Buya Syafii, Cahaya Terang untuk Indonesia
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Obituarium

Buya Syafii, Cahaya Terang untuk Indonesia

Jumat, 27 Mei 2022 16:03 WIB
Zuhairi Misrawi
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
zuhairi misrawi
Zuhairi Misrawi (Foto: istimewa)
Jakarta -

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Subuh waktu Tunisia, saya mendapatkan kabar Buya Syafii Maarif pulang ke haribaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kabar duka yang amat mendalam. Tak terasa air mata berlinang, membanjiri kedua pipi. Sedih tidak bisa mengantarkan Buya Syafii ke peristirahatan terakhirnya. Doa tulus untuk Buya Syafii, semoga amal-amal baiknya diterima Tuhan dan dilapangkan alam kuburnya.

Perjumpaan terakhir saya dengan Buya Syafii pada bulan Januari lalu, sebelum saya berangkat ke Tunisia untuk menunaikan tugas negara. Saat menyampaikan keinginan sowan, Buya Syafii langsung membalas dengan ramah, "Silakan, nanti kita bincang-bincang di masjid dekat rumah."

Saat itu adzan maghrib berkumandang. Saya diterima dengan ramah oleh pengurus masjid. Setelah berwudu, saya langsung duduk di dalam masjid, dan tidak lama Buya datang ke masjid. "Nanti jadi imam Salat Maghrib, dan setelah itu sampaikan ceramah singkat, kuliah tujuh menit untuk para jemaah. Sudah lama jemaah masjid tidak mendengar ceramah singkat," ujar Buya Syafii.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, saya menolak permintaan Buya untuk menjadi imam Salat Maghrib. Namun, sebagai penghormatan kepada Buya, saya akhirnya memenuhi permintaannya. Setelah Salat Maghrib, saya berbincang cukup lama bersama Buya. Seperti biasanya, perbincangan selalu menarik dan mendalam, diselingi canda-tawa. "Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah dua sayap yang harus terus bergandengan untuk menjaga dan membangun negeri ini. Situasi saat ini sangat rawan, tapi jika kedua ormas ini kompak, negeri ini akan mampu melalui masa-masa sulit," pesan Buya Syafii.

Saya tumbuh dan besar sebagai kader Nahdlatul Ulama, tapi Buya sebagai tokoh sentral Muhammadiyah senantiasa memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kader-kader Nahdlatul Ulama. Saat menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii selalu menggalakkan forum-forum bersama sejumlah ormas, khususnya Nahdlatul Ulama dan forum lintas agama, memastikan bahwa Pancasila menjadi laku kehidupan bagi negeri ini.

ADVERTISEMENT

Keistimewaan Buya Syafii bukan hanya pada kecermatan dan kedalaman gagasan dalam kapasitasnya sebagai guru besar, melainkan juga pada perjuangan tiada henti untuk membumikan gagasan tersebut. Buya Syafii memilih untuk meniti samudera kebajikan, meski harus melawan suara arus utama. Buya Syafii memilih untuk menjadi juru bicara kebenaran dan kebajikan.

Begitu pula, keberanian Buya Syafii dalam menegakkan kebenaran patut diteladani, karena kebenaran harus diamalkan, dan dapat menginspirasi masyarakat luas. Sebab itu, Buya Syafii menjadi teladan yang selalu hadir saat negeri ini membutuhkan kewarasan berfikir dan bertindak agar tidak terjerembab dalam kubangan ketidakwarasan, akibat arus besar pasca-kebenaran yang melanda kita dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah yang dilakukan Buya Syafii adalah mendorong anak-anak muda, baik di lingkungan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan diri dalam mengemban tugas mulia untuk menjaga dan membangun negeri. Sebab itu, jika berjumpa dengan Buya Syafii akan selalu menemukan anak-anak muda mendampinginya dari berbagai lintas organisasi.

Saya masih ingat kata-kata yang disampaikan Buya Syafii saat berjumpa, "Wahai anak muda. Saya senang sekali dengan pikiran-pikiran anak muda ini." Bahkan, Buya Syafii sering mengirimkan tulisan-tulisan yang sangat progresif kepada saya dan kawan-kawan muda lainnya untuk dibaca dan mendapatkan perhatian khusus. Kadang Buya Syafii meminta komentar terhadap sejumlah persoalan yang muncul di negeri ini.

Semua itu lahir dari cinta Buya Syafii terhadap negeri, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Ia mengajarkan kita semua untuk memperjuangkan nilai dan gagasan, bukan kelompok sektarian. Sebagai tokoh sentral di lingkungan Muhammadiyah, Buya Syafii tidak kehilangan perhatian dan cintanya terhadap Nahdlatul Ulama dan agama-agama lainnya di negeri ini.

Hal tersebut saya rasakan sendiri, betapa Buya Syafii mengayomi dan selalu memberi semangat untuk terus berkarya dan menjaga kewarasan dalam berpikir. Saya sudah menganggap Buya Syafii sebagai orangtua, guru, dan kiai. Setiap berjumpa Buya Syafii, saya selalu mencium tangannya. Ada kebahagiaan tersendiri setiap berbincang langsung dengan sosok kharismatik ini.

Kesederhanaan merupakan teladan yang menonjol dalam sosok Buya Syafii. Almarhum memilih jalan kesederhanaan dalam hidup di tengah ingar-bingar dan gegap-gempita media sosial. Bahkan, Buya Syafii selalu memberikan teladan, bahwa kesederhanaan pada hakikatnya adalah kekuatan dan kenikmatan, bukan kemewahan yang belakangan ini menjadi minat dan tujuan banyak orang.

Buya Syafii Maarif telah mengajarkan banyak hal kepada kita semua agar mencintai negeri ini sepenuh hati. Cinta tersebut sejatinya dapat diterjemahkan dalam tindakan dan laku hidup sehari-hari dengan membangun solidaritas, kebersamaan, dan kerja sama untuk melahirkan kerja-kerja konstruktif dan inovatif bagi negeri ini.

Hidup Buya Syafii sebagian besar dan hingga akhir hayatnya dipersembahkan agar Pancasila menjadi pijakan dan obor negeri ini. Jika kita benar-benar menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah kita dalam berbangsa dan bernegara, maka kita akan mampu membumikan keadilan sosial, sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa dan seluruh warga bangsa.

Semua itu membutuhkan kewarasan dan keberanian dalam bertindak. Dan kita semua selalu diingatkan Buya Syafii agar berbuat sekecil apapun untuk memastikan Indonesia Raya tegak dan abadi, karena negeri ini adalah takdir dan rahmat Tuhan bagi kita semua.

Sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa baik Buya Syafii untuk negeri, maka KBRI Tunis secara khusus akan melaksanakan Salat Ghaib dan doa bersama untuk almarhum. Buya Syafii merupakan cahaya terang bagi Indonesia, dan kita harus selalu menyalakan cahaya terang tersebut agar negeri ini selalu dalam bimbingan, lindungan, dan sinar Ilahi. Ila hadrati Buya Syafii, lahul Fatihah....

Zuhairi Misrawi Duta Besar RI untuk Tunisia

(mmu/mmu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads