Hikayat Bandeng Pengentas Kemiskinan: Cerita Desa Binaan BSI di Aceh
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Hikayat Bandeng Pengentas Kemiskinan: Cerita Desa Binaan BSI di Aceh

Selasa, 27 Des 2022 20:04 WIB
Habil Razali
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Bank Syariah Indonesia
Foto: Angga Aliya Firdaus
Jakarta -

Ratusan hektare tambak itu mengapit Gampong Meunasah Asan, Madat, Aceh Timur, Provinsi Aceh. Letaknya persis di bibir pantai menghadap Selat Malaka.

Tidak begitu jauh dari lahan itu, kehidupan warga di sana dulunya terperangkap jaring kemiskinan selama bertahun-tahun. Akses pendidikan rendah dan konflik bersenjata hampir 30 tahun bikin desa itu makin terpuruk dan roda ekonomi tak begitu menggeliat.

Tebat yang mengelilingi kampung semula belum berpengaruh besar bagi denyut ekonomi penduduk. Kondisi geografis berpotensi besar pada bidang perikanan itu cukup lama terabaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu Meunasah Asan nyaris tidak tersentuh bantuan. Tahun 2021, BSI Maslahat dan CSR Bank Syariah Indonesia (BSI) melirik desa ini. Meunasah Asan jadilah desa binaan bank Badan Usaha Milik Negara itu.

"BSI Maslahat melihat potensi lahan yang tersedia sehingga layak untuk dilakukan kegiatan usaha bandeng," kata Pendamping Desa Binaan BSI Meunasah Asan Teuku Mukhlis beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Pembinaan menyasar warga kurang mampu. Menurut Mukhlis, berdasarkan data milik desa, 80 persen penduduk Meunasah Asan tergolong miskin. Saat survei lokasi, Mukhlis melihat perikanan sebagai potensi terbesar di sana.

"BSI Maslahat menyalurkan zakat yang produktif. Harapannya, masyarakat kurang mampu penerima zakat punya usaha yang bisa menghasilkan terus menerus sepanjang tahun," ujarnya.

Mayoritas warga Meunasah Asan dulu bekerja serabutan. Pengeluaran di bawah Rp 500 ribu per bulan. Mereka banting tulang sebagai kuli tambak-pekerja di tambak orang lain. Sebab, lahan di sana sebagian besar milik orang dari luar desa, bahkan kabupaten.

BSI tertarik, Mukhlis selanjutnya membuat kelompok beranggota 50 orang. Diberi nama Bina Sejahtera Insani, kelompok ini langkah awal pengembangan usaha budidaya bandeng di sana. Total lahan seluas 200 hektare.

"Anggota yang tidak memiliki tambak, kami sewakan," tuturnya.

Budidaya ikan bandeng kelompok itu menerapkan konsep ekonomi hijau dengan teknologi ramah lingkungan dan menjaga kualitas air. Misal, mengurangi penggunaan pupuk kimia, lalu memakai pupuk organik.

Sekitar empat bulan berjalan, musim panen bandeng tiba pada Juli lalu. Jumlahnya mencapai 60 ton. Tak sekadar mengajarkan budidaya, BSI ikut membantu pemasaran hasil panen.

Perusahaan eksportir perikanan di Banda Aceh, PT Yakin Pasifik Tuna, tertarik membelinya. Sebanyak 60 ton bandeng Meunasah Asan kemudian diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Pengiriman perdana dilepas simbolis oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi pada 6 September 2022 di Banda Aceh.

Dari hasil panen itu, kata Mukhlis, tiap anggota kelompok memperoleh uang Rp 1,5 juta. Pendapatan mereka tampak meningkat dibanding sebelumnya. Tapi musim panen perdana itu belum tuntas sepenuhnya. "November ini mungkin selesai," ujar Mukhlis. Tandanya, rezeki anggota kelompok bakal bertambah.

***

Meunasah Asan bagian dari 20 desa binaan BSI di seluruh Indonesia dengan jumlah penerima manfaat 1.600 keluarga. Dana pembinaan untuk Meunasah Asan saja Rp 3 miliar selama tiga tahun sejak 2022.

Harapannya, pendapatan masyarakat dan taraf hidup penerima zakat itu meningkat sehingga dari mustahik kelak menjadi muzakki. Sumber dana yang disalurkan BSI Maslahat dari zakat, infak, sedekah, wakaf, hingga CSR.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat melepas ekspor perdana bandeng asal Meunasah Asan mengatakan fokus BSI mendorong desa binaan naik kelas dengan pemberdayaan-pembangunan.

Selain budidaya bandeng, BSI juga memasang solar panel di area tambak untuk menggerakkan mesin kincir sehingga produksi ikan meningkat. Penggunaan listrik tenaga surya itu sekaligus bagian ekonomi hijau berupa pemanfaatan energi terbarukan.

BSI turut memberikan 10 ribu pohon bakau yang akan ditanam di daerah pesisir Meunasah Asan. Mengurangi emisi karbon sekaligus pencegahan bencana.

Semula terperosok dalam lembah kemiskinan, Meunasah Asan sekarang desa Berdaya Sejahtera Indonesia untuk go global. Berkat pendampingan BSI, nelayan tambak dulu memanen bandeng setahun sekali, kini bisa mencapai tiga kali.

"Program CSR kami akan difokuskan untuk pembangunan desa yang berkelanjutan melalui pola green project, yaitu green energy, green environment, dan sustainability. Salah satunya adalah project desa binaan di Aceh Timur ini," kata Hery.

Hery menyebut BSI terus mendukung keuangan berkelanjutan. Implementasi environmental, social, and governance (ESG) perseroan mencatat penyaluran pembiayaan sampai Juni 2022 capai Rp 50,05 triliun.

Sedangkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perseroan yang mengusung konsep people, planet, dan profit (3P) bagian dari green project telah tersalurkan sebesar Rp 84,1 miliar ke berbagai sektor socioeconomic.

Hery berkeinginan desa binaan semisal Meunasah Asan juga tumbuh di pelosok berbagai daerah di Indonesia.

"Ke depan, kami berharap program desa binaan BSI ini bisa mencakup semua provinsi, kabupaten, dan desa di seluruh Indonesia," ujarnya.

Sebab, penguatan ekonomi masyarakat salah satu tujuan dari Sustainability Development Goals (SDGs).

"BSI terus berupaya menghadirkan program bermanfaat dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan yang pasti harus ramah lingkungan," jelasnya.

Di Aceh, BSI menjadi bank terbesar setelah daerah khusus dan istimewa itu menerapkan Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah. Aturan itu melarang bank konvensional beroperasi di Serambi Mekkah.

Penerapan qanun tersebut secara tegas hampir bersamaan dengan kelahiran BSI hasil merger beberapa bank syariah BUMN pada 2021. BSI lalu menemukan momentum saat peralihan nasabah besar-besaran di Aceh dari bank konvensional ke syariah. Kini BSI menjadi andalan masyarakat Aceh dalam sistem keuangan-sesuai dengan syariat Islam yang berlaku di sana.

***

Bandeng membuat Meunasah Asan dikenal luas. Sekarang tambak adalah urat nadi ekonomi warga. Sebagai pendamping, Mukhlis berharap kelompok Bina Sejahtera Insani kian maju dan berkiprah di dunia bisnis.

Ia berencana membimbing kelompok itu untuk mendirikan usaha sampingan agar pendapatan bukan saja bertumpu pada hasil panen bandeng. Misal, toko alat perikanan hingga jual beli hasil panen nelayan di luar kelompok.

Anggota kelompok juga akan diajarkan mengolah bandeng menjadi produk kuliner, seperti bandeng presto. "Usaha sampingan ini tambahan pendapatan warga Meunasah Asan sehingga sumber penghasilan kelak bukan saja dari budidaya," tutup Mukhlis.

Habil Razali, acehkini.id partner kumparan

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads