Kolom

Kisah Pelaku UMKM Bertahan Saat Pandemi & Bangkit di Bawah Binaan BSI

Ahmad Naufal Dzulfaroh - detikNews
Selasa, 27 Des 2022 10:56 WIB
Foto: dok. Ahmad Naufal Dzulfaroh
Jakarta - Ida Suryati (50) kini merasakan hasil jerih payah membangun bisnis kulinernya. Ida merupakan salah satu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan Bank Syariah Indonesia (BSI).

Perjalanan Ida cukup panjang untuk bertahan dengan bisnisnya, terutama di tengah hantaman pandemi COVID-19. Ida, melalui usaha kuliner 'Yayak Waday' yang dirintisnya, menjual aneka makanan seperti brownies, kue lumpur, es kopyor, hingga puding.

Beberapa produk olahan 'Yayak Waday' menjadi salah satu yang kerap mejeng di BSI UMKM Center Surabaya, Jawa Timur.

Sehari-hari, Ida menjual aneka kue dan minumannya di salah satu kampus di Surabaya. Di kampus itu pula anaknya menimba ilmu. Setiap bulan, Ida bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 2 juta per bulan.

"Omzet saat ini berkisar kurang lebih Rp 2,2 juta, bisa lebih kalau ada pesanan di luar kampus," kata Ida saat diwawancarai.

Bekerja sebagai Karyawan Sebelum Rintis Bisnis Kuliner

Sebelum terjun di bisnis kuliner, Ida pernah bekerja di perusahaan jasa konstruksi. Namun, ia harus meninggalkan pekerjaan itu karena alasan keluarga.

"Tahun 2016 ayah meninggal dunia, ibu sakit sampai lebih dari 9 bulan. Saya harus menemani ibu ke rumah sakit bolak-balik," jelas dia.

Setelah kondisi ibunya membaik, ia kemudian memilih untuk banting setir menjadi penjual kue dan minuman pada akhir 2018. Saat itu, Ida belum baru menjajakannya melalui aplikasi online, seperti Grab dan Gojek.

Bertahan dan Bangkit Saat Pandemi

Belum sempat mengembangkan bisnisnya, pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada 2020 dan berdampak signifikan terhadap perekonomian.

Pandemi memaksa perusahaan-perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya, sementara pengusaha kecil berusaha memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah ketidakpastian. Kondisi ini juga sempat dialami oleh Ida. Bahkan, jualannya seringkali tak laku.

Beruntung, bisnisnya secara perlahan mulai bangkit, seiring pandemi yang semakin terkendali. Momen kebangkitan usaha Ida salah satunya karena terpilih menjadi salah satu UMKM binaan Bank Syariah Indonesia tahun ini.

"Awalnya karena saya binaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk pengurusan sertifikat halal, dari pihak ITS bekerja sama dengan Bank BSI. Dari ITS saya dianjurkan untuk jadi binaan Bank BSI," ujarnya.

Bersama BSI, Ida mendapatkan berbagai pelatihan untuk mengembangkan bisnisnya. Selain mendapat wawasan dan ilmu baru, menjadi binaan BSI membuat produknya semakin banyak dikenal. Apalagi, adanya BSI UMKM Center di Surabaya memudahkannya dalam memasarkan produk kue dan minumannya.

Program Nyata untuk Bantu UMKM

SVP Micro Business Bank Syariah Indonesia Mohammad Isnaeni mengatakan, hingga kini sudah ada ribuan UMKM binaan BSI melalui UMKM Center.

"Jumlah UMKM yang dibina oleh BSI di 3 provinsi tersebut telah mencapai 1.134 UMKM," kata Isnaeni.

Tiga provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Aceh.

Melalui program binaan di BSI UMKM Center ini, diharapkan dapat mendorong usaha kecil dan menengah untuk naik kelas. Pasalnya, para pelaku UMKM ini nantinya akan mendapat pendampingan wirausaha dengan para mentor usaha yang sudah mapan.

Selain UMKM Center, Isnaeni menyebut BSI juga telah memberikan dukungan nyata dalam memperkuat pelaku UMKM melalui berbagai program.

"Di antaranya pengembangan platform per trade area, mengoptimalkan peran agregator dan reseller, perluasan pasar, serta peningkatan sumber daya manusia," jelas dia.

BSI juga menyediakan subsidi kredit usaha rakyat (KUR) serta modal koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Isnaeni menuturkan, BSI telah menyalurkan pembiayaan KUR Syariah sebesar Rp 10,86 triliun kepada 101.085 pelaku UMKM di berbagai sektor hingga Oktober 2022.

Untuk mempermudah layanan pembiayaan bagi pelaku UMKM, BSI juga telah telah meluncurkan portal Salam Digital yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun.

"Portal ini bisa diakses oleh pelaku UMKM yang memiliki waktu terbatas, sehingga tidak sempat untuk mengajukan pembiayaan ke Kantor Bank BSI," ujarnya.

"Melalui aplikasi ini, pelaku UMKM bisa mengajukan pembiayaan secara online dan memilih lokasi kantor BSI terdekat," sambungnya.

Portal Salam Digital sendiri dapat diakses melalui laman salamdigital.bankbsi.co.id, laman resmi BSI, portal UMKM, dan omni channel yang bekerja sama dengan BSI.

UMKM Pahlawan Perekonomian Nasional

Berdasarkan data ASEAN Investment Report pada September 2022, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah UMKM terbanyak di Asia Tenggara. Laporan itu menyebutkan, UMKM Indonesia pada 2021 mencapai sekitar 65,46 juta unit.

Pada tahun yang sama, UMKM Indonesia mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka serapan tenaga kerja UMKM ini bahkan menjadi yang paling besar di Asia Tenggara. Sebab, negara-negara lainnya hanya mencatat angka kisaran 35-85 persen.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki peran besar dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Di tengah ancaman resesi global 2023, Bhima menyebut UMKM tetap akan menjadi pahlawan.

"Setiap ada resesi dan krisis ekonomi sejak 1998, 2008 dan 2013 tulang punggung ekonomi selalu bergantung dari UMKM," kata Bhima, Kamis.

"Bahkan saat pandemi di mana terjadi gelombang PHK massal di sektor formal, industri, manufaktur dan perdagangan besar, para pencari kerja ditampung oleh UMKM. Pada saat menghadapi resesi global 2023 mendatang, UMKM juga tetap akan menjadi pahlawan," tambahnya.

Ia menjelaskan, pasar domestik yang begitu besar seharusnya bisa dipenuhi oleh produk-produk UMKM. Namun, ada ancaman dari banjir impor barang jadi ke Indonesia.

Menurut dia, banyak negara mengincar pasar Indonesia, baik melalui perdagangan tradisional maupun pintu e-commerce.

"Ini harus diwaspadai. Pasar domestik sebaiknya diprioritaskan untuk UMKM. Kebijakan pemerintah dalam pengadaan barang jasa sebesar 40 persen diisi produk UMKM, juga harus segera direalisasikan," ujar Bhima.


Ahmad Naufal Dzulfaroh, Jurnalis Kompas.com


(prf/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork