Digitalisasi Bank Syariah sebagai Jembatan UMKM Mahasiswa
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Digitalisasi Bank Syariah sebagai Jembatan UMKM Mahasiswa

Rabu, 28 Des 2022 16:05 WIB
Nisrinah Nur Syarafina dan Safina Amelia Khansa
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Bangganya hidup di negeri ini, di mana kata 'syariah' sudah menjadi asupan sehari-hari yang tidak asing bagi telinga. Bagaimana tidak? Setidaknya saja, World Population Review di tahun 2022, menobatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim tertinggi pertama di dunia, yakni mencapai lebih dari 231 juta penduduk.

Sehingga tidak heran, kalimat remeh-temeh pun kini sudah banyak yang disandingkan dengan kata 'syariah' dan 'halal'. Dari yang masih bisa ditoleransi seperti penginapan dan warung syariah, sampai yang sulit dipahami seperti kulkas halal, detergen halal, bahkan kasur halal.

Namun memang di balik uniknya warna +62, dengan besarnya jumlah warga muslim ini, tidak dapat dipungkiri Indonesia menyimpan potensi besar untuk menciptakan industri halal dan mengembangkan segala sektor ekonominya berbasis syariah. Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa nilai kapitalisasi indeks saham syariah di bursa nasional, bahkan mencapai Rp3.983,65 triliun per Desember 2021. Jumlah ini tumbuh 19,1 persen secara tahunan dari Desember 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski bertahan di tengah kondisi yang sulit bukan hal yang mudah, namun pangsa ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional di Indonesia terus meningkat di tengah badai pelemahan ekonomi pandemi COVID-19. Data Bank Indonesia (BI) mencatat kontribusi pangsa sektor prioritas rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) pada tahun 2020 terhadap PDB mencapai 24,86 persen yang tiap tahunnya selalu berada di atas pertumbuhan PDB. Kesimpulannya? Potensi Indonesia sebesar itu untuk bisa menerapkan ekonomi syariah!

Fenomena 'hijrah' yang kian marak menjadi salah satu faktor yang mendorong pesatnya awareness masyarakat mengenai gaya hidup halal dari berbagai strata ekonomi maupun profesi membawa dampak yang positif terhadap pasar ekonomi syariah saat ini. Sebagai salah seorang wanita muslim dan mahasiswa yang berkegiatan aktif dalam ranah penelitian maupun berbagai kegiatan sosial sejak tahun 2018, orientasi terhadap tren syariah dan halal tentu juga melekat pada diri. Mulai dari proses menabung maupun bertransaksi. Pelayanan yang baik dan tentu sesuai prosedur syariah, menjadi salah satu alasan terbesar untuk menjatuhkan hati pada Bank Syariah Indonesia.

ADVERTISEMENT

Sebagai mahasiswa yang juga sedang merintis sebuah usaha dalam bidang food and beverage, saya menemukan fakta bahwa ternyata pandemi tidak mengurangi sifat konsumtif pada diri seseorang. Namun, pandemi berdampak pada cara seseorang tersebut untuk meluapkan sifat konsumtifnya. Sehingga kami melihat bahwa pandemi bukan sebuah penghalang, namun peluang. Namun tentu saja sebelum membangkitkan UMKM ini, diperlukan modal sebagai batu pijakan, dan di sinilah salah satu peran dari lembaga bank perlu dijalankan.

BSI sebagai lembaga perbankan yang berstatus sebagai (BUMN) memfasilitasi UMKM dengan produk dan layanan yang ditawarkan. Sebagai mahasiswa yang masih minim pendapatan, BSI menawarkan program pinjaman ke bank untuk usaha UMKM, yaitu KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan KUM (Kredit Usaha Mikro). Dalam menyalurkan KUR, pemerintah menetapkan target realisasi kepada bank-bank pelaksana yang per tahunnya mencapai Rp 20 triliun.

Sedangkan KUM dikelola oleh bank masing-masing dengan analisis keuangan dari mutasi rekening, dari history peminjaman, dan perhitungan dari data pendapatan sehingga dapat ditentukan pinjaman yang cocok berdasarkan hasil diskusi dengan nasabah. Kemudahan dalam mendapatkan modal menjadi langkah awal mahasiswa dalam keberlangsungan wirausaha.

Selain itu, di era modern yang serba digital ini, tren bank digital tidak dapat dihindarkan, karena tuntutan zaman dan kebutuhan nasabah yang sudah berevolusi UMKM dapat semakin jaya dengan program bank digital syariah. Bank digital syariah tetap menawarkan akad wadiah atau titipan yang berarti nasabah tidak akan mendapatkan bunga dan tidak dipungut biaya admin. Tidak seperti kebanyakan bank konvensional lain yang mengutip bunga kredit double digit dan menawarkan bunga deposito yang jauh di atas suku bunga penjaminan.

Setelah memijak, kini waktunya untuk berekspresi dan melejitkan UMKM kami! Poin terpenting dalam transformasi pola konsumsi masyarakat kini ada pada kata digitalisasi. Sudah faktanya, bahwa digitalisasi semakin meledak hingga ke ranah pasar e-commerce. Menurut data we are social dan hoot suite, sekitar 90% pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja online. Mengacu pada fakta tersebut, usaha yang saya rintis juga tidak mau ketinggalan.

Promosi dan penawaran dikerahkan sepenuhnya melalui berbagai platform digital, baik Instagram, TikTok, YouTube, dan tentunya Whatsapp. Pun, termasuk proses transaksi di dalamnya yang semua dilakukan secara cashless dengan mobile banking. Sehingga dalam hal ini, besar peran Bank Syariah Indonesia untuk turut serta menyemarakkan tren digital yang dapat menjembatani UMKM dengan berbagai sistem pembayaran dan peminjaman untuk membangkitkannya.

Kembali lagi ke tren digital, kemudahan dalam melakukan transaksi menjadi salah satu senjata utama terampuh UMKM dewasa ini. Maraknya sistem non tunai yang praktis dan efisien membuat banyak diminati konsumen. Kemunculan platform yang meminimalisir transaksi tunai seperti Go Food, Grab Food, dan Shopee Food, tak heran menjadi sasak minat masyarakat karena sistem kemudahan dalam pembayaran.

Tidak mau kalah, kini transformasi bank ke dalam trend digital juga semakin menjamur dan mendukung berbagai aspek keseharian masyarakat dari pembelian makanan, bahan baku memasak, pengiriman uang, pembayaran pendidikan, bahkan hingga fitur sedekah dan mengeluarkan zakat. Dengan adanya integrasi yang harmonis dan selaras antara bank dengan UMKM, perkembangan digitalisasi kelak juga akan mempermudah pelaku usaha mencapai daerah pelosok. Begitu pula sebaliknya, UMKM di daerah terpencil dapat lebih mudah melakukan promosi ke pasar yang ditargetkan.

Tentu saja selain sebagai penyedia media transaksi, peran BSI untuk semakin melejitkan diri dari aspek digitalisasi masih bisa lebih besar daripada itu. BSI dapat memaksimalkan aspek UMKM ini dengan menyediakan sebuah platform yang berbasis website ataupun aplikasi untuk menjembatani seluruh nasabahnya dari berbagai penjuru yang memiliki visi misi sama, yakni berwirausaha.

Sektor ini dapat menjadi sebuah incubator usaha yang dapat secara virtual mempertemukan para nasabah untuk saling bertukar pendapat dan dapat menjalin kerja-sama berbasis industri halal untuk mendorong meluasnya ekonomi syariah. Di dalam aplikasi ini nantinya para pelaku UMKM tersebut juga dapat melakukan kegiatan peminjaman modal usaha sesuai dengan program yang ada pada BSI dan melakukan konsultasi, baik dari segi marketing dan yang lainnya, dengan konsultan bisnis syariah yang difasilitasi penuh oleh BSI dalam fitur chat.

Tidak berhenti di sana, BSI juga harus mulai mengepakkan sayapnya dengan menjangkau daerah-daerah timur untuk dapat mempermudah melakukan penyaluran dana sosial yang di era serba digital ini selalu dilakukan melalui mobile banking. Saya yakin bahwa BSI dapat menjadi jembatan dan wadah yang baik bagi kami selaku mahasiswa yang ber-UMKM untuk semakin Go Digital dengan tetap memegang prinsip-prinsip syariah sebagai seorang muslim.

Nisrinah Nur Syarafina dan Safina Amelia Khansa

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads