Investasikan uangmu. Biarkan uang kita yang bekerja mencari uang untuk kita. Itu adalah kata-kata motivasi yang cukup sering kita dengar di sekitar kita. Lalu kita lihat orang-orang di sekitar kita, mereka punya penghasilan pasif dari investasi. Ada pula yang bercerita soal dapat cuan dari main saham atau crypto. Itu semua membuat kita tertarik untuk berinvestasi juga.
Nanti dulu, jangan buru-buru. Investasi punya banyak cerita manis, tapi juga tak sedikit cerita sedih. Ada banyak orang yang ditipu dengan nama investasi. Kalau pun tidak tertipu, tidak sedikit yang berinvestasi lalu merugi. Jadi, jangan buru-buru memutuskan untuk berinvestasi hanya karena tergiur oleh keuntungan instan.
Apa sih investasi? Kita memakai uang kita sebagai modal sebuah bisnis. Laba bisnis itu yang nanti kita nikmati sebagai hasil investasi. Misalnya, Anda punya uang 15 juta rupiah. Uang itu Anda pakai untuk memulai bisnis penjualan martabak. Anda bisa mengelolanya sendiri, atau menyuruh orang lain membuat dan menjualnya. Dari usaha itu misalnya diperoleh laba bersih 3 juta rupiah sebulan. Itulah hasil investasi Anda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhatikan bahwa investasi tidak selalu memberikan hasil positif. Bisnis bisa berhasil, bisa pula tidak. Kalau bisnis gagal, Anda tidak menerima keuntungan, tapi harus menanggung kerugian. Dalam bisnis martabak tadi, ada 2 syarat agar Anda meraih laba. Pertama, martabak Anda laku. Kedua, ongkos produksi dan operasi penjualan lebih rendah dari nilai penjualan. Kalau kedua syarat itu tidak terpenuhi, Anda akan menanggung rugi.
Ini yang harus disadari oleh setiap orang yang ingin berinvestasi. Bahwa tidak semua investasi memberi Anda keuntungan. Pada setiap investasi selalu ada risiko kerugian. Agar tidak rugi, Anda harus memperhitungkan risikonya. Bisnis apa saja selalu begitu. Bisnis rumah kos, misalnya. Banyak orang menganggap bisnis ini mudah dan pasti untung. Tidak begitu. Kalau tidak ada penyewa, Anda akan merugi.
Bagaimana agar tidak rugi? Pelajarilah seluk-beluk bisnisnya. Jangan terjun ke suatu bisnis tanpa terlebih dahulu mempelajari seluk-beluknya. Yang paling penting, ketahui dengan pasti situasi pasarnya. Selanjutnya pelajari seluk-beluk pengelolaan, agar ongkos produksi dan operasi Anda tidak terlalu tinggi.
Bagaimana dengan investasi yang dititipkan ke pihak lain? Untuk investasi jenis ini Anda tidak perlu mengelolanya. Tapi risiko Anda jadi ganda, yaitu risiko kegagalan investasi dan risiko ditipu. Setiap investasi berisiko gagal. Ditambah, kalau pengelolanya curang, uang Anda akan lenyap.
Ada begitu banyak orang yang sejak awalnya memang sudah berniat menipu ketika menawarkan investasi. Jadi, jangan gampang menyerahkan uang Anda dengan iming-iming keuntungan besar. Janji keuntungan besar itu kemungkinan besar adalah tipuan. Kenapa? Karena amat sangat jarang ada bisnis yang dengan mudah bisa meraup keuntungan besar. Kalau ada seseorang yang punya bisnis yang keuntungannya sangat besar dan pasti untung, dia akan menikmati bisnis itu sendiri, tidak mengajak Anda.
Untuk menghindari kerugian, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan. Periksa legalitas lembaga yang menawarkan investasi. Kemudian periksa bisnis yang dikelolanya. Kalau tidak jelas, jangan investasi. Tidak mungkin uang bisa dihasilkan secara gaib.
Bagaimana dengan saham dan crypto? Saham itu ada dua cara mainnya, yaitu investasi jangka panjang dan perdagangan jangka pendek. Investasi jangka panjang bisa dilakukan dengan membeli saham perusahaan. Lalu perusahaan itu berkembang bisnisnya sehingga nilai sahamnya meningkat. Kelak Anda bisa menjualnya kembali dan meraih keuntungan dari kenaikan harga tadi.
Tapi ingat, harga saham tak selalu naik. Ada kalanya turun, bahkan ada kalanya turun drastis. Sama seperti menjual martabak tadi, uang Anda bisa berkurang. Agar tidak merugi, Anda harus memperhatikan parameter fundamental perusahaan untuk memastikan Anda membeli saham perusahaan yang bagus kinerjanya.
Perdagangan saham jangka pendek sebenarnya tidak lagi bisa disebut investasi. Itu lebih mirip perjudian. Pemainnya menebak saham mana yang akan naik, membeli saat harga masih murah dan menjualnya saat harga tinggi. Apa penyebab harga saham naik? Parameternya sangat banyak. Mulai dari situasi fundamental ekonomi, situasi bisnis pada sektor tertentu, gosip, juga permainan pemilik modal besar yang menggunakan uangnya untuk mempengaruhi pasar.
Kalau semua parameter itu diformulasikan menjadi rumus penentuan harga saham, maka hasilnya adalah tidak ada. Artinya, harga saham tidak bisa diramal tanpa unsur spekulasi. Ringkasnya, Anda mungkin bisa meraih untung besar, tapi bisa juga mengalami kerugian besar. Sekali lagi, ini lebih mirip perjudian.
Hal yang sama berlaku pula pada perdagangan crypto, komoditas, valuta asing, dan lain-lain.
Jadi bagaimana? Berinvestasilah. Tapi pahami dulu seluk-beluknya. Jangan gampang tergiur oleh iming-iming cuan besar. Agar aman, gunakan uang cadangan saja untuk investasi, bukan uang tabungan untuk kebutuhan fundamental Anda. Jangan berinvestasi pada satu jenis saja. Pilih beberapa jenis investasi.
(mmu/mmu)