Menyeret Sepak Bola ke Arena Politik?
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Menyeret Sepak Bola ke Arena Politik?

Rabu, 29 Mar 2023 13:10 WIB
Lukas Rosario Sormudi
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
FIFA meninjau kesiapan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung untuk Piala Dunia U-20 pada Jumat (24/3/2023)
FIFA ketika meninjau kesiapan Stadion Jalak Harupat untuk Piala Dunia U-20 (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Jakarta -

Beberapa politikus Indonesia mengeluarkan protes dan menolak kehadiran tim nasional sepak bola U-20 Israel di Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA yang akan diadakan pada 2023. Alasan utama di balik protes ini adalah hubungan politik yang tegang antara Indonesia dan Israel, serta dukungan yang kuat bagi Palestina di Indonesia.

Beberapa politikus dan tokoh masyarakat Indonesia menganggap bahwa Indonesia tidak seharusnya menjadi tuan rumah bagi tim nasional sepak bola Israel. Mereka mengatakan bahwa Indonesia harus mempertimbangkan dukungan kuatnya terhadap Palestina dan bahwa Israel dianggap sebagai negara yang menduduki tanah Palestina. Beberapa politikus bahkan telah menyerukan untuk memboikot Piala Dunia U-20 FIFA secara keseluruhan jika Israel tetap diizinkan untuk berpartisipasi.

Namun, ada juga suara yang berbeda di Indonesia yang mengatakan bahwa boikot tidak akan membawa manfaat bagi negara tersebut. Mereka berpendapat bahwa tujuan utama dari Piala Dunia U-20 FIFA adalah untuk mempromosikan persahabatan antara negara-negara dan olahraga, bukan politik. Kehadiran tim nasional sepak bola Israel harus dilihat sebagai kesempatan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara, bukan sebagai ancaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, keputusan akhir tentang kehadiran tim nasional sepak bola Israel di Indonesia masih harus dibuat oleh pihak berwenang. FIFA telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka akan terus memantau situasi di Indonesia dan akan mempertimbangkan semua aspek sebelum membuat keputusan akhir. Sementara itu, beberapa politikus Indonesia dan masyarakat umum terus memprotes kehadiran tim nasional sepak bola Israel di Indonesia.

Kesimpulannya, protes beberapa politikus Indonesia terhadap kehadiran tim nasional sepak bola Israel di Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA mencerminkan situasi politik yang tegang antara kedua negara dan dukungan kuat Indonesia terhadap Palestina. Namun, keputusan akhir tentang kehadiran tim nasional sepak bola Israel masih harus dibuat oleh pihak berwenang dan harus mempertimbangkan semua aspek, termasuk tujuan utama dari Piala Dunia U-20 FIFA untuk mempromosikan persahabatan antara negara-negara dan olahraga.

ADVERTISEMENT

Mengutamakan Kemanusiaan

Pada 26 Desember 2004, bencana alam dahsyat terjadi di Aceh, ketika sebuah gempa bumi yang kuat menghasilkan tsunami yang mengerikan dan menghancurkan wilayah tersebut. Lebih dari 230.000 orang tewas dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal dan keluarga mereka. Bencana ini membutuhkan bantuan dari seluruh dunia dan Israel adalah salah satu negara pertama yang memberikan bantuan dalam waktu singkat.

Meskipun hubungan politik antara Indonesia dan Israel selalu tegang, tetapi Israel mengirimkan tim medis dan bantuan kemanusiaan ke Aceh hanya dalam waktu 48 jam setelah bencana terjadi. Tim medis dari Israel mampu memberikan perawatan medis kepada korban dan membantu membangun infrastruktur untuk membantu korban bertahan hidup. Bantuan tersebut tidak hanya datang dalam bentuk peralatan medis dan obat-obatan, tetapi juga dilengkapi dengan para ahli dan sukarelawan medis dari Israel yang bertugas di lokasi bencana.

Bantuan dari Israel ini sangat berharga dan mendapat apresiasi dari pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Banyak korban yang berhasil diselamatkan dan sembuh berkat bantuan medis dan pengobatan dari tim medis Israel. Banyak warga Aceh juga merasa terharu dan terkejut dengan bantuan dari Israel, sebuah negara yang sebelumnya tidak dikenal dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Tindakan Israel memberikan bantuan kemanusiaan di Aceh 2004, meskipun hubungan politik yang tegang antara kedua negara, telah menunjukkan bahwa kemanusiaan dan kepedulian terhadap korban bencana lebih penting dari perbedaan politik dan agama. Ini juga menunjukkan bahwa dalam situasi darurat, bantuan dari siapa saja dan dari mana saja sangat diperlukan.

Kesimpulannya, Israel telah memberikan bantuan kemanusiaan dan tim medis di Aceh 2004, meskipun hubungan politik yang tegang antara Indonesia dan Israel. Bantuan tersebut sangat berharga dan membantu banyak korban bertahan hidup. Tindakan ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kemanusiaan harus menjadi prioritas dalam situasi darurat, dan bahwa perbedaan politik dan agama tidak boleh menghalangi bantuan yang diperlukan.

Jika Israel pada waktu itu memiliki pandangan yang sama dengan para politikus yang saat ini berpendapat bahwa politik dan olahraga tidak dapat dipisahkan, terutama terkait dengan kebangsaan Yahudi, kemungkinan bantuan kemanusiaan tidak akan pernah sampai ke Tanah Rencong. Oleh karena itu, kita harus mampu memisahkan perbedaan sosial, politik, dan agama serta mengutamakan kemanusiaan di atas segala-galanya.

Lukas Rosario Sormudi aktivis sosial politik kemasyarakatan, tinggal di Tegal

(mmu/mmu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads