Kolom

Strategi Rumah Hemat Listrik

Lulut Laraseta - detikNews
Sabtu, 30 Okt 2021 12:34 WIB
Foto: Inhabitat
Jakarta -

Harga energi mulai membuat negara-negara kaya menjadi merasa miskin. Energi merupakan kebutuhan dasar seperti minyak tanah dan listrik.

Masa energi murah jelas sudah mulai berlaku di dunia. Ironisnya di negara Indonesia mengalami kesukaran untuk membayar kebutuhan energi bisa terlihat dari kurang bijaknya dalam menggunakan energi dengan perbandingan tingkat efisiensi penggunaan energi secara menyeluruh dengan elastisitas energi dari beberapa negara di dunia.

Elastisitas energi merupakan perbandingan antara laju pertumbuhan kebutuhan energi terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Semakin rendah elastisitas energi berarti pemakaian energi semakin efisien.

Kecenderungan pada negara maju elastisitas energi pada umumnya antara 0,1 hingga 0,6. Sebagai contoh di tahun 2012 elastisitas energi Indonesia mencapai 1,36 tertinggal jauh dengan Jepang 0,10 dan Singapura 1,1.

Dapat dikatakan bahwa begitu pentingnya langkah-langkah pemakaian yang optimal dari energi yang dikonsumsi rumah tangga, penghematan penggunaan energi di rumah. Energi merupakan kebutuhan dasar dari manusia.

Energi tersebut bisa berupa listrik dan minyak. Ironisnya di negara Indonesia mengalami kesukaran untuk membayar kebutuhan energi bisa terlihat dari kurang bijaknya dalam menggunakan energi dengan perbandingan tingkat efisiensi penggunaan energi secara menyeluruh dengan elastisitas energi dari beberapa negara di dunia.

Menurut Kementerian ESDM menyatakan cadangan minyak bumi Indonesia per 2019 Cuma 3,77 miliar barrel, jumlah cadangan ini hanya cukup sampai sembilan tahun ke depan atau 2028 mendatang dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru.

Oleh karena itu transisi energi mutlak diperlukan ke energi baru terbarukan (EBT) dikarenakan potensi EBT di dalam negeri mencapai 417,8 giga watt (GW). Saat ini termanfaatkan 10 GW atau 2,5% di tahun 2020 adanya pandemi COVID-19 memberikan efek domino terhadap ekonomi dan energi sehingga Indonesia bisa bertransformasi EBT dalam mendorong ekonomi setelah pandemi berakhir.

Perlunya Hemat Energi

Pada saat mulai membangun rumah, sangat jarang terpikirkan cara dan biaya operasi pemeliharaan rumah nantinya. Kebanyakan yang terpikirkan hanyalah keindahan dan kenyamanannya saja.

Setelah beberapa saat dihuni, mulai dikeluhkan biaya-biaya pemeliharaan tersebut, kemudian baru mulai dilakukan penghematan di sana sini, tambal sulam yang akhirnya mengorbankan kenyamanan dan keindahan rumah Anda sendiri.

Sebaiknya biaya perawatan, biaya operasi, dan biaya perbaikan rumah telah dipikirkan dan dihitung sejak awal. Terutama soal biaya operasional seharusnya sudah dipikirkan dan dihitung sejak awal.

Terutama sudah diperhitungkan saat tahap pra rancangan rumah tersebut. Tahap prarancangan adalah tahap sebelum rancangan teknis dibuat. Dalam tahap ini semua keinginan dan kebutuhan rumah dimulai dikonsepkan dan dituangkan dalam bentuk gambar sketsa.

Pada tahap ini sudah harus ditetapkan sasaran penghematan, terutama bila menyangkut energi, selain itu energi yang dibutuhkan setiap meter persegi dari rumah tentunya dihitung berdasarkan satuan kilowatt jam, listrik, dan Kkal panas.

Berdasarkan satuan tersebut dapat diketahui kuantitas energi sehingga dapat suatu rancangan yang cermat berdasarkan daftar kebutuhan energi setiap satu meter persegi rumah (kebutuhkan untuk energi listrik, pencahayaan, pengkondisian udara).

Klik halaman selanjutnya >>>




(ncm/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork