengan demikian Ganjar dan Sandiaga masuk kategori 'All The Jokowi Men'.

Foto: Sandiaga Uno. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Melihat segenap potensi Sandiaga membuat Jokowi, seperti diungkap beberapa sumber, meminta agar mendekati PPP. Pada 7 Januari 2023, Sandiaga sendiri menyampaikan pernyataan tertulis soal kedekatannya dengan PPP.

Keluarga istrinya (Nur Asia) secara kultural dekat dengan partai berlambang Kakbah itu. Suharso Monoarfa yang pernah memimpin PPP adalah kerabatnya. Dan, "PPP adalah partai yang pertama saya coblos sebelum reformasi." Sandiaga pun telah mencitrakan diri sebagai muslim yang saleh sejak sebelum kontestasi pemilihan gubernur DKI, 2017.

Di sisi lain kehadiran Sandiaga Uno juga diharapkan dapat menyelamatkan PPP tereliminasi dari ambang batas parlemen. Pada pemilu 2019, partai itu cuma mendapatkan 4,52 persen suara (19 kursi). Angka itu jelas mengkhawatirkan karena cuma terpaut sedikit dengan ambang batas parlemen 4 persen. Padahal di pemilu 2014, PPP masih meraih 39 kursi.

Terkait peluang koalisi PPP dan PDI Perjuangan, para elit kedua partai memberikan respons dan argumentasi yang nyaris senada. Menilik faktor kesejarahan hal itu sangat dimungkinkan. Keduanya tidak punya hambatan psikologis. Keduanya adalah parpol yang sama-sama pernah menjadi korban rezim Orde Baru.

Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo bertemu dalam rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah se-Jateng di Kota Semarang, Kamis siang (27/4/2023). Foto: Dok. Instagram Sandiaga Uno

PDI Perjuangan dan PPP juga pernah berkoalisi memimpin pemerintahan, Megawati - Hamzah Haz pada 2001-2004. Koalisi yang nyaris berlangsung tanpa gejolak oleh persaingan diam-diam maupun tertutup di antara keduanya.

Bagaimana dengan Ganjar-Sandiaga andai kelak benar-benar berjodoh dan ditakdirkan memimpin pemerintahan? Keduanya berada di rentang usia yang sama, punya kemampuan dan gaya komunikasi yang juga nyaris sama egaliternya. Juga sama-sama aktif di media sosial.

Saat ini Ganjar punya 5,6 juta pengikut di Instagram, 3,2 juta (Twitter), 5.5 juta di Tiktok. Sementara Sandiaga punya 9.1 juta pengikut di Instagram, 3,5 juta (twitter), dan 1,3 juta di tiktok.

Bila masing-masing individu tak saling tepa selira dan menahan diri, potensi terjadinya "Matahari Kembar" dalam pemerintahan sulit dihindari. Duet yang diharapkan akan berubah menjadi duel. Pecah kongsi di pemilu berikutnya seperti SBY-JK pada 2004-2009. Atau pecah kongsi di tengah jalan sepeti Bung Karno-Bung Hatta. Menyimak pembawaan Ganjar dan Sandiaga selama ini, saya percaya keduanya dapat menempatkan diri pada posisi dan porsinya masing-masing. Semoga...

*Wartawan detikcom. Tulisan ini merupakan pendapat pribadi

Simak juga Video: Alasan KIB Hormati Keputusan PPP Dukung Ganjar Nyapres







(aud/aud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork