Kolom

Menuju "Super-Apps" BUMN

Abdullah Sammy - detikNews
Senin, 30 Mei 2022 13:10 WIB
Foto ilustrasi: Agung Pambudhy
Jakarta -

Dalam sebuah kesempatan, saya berdiskusi dengan beberapa ahli IT swasta dan BUMN. Dalam diskusi itu, para ahli itu mengungkap potensi luar biasa Indonesia yang masih belum tergarap secara optimal. Potensi luar biasa itu adalah soal jaringan infrastruktur digital yang belum tersinergi dari hulu ke hilir.

Di hulu, banyak penyedia jasa telekomunikasi yang justru menjadikan Singapura sebagai hub gateway jaringannya. Padahal Indonesia berpotensi memiliki gateway lokal terintegrasi dengan telah banyaknya jaringan backbone dan lastmile yang tergelar yang memadai. Tapi di sinilah persoalannya. Jaringan backbone dan lastmile di Indonesia belum tersinergi secara maksimal.

Paling tidak ada dua BUMN yang memiliki jaringan backbone dan lastmile terbesar, yakni PLN dan Telkom. Menurut para ahli IT itu, salah satu langkah krusial yang perlu dilakukan adalah mensinergikan backbone dan lastmile milik PLN dan Telkom beserta BUMN lainnya. Hal itu adalah langkah awal paling krusial untuk menciptakan ketahanan digital Indonesia.

Dengan terciptanya pengaturan jaringan backbone dan lastmile yang efektif dan efisien, para ahli itu optimistis Indonesia dapat menggeser Singapura sebagai global hub gateway jaringan internet di Asia Pasifik.

Dengan kekuatan infrastrukturnya, Singapura masih menjadi pusat gateway di Asia Pasifik. Sejumlah perusahaan internasional bahkan Indonesia menjadikan Singapura sebagai pusat gateway jaringan mereka. Walhasil meski Indonesia dijadikan pasar, tapi data maupun transaksi keuangannya ada di Singapura.

Pengaturan infrastruktur digital seperti jaringan backbone dan lastmile akan menjadi game changer yang dapat mengubah peta posisi Indonesia di percaturan perekonomian kawasan. Indonesia berpotensi tak sekadar menjadi pasar, melainkan pula basis utama dari transaksi data maupun keuangan di Asia Pasifik bahkan dunia.

Resource infrastruktur digital yang kuat itu akan menjadi platform untuk menciptakan output berupa super-apps Indonesia. Dengan basis jaringan, data, hingga infrastruktur yang terintegrasi, hal itu akan berpotensi menjadikan Platform Digital Indonesia dan output yang luar biasa. Output itu bisa menjadikan Indonesia sebuah meta-nation.

Terbuka Lebar

Sejatinya, hampir semua negara maju telah berkembang menjadi meta-nation; seluruh aktivitas yang terkait negara sudah terdigitalisasi dan terintegrasi. Cepat atau lambat, Indonesia pun berkembang menjadi meta-nation. Pertanyaannya era pemerintahan mana yang akan mengeksekusinya?

Saya meyakini, pemerintahan Presiden Jokowi sangat berpotensi mewujudkannya. Dengan kenyataan bahwa Presiden Jokowi sangat antusias untuk mendorong perkembangan digitalisasi, peluang untuk menciptakan meta-nation itu terbuka lebar. Terlebih, Jokowi didukung sejumlah menteri yang memiliki perspektif soal digital yang memadai macam Erick Thohir dan Nadiem Makarim.

Kebutuhan negara beroperasi secara digital (meta-nation) memunculkan peluang untuk membentuk sebuah aplikasi super. Segala kegiatan atau hajat seluruh masyarakat dapat terkoneksi via sebuah aplikasi super itu. Membayar pajak, BPJS, kegiatan pendidikan, transaksi keuangan, hingga seputar kehidupan sehari-hari bisa tersintesis dalam satu aplikasi super. Peluang terbesar untuk mengimplementasikan semua itu ada di BUMN.

BUMN memiliki segala infrastruktur di hulu dan hilir untuk mewujudkan sebuah super-apps Indonesia. Sebab BUMN terdiri dari beragam aktivitas, mulai dari keuangan, pertanian, kesehatan, hingga pariwisata. Bayangkan apabila masing-masing aktivitas itu mampu tersinergikan dalam aplikasi. Ini didukung pula dengan basis infrastruktur, data, dan jaringan milik Telkom dan PLN.

Mungkin banyak orang yang berpikir ini adalah sesuatu yang terlalu besar untuk menjadi kenyataan (too big to be true). Tetapi, hal ini sangat logis untuk diwujudkan. Pertanyaannya kini, bagaimana mengorkestrasi ide besar super-apps Indonesia ini?

Menurut para ahli IT yang saya jumpai, kunci utamanya ada pada bersinerginya PLN dan Telkom serta non BUMN Telko lainnya. Penting untuk membentuk satu entitas yang mampu mensinergikan semua BUMN yang memiliki infrastruktur digital terbesar itu dengan menempatkan perannya secara benar dalam sinergi yaitu peran penyedia infrastruktur dan peran penyedia services.

Bersinergi

PLN dan Telkom serta BUMN lainnya mesti bersinergi untuk menata infrastruktur fisik mereka yang akan mendukung terciptanya gateway jaringan digital nasional yang kuat dan membentuk Platform Digital Indonesia. Jika basis dasar jaringan dan data ini terkoneksi dan terintegrasi menjadi Digital Platform Indonesia, pemerintah dapat mempersuasi seluruh pelaku usaha agar wajib memakai platform dan gateway nasional Indonesia itu.

Jika hal itu terwujud output-nya bukan sekadar keuangan, melainkan Platform Digital Indonesia yang luar biasa. Platform Digital Indonesia adalah harta yang tak ternilai harganya pada era saat ini dan ke depan. Dengan menguasai platform digital, sebuah negara akan berdaulat secara penuh, baik dari sisi ekonomi maupun pertahanan keamanan.

Tersinerginya jaringan PLN dan Telkom serta non BUMN lainnya juga ber-output pada sinergi layanan BUMN kepada masyarakat, seperti layanan keuangan, pangan, dan kesehatan, dapat terkoneksi via sebuah aplikasi. Secara tidak langsung masa depan Kementerian BUMN dapat terwujud ke dalam super-apps.

Walhasil, ide menjadikan BUMN sebuah super holding boleh jadi akan terimplementasi dalam aplikasi super BUMN. Jadi bersamaan dengan peluncuran ibu kota baru, pemenuhan hajat warga negara bisa berlangsung secara digital via sebuah aplikasi super yang diorkestrasi BUMN.

Abdullah Sammy peneliti strategi manajemen dan CEO Rikreatif Indonesia





(mmu/mmu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork