Harga energi mulai membuat negara-negara kaya menjadi merasa miskin. Energi merupakan kebutuhan dasar seperti minyak tanah dan listrik.
Masa energi murah jelas sudah mulai berlaku di dunia. Ironisnya di negara Indonesia mengalami kesukaran untuk membayar kebutuhan energi bisa terlihat dari kurang bijaknya dalam menggunakan energi dengan perbandingan tingkat efisiensi penggunaan energi secara menyeluruh dengan elastisitas energi dari beberapa negara di dunia.
Elastisitas energi merupakan perbandingan antara laju pertumbuhan kebutuhan energi terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Semakin rendah elastisitas energi berarti pemakaian energi semakin efisien.
Kecenderungan pada negara maju elastisitas energi pada umumnya antara 0,1 hingga 0,6. Sebagai contoh di tahun 2012 elastisitas energi Indonesia mencapai 1,36 tertinggal jauh dengan Jepang 0,10 dan Singapura 1,1.
Dapat dikatakan bahwa begitu pentingnya langkah-langkah pemakaian yang optimal dari energi yang dikonsumsi rumah tangga, penghematan penggunaan energi di rumah. Energi merupakan kebutuhan dasar dari manusia.
Energi tersebut bisa berupa listrik dan minyak. Ironisnya di negara Indonesia mengalami kesukaran untuk membayar kebutuhan energi bisa terlihat dari kurang bijaknya dalam menggunakan energi dengan perbandingan tingkat efisiensi penggunaan energi secara menyeluruh dengan elastisitas energi dari beberapa negara di dunia.
Menurut Kementerian ESDM menyatakan cadangan minyak bumi Indonesia per 2019 Cuma 3,77 miliar barrel, jumlah cadangan ini hanya cukup sampai sembilan tahun ke depan atau 2028 mendatang dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru.
Oleh karena itu transisi energi mutlak diperlukan ke energi baru terbarukan (EBT) dikarenakan potensi EBT di dalam negeri mencapai 417,8 giga watt (GW). Saat ini termanfaatkan 10 GW atau 2,5% di tahun 2020 adanya pandemi COVID-19 memberikan efek domino terhadap ekonomi dan energi sehingga Indonesia bisa bertransformasi EBT dalam mendorong ekonomi setelah pandemi berakhir.
Pada saat mulai membangun rumah, sangat jarang terpikirkan cara dan biaya operasi pemeliharaan rumah nantinya. Kebanyakan yang terpikirkan hanyalah keindahan dan kenyamanannya saja.
Setelah beberapa saat dihuni, mulai dikeluhkan biaya-biaya pemeliharaan tersebut, kemudian baru mulai dilakukan penghematan di sana sini, tambal sulam yang akhirnya mengorbankan kenyamanan dan keindahan rumah Anda sendiri.
Sebaiknya biaya perawatan, biaya operasi, dan biaya perbaikan rumah telah dipikirkan dan dihitung sejak awal. Terutama soal biaya operasional seharusnya sudah dipikirkan dan dihitung sejak awal.
Terutama sudah diperhitungkan saat tahap pra rancangan rumah tersebut. Tahap prarancangan adalah tahap sebelum rancangan teknis dibuat. Dalam tahap ini semua keinginan dan kebutuhan rumah dimulai dikonsepkan dan dituangkan dalam bentuk gambar sketsa.
Pada tahap ini sudah harus ditetapkan sasaran penghematan, terutama bila menyangkut energi, selain itu energi yang dibutuhkan setiap meter persegi dari rumah tentunya dihitung berdasarkan satuan kilowatt jam, listrik, dan Kkal panas.
Berdasarkan satuan tersebut dapat diketahui kuantitas energi sehingga dapat suatu rancangan yang cermat berdasarkan daftar kebutuhan energi setiap satu meter persegi rumah (kebutuhkan untuk energi listrik, pencahayaan, pengkondisian udara).
Perlunya Hemat Energi
Manusia sebenarnya tidak secara mutlak tergantung pada energi dari luar tubuhnya. Namun, energi dari luar tersebut pada dasarnya mempermudah hidup manusia. Bila, energi dicabut dari manusia, barulah manusia merasa kehilangan sesuatu yang dianggap seharusnya selalu ada.
Hal ini dikarenakan kondisi mentalitas yang terbangun lebih dari seratus tahun serta begitu mudah dan murah energi didapat sebelumnya. Skenarionya begini, energi yang di awal peradaban modern relatif berlimpah membuat manusia sejahtera dan makmur.
Akibatnya, manusia berkembang biak dengan cepat sehingga di satu saat energi tidak tersedia lagi dengan cukup, bahkan kemudian berkurang dari tingkat kebutuhan sebelumnya, bagi setiap individu. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan untuk mengatasi kekurangan energi tersebut.
lni disebabkan, tanda-tanda telah menunjukkan bahwa masa berlimpahnya energi itu telah berakhir. Memang ketersediaan sumber sumber energi dalam bentuk minyak bumi, batu bara, gas alam, tenaga air dan tenaga surya di alam sepertinya tidak habis-habis.
Namun, untuk energi yang cukup feasible ditambang (dengan harga sekarang) tidaklah terlampau banyak. Minyak bumi misalnya, cadangan yang biasa diambil dan ditransportasikan dengan mudah ke tempat tujuan pemakai ternyata sangat terbatas dan sangat mudah terganggu jalur suplainya oleh hal-hal teknis maupun non teknis.
Sumber-Sumber Energi
Manusia secara alamiah sudah dicukupi oleh energi mikro yang dibangkitkan oleh tubuhnya dan dalam tubuhnya sendiri (karbohidrat). Namun, untuk mengembangkan dirinya, diperlukan jumlah energi yang jauh lebih besar takarannya sehingga perlu didatangkan energi dari luar.
Energi yang dari luar antara lain energi angin, listrik nuklir yang mana dikonsumsi dalam rumah tangga. Ternyata listrik dan minyak bumi yang kemudian dikenal sebagai minyak tanah atau gas minyak bumi dicairkan (elpiji) mendominasi kehidupan manusia. Energi-energi itu sayangnya tak bisa diperbaharui.
PLN sebagai pemasok utama listrik hampir di seluruh Indonesia membangkitkan listriknya dari: BBM (35,16%), Batu bara (31,65%), gas alam (20,68%, panas bumi (3,1%), tenaga air (9,41%). Dilihat dari prosentase ternyata sumber energi yang tak terbaharui seperti minyak bumi dan batu bara serta gas alam meliputi lebih dari dua per tiga energi seluruhnya. Keadaan seperti ini menyebabkan semakin menipisnya persediaan energi.
Hemat Energi Berawal Dari Rumah
Meskipun penggunaan energi pada rumah tangga hanya 23% dari seluruh penggunaan energi nasional kita, tetapi harus diingat bahwa penggunaan energi di bidang lain seperti industri (38%) dan transportasi (39%) sedikit banyak didorong oleh kebutuhan konsumsi individu serta rumah tangga.
Jadi, peningkatan kebutuhan konsumsi rumah tangga akan membutuhkan peningkatan produksi yang kemudian meningkatkan kebutuhan energi untuk transportasi. Meskipun sebagian dari produk industri akan diekspor, tetapi tetap saja ada bagian yang dipasarkan di dalam negeri. Dengan kata lain, penggunaan energi di rumah tangga akan berpengaruh pada peningkatan penggunaan energi di sektor industri dan sektor transportasi.
Penghematan energi di rumah tangga, selain menghasilkan penghematan pada dirinya sendiri, sedikit banyak juga berpengaruh pada dua sektor utama lainnya. Penghematan energi di rumah tangga mempunyai efek berantai bagi penghematan energi secara keseluruhan, baik dari segi operasional maupun dari investasi.
Sebagai ilustrasi adalah sebagai berikut, jika kita bisa melakukan penghematan penggunaan energi rumah tangga secara menyeluruh, katakanlah sekitar 25% saja, sementara konsumsi energi listrik dari PLN untuk rumah tangga adalah 23% dan PLN memproduksi sekitar 104,5 juta mwh (megawatt jam) maka penghematannya adalah 0,25 x 0,23 x 104 juta mwh= 6 juta mwh tenaga listrik.
Produk listrik dari sebuah pembangkit listrik berkemampuan 685 megawatt memberi pengaruh penghematan investasi sehingga tidak diperlukan pembangunan instalasi pembangkit listrik. Penghematan pun bisa menghasilkan keuntungan lain.
PLN membangkitkan sekitar 31,6% pasokannya dengan energi batu bara. Sementara di Indonesia, rumah tangga menggunakan listrik PLN sebanyak 23% sehingga pengurangan gas CO sekitar 7% lebih jauh lagi, dari penghematan penggunaan BBM (35% penggunaan pembangkit listrik PLN) bisa mengurangi konsumsi minyak mentah sebesar 24,15 barel sehari senilai Rp. 12.751 Miliar sehari atau Rp. 4.654 triliun per tahun, (harga minyak mentah= US$ 55 per barel dan nilai US$ 1= Rp. 9.500,).
Hal tersebut disebabkan adanya penggunaan minyak mentah untuk listrik rumah tangga sekitar 8% dari konsumsi minyak mentah kurang lebih mencapai 1,2 juta barrel per hari (Perkiraan kasar saja karena ekuivalen satuan energinya antar wujud energi tentu harus di adjust dulu, terutama antara minyak bumi dan BBM).
Namun, soal rupiahnya belum termasuk penghematan biaya mengubah minyak mentah menjadi listrik dan penghematan biaya menyalurkannya ke rumah. Kita pun belum bicara tentang penghematan air, baik dalam aspek lingkungan maupun aspek biayanya.
Klik halaman selanjutnya >>>
Optimalisasi Energi Listrik di Rumah
Seberapa pentingkah penghematan penggunaan energi di rumah? Rekening listrik yang tinggi, misalnya barangkali sudah cukup membuat kita menghemat listrik dengan sendirinya. Namun, ada dua hambatan yang menghalangi para pelanggan listrik untuk berhemat secara konsisten, yaitu hambatan psikologis dan teknis.
Hambatan psikologis adalah kenyataan bahwa kita harus membayar energy listrik yang digunakan belakangan. Hal tersebut memberi pengaruh sikap tidak konsisten dalam menghemat yang nantinya akan membuat kita terkejut ketika membaca tagihan listrik di akhir bulan.
Sementara itu, hambatan teknis adalah bahwa sebagian besar pengguna listrik rumah tangga adalah awam dalam soal kelistrikan sehingga kurang mengetahui teknik penghematan yang tepat. Pada dasarnya hal yang paling penting dalam penghematan energi listrik di rumah adalah ukuran rumah itu sendiri.
Iri memang sangat logis dan mudah dimengerti karena ukuran rumah tinggal sebenarnya bukan dalam M2 seperti yang sering dipergunakan dalam cara-cara menunjukkan besaran suatu rumah tinggal, tetapi dalam m3. Artinya setiap pembesaran atau pengecilan selalu berimplikasi dalam pangkat tiga, bukan dalam pangkat dua.
Tentunya hal tersebut secara aritmatika akan selalu menunjukkan angka yang cukup besar. Oleh karena itu, sejak awal sebaiknya perencanaan rumah tinggal harus dihitung dulu secara cermat sesuai kebutuhan. standar ruang umumnya dimulai dengan 14 m2 lorang.
Jadi, bila satu keluarga terdiri dari 5 orang ditambah 1 orang pembantu, ruang yang dibutuhkan adalah 6 x 14 m2= 84 m2.ltu adalah angka minimum. Angka standar ruang tersebut bisa ditambahkan, misalnya 15 m2 lorang atau 20 m2 lorang.
Semua tergantung kebutuhan dan gaya hidup pemilik rumah asalkan perencanaan sudah terukur dari semula. selain ukuran rumah, ada beberapa hal teknis yang dapat mempengaruhi penggunaan energi listrik di rumah di antaranya perabotan rumah dan instalasi.
Peralatan Listrik di Rumah
Peralatan listrik digunakan untuk berbagai keperluan, baik keperluan yang sangat mendasar seperti pencahayaan buatan dan pompa air maupun keperluan untuk AC dan air panas yang lebih meningkatkan kenyamanan. Namun, tidak berarti kebutuhan dasar mengambil presentasi yang paling besar seperti yang terlihat pada pembagian penggunaan energi listrik di rumah tipikal di lndonesia.
Air panas dan AC = 47,3%, Pencahayaan buatan (lampu lampu) = 15,4%, Peralatan listrik utama= 13,1%, Peralatan listrik lainnya= 1,9%, Alat masak= 8,4%. Tips penggunaan peralatan listrik di rumah salah satunya.
Saat pertama kali menggunakan setiap alat listrik di rumah, baik kulkas, seuikaan, mesin cuci, pompa air listrik, AC, dan lain-lain, sebaiknya dibaca dengan cermat dan menyeluruh buku panduannya. Dalam buku panduan terdapat penjelasan mengenai semua anjuran dan larangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Selain itu, terdapat spesifikasi dan batasan-batasan produknya. Dengan demikian, Anda akan mengerti karakter alat tersebut. Jika mengerti cara penggunaan dan perawatannya maka Anda pun dapat menghemat listrik dan menggunakannya selama mungkin.
Dasar Pertimbangan Rumah Hemat Listrik
Apa yang kita inginkan untuk sebuah rumah? Tentunya sebuah tempat berdiam yang memberikan kenyamanan. Seperti apa rumah yang nyaman tersebut? Rumah yang nyaman adalah rumah berventilasi baik, dengan pencahayaan alam maupun buatan
Berdasarkan pembagian penggunaan energi listrik tersebut, pengaturan skala prioritasnya menjadi lebih gampang sehingga bisa mengurangi atau mengoptimalkan kebutuhan energi di bagian yang tidak mendasar.
Namun, untuk mengoptimalkan penggunaan energy perabotan rumah yang menggunakan energi listrik besar perlu memahami karakter masing-masing alat tersebut yang cukup dan tentu saja dengan tingkat kelembaban rendah.
Tentu saja hal tersebut tidak selalu berarti menggunakan energi berlebihan. Penggunaan energi minimal akan menambah nilai-nilai kualitas ruang yang diidamkan tersebut. Bagaimanapun juga penggunaan energi yang berlebihan di rumah akan melahirkan produk sampingan seperti kebisingan (dari motor-motor listrik AC, kulkas, dan pompa air) dan juga panas (lampu dan kulkas). Sebaliknya, kalau kita menggunakan energi yang optimal, tentu segala kebisingan dan panas tambahan tadi juga minimal adanya.
Klik halaman selanjutnya >>
Ventilasi
Kenyamanan di dalam rumah tinggal tergantung dari perancangan bangunan sejak awal. Namun, apa sebenarnya yang disebut nyaman itu? Secara teoritis kenyamanan akan didapat apabila temperatur udara di tempat kita berdiri lebih rendah dari temperatur rata-rata permukaan kulit. Dalam kondisi ini, tubuh dengan mudah melepaskan panasnya melalui kulit ke udara di sekeliling kita.
Untuk mencapai temperatur tersebut pilihan pertama adalah menggunakan ventilasi alam. Pada dasarnya ventilasi adalah bukaan permanen pada dinding luar dari sebuah ruangan yang diharapkan bisa mengalirkan udara secara tetap ke dalam.
Memang jendela dan pintu tentu juga mengalirkan udara, tetapi tidak selalu terbuka. Bagi ruangan dengan penghawaan alami, udara yang bergerak dan mengalir adalah hal yang penting, terlebih bagi daerah yang berhawa panas dan berkelembapan tinggi.
Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit tentu akan menghambat sistem pelepasan panas dari tubuh.
Oleh sebab itu, diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas dari tubuh. Di sinilah pentingnya udara mengalir di satu ruangan. Ukurannya adalah pergantian udara per jam.
Menurut Y.B. Mangunwijaya, tingkat pergantian yang ideal bagi ruang hunian adalah antara 7O-'gO m3 per jam. Sementara kecepatan angin yang ideal (nikmat) dalam ruangan yang berventilasi adalah sekitar 0,1-0,15 m/detik.
Dari kedua angka tersebut bisa dibuat hitungan besaran ventilasi yang dibutuhkan. Namun, sekali lagi bukan hanya besaran yang menentukan berhasilnya suatu sistem penghawaan alami. Penempatan dari lubang lubang ventilasi tersebut juga menentukan baik-buruk aerodinamika dalam ruangan yang hendak diventilasikan.
Pencahayaan
Kalau memasuki rumah-rumah tradisional tertentu (toraja dan batak) kita akan mendapatkan ruang dalam seperti sengaja dibuat temaram di siang hari. Kondisi ini terjadi karena cahaya luar yang masuk ke dalam diminimalisir dengan tujuan agar panas yang diakibatkan oleh cahaya berkurang.
Kelembaban
Manusia punya persepsi jika dalam suatu ruang memiliki kelembapan udara lebih dari 70% maka temperatur ruang akan terganggu dan akan mengundang jamur. Jamur tersebut dapat mengganggu bahkan merusak bagian-bagian bangunan sehingga mempertinggi risiko penghuninya terserang penyakit, terutama yang berhubungan dengan pernapasan. Oleh karena itu kelembaban udara dalam bangunan punya pengaruh tidak langsung dalam hal penghematan energi sebagai berikut:
- Kelembaban menyebabkan bagian bangunan, terutama dinding, mengandung air lebih dari seharusnya yang mengakibatkan berkurangnya daya isolasi kalor dari dinding tersebut sehingga diperlukan energi lebih besar untuk mengatasinya melalui exhaust fan atau AC.
- Kelembaban juga menyebabkan kerusakan dan korosi instalasi listrik serta alat-alat listrik sehingga mengurangi performanya yang kemudian menambah beban energinya. Di negeri kita yang kebanyakan beriklim tropis lembab, air sebenarnya boleh dibilang berada di udara di sekeliling kita.
Jadi, tak heran jika bagian bangunan kita selalu menghadapi keadaan kelembaban yang kebanyakan tidak dikehendaki. Air di udara diserap oleh semua bagian bangunan yang punya sifat menyerap. Selain terjadi karena penyerapan langsung, juga terjadi karena pengembunan.
Celakanya, bahan bangunan utama rumah-rumah kini adalah bata atau batako yang umumnya berpori banyak sehingga dapat menyerap air dari udara, terlebih lagi menyerap air dari kelembaban tanah di bawah bangunan melalui pondasi.
Hal ini terjadi terutama di dinding bagian luar yang langsung berhadapan dengan cuaca ataupun dinding kamar mandi, dapur, dan daerah daerah yang banyak terdapat air. Kalau tidak mendapatkan sinar matahari langsung atau mengalami hambatan dalam pelepasan kandungan airnya, air dalam bata ini akan menetap selamanya di dinding bata tersebut.
Kalau secara terus menerus menyerap air dari udara sampai jenuh sampai akhirnya dinding akan lembab dan juga udara di dalam ruang turut lembab, apalagi tidak berventilasi cukup. Udara lembab akan membawa beberapa persoalan pada penampilan dinding seperti tumbuhnya jamur meskipun sudah berulang kali dibersihkan. Juga dapat terjadi pengelopakan cat dan plester yang biasanya menutup dinding tersebut.
Belum lagi pengaruh buruknya terhadap kusen yang menyatu dengan bagian dinding tersebut atau lemari yang merapat ke dinding. Untuk penderita penyakit asma, udara dan dinding yang lembab di kamar tidur akan memicu serangan asma.
Klik halaman selanjutnya >>>
Rancangan yang Teruji
Rumah-rumah yang dikembangkan di masa sebelum adanya listrik ternyata bersentuhan dengan kenyamanan penghuninya di daerah tropis basah, kelebihan rancangan rumah tradisional ini kemudian diadopsi pada rumah modern di saat energi listrik tersedia.
Hasilnya tentu bisa diharapkan seperti yang diinginkan yakni penghematan pemakaian listrik di rumah hunian jenis tersebut. Berikut contoh nyata dari rancangan berbagai rumah tinggal yang hemat energi dan listrik
Rumah Tropis Tradisional
Jika dilihat konteks hemat energi, rumah tropis lembab tradisional mempunyai empat keuntungan sebagai berikut:
- Penggunaan Bahan Alamiah Sesuai dengan Iklim
Penggunaan bahan alamiah seperti penutup atap genting, alang-alang, atau atap sirap. Kemudian penggunaan bahan kayu yang cukup ekstensif, yaitu sebagai dinding, kolom, dan lantai.
Material kayu secara ekstensif atau bahkan hampir di setiap bagian bangunan sangat mempengaruhi ruang dalam, Hal ini disebabkan kayu punya sifat isolasi yang paling baik untuk menahan dan menyimpan panas dari luar.
Kayu dengan pori-porinya dapat menyerap yang kemudian menyimpan panas di dalam badan kayu. Keuntungan lainnya ialah panas tersebut kemudian dikeluarkan di saat suhu ruang menjadi lebih dingin di malam hari. Hal ini membuat suhu ruang dalam rumah relatif konstan di saat suhu di luar berubah-ubah.
- Konstruksi panggung membuat sisi di bawah bangunan terbuka
Dari segi pengendalian suhu ruang rumah dengan konstruksi panggung jelas sangat menguntungkan. Ini disebabkan bertambahnya sisi bangunan, yaitu bagian bawah lantai menjadi terbuka. Sisi bawah menjadi tempat lewatnya angina yang dapat mempengaruhi temperatur di dalam rumah, apalagi kalau lantainya terbuat dari kayu, jadi keenam sisi dari bagian rumah akan mengalami gesekan angina yang secara keseluruhan akan mengurangi tingginya temperatur yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
- Penataan Lay-Out denah Dapat Meningkatkan Pencahayaan
Penataan lay-out sebenarnya punya tujuan yang berhubungan dengan tradisi social dari pemilik rumah bersangkutan dan juga hirarki ruang. Namun, penataan layout juga dimaksudkan untuk meningkatkan pencahayaan alami dan kemudahan aliran udara di rumah yang bersangkutan.
Seperti rumah jawa bagi golongan sosial tertentu selalu mempunyai suatu ruang depan yang terbuka. Ruang tersebut semacam terasa besar yang secara konstruksi berdiri sendiri dan dikenal sebagai pendopo, ruang terbuka ini akan memblokir temperature luar yang seharusnya masuk lewat pintu pintu depan. Jadi meskipun berfungsi social, pendopo ini pun berfungsi mengatur temperatur ruang dalam. Untuk pendoponya sendiri, karena bersifat terbuka dan hanya punya atap, koliom, lantai serta tak berdinding tentu saja punya kelebihan dalam hal pencahayaan dan ventilasi.
- Penataan Bangunan dalam Satu Kelompok (Compound)
Rumah dengan sistem paviliun (compound) adalah setiap fungsi ruang berdiri sendiri-sendiri sebagai bangunan terpisah dengan fungsi ruang lainnya juga berdiri sendiri. Jadi, kamar tidur utama merupakan bangunan sendiri, demikian juga dapur.
Beberapa bangunan kecil tersebut disatukan dalam satu halaman berpagar yang disebut pekarangan. Keuntungannya setiap ruang fungsional seperti kamar tidur, dapur, atau ruang keluarga hanya punya dinding luar sehingga setiap bangunan terdiri dari satu ruang dengan empat dinding.
Dengan demikian ruang tersebut mudah diberi ventilasi dan sumber pencahayaan dari empat sisi. Suatu hal yang tidak mungkin bagi ruang yang punya dinding-dinding dalam. Jadi, pencahayaan maupun penghawaan dapat dilakukan dengan maksimal.
Prinsip-prinsip membangun rumah tradisional dapat diterapkan dalam rancangan rumah masa kini untuk mencapai keoptimalan penggunaan energi.
Rumah Tropis Modern
Sebuah rumah tinggal di Jakarta Selatan mungkin bisa menjadi contoh sangat baik dari suatu aspirasi pembangunan rumah tinggal yang boleh dikatakan dirancang sendiri oleh penghuninya. Penghuni ini justru seorang warga negara asing yang pernah tinggal di Jakarta selama lebih dari 12 tahun, bernama Sajan Koch.
Selama di lndonesia, ia sering melakukan perjalanan mengunjungi pelosok pelosok nusantara. Seluruh perjalanannya menyimpulkan bahwa sebagian besar penduduk lndonesia membuat rumahnya dalam aturan yang dibakukan. Pola pembagian ruang panggung.
Rumah panggung mempunyai beberapa keuntungan antara lain, memberi pemandangan yang baik, jauh dari kebisingan dan debu jalan, membuat suhu rumah menjadi, memberi perasaan psikologis lebih aman dan lebih unggul dari posisi wilayah publik di luar rumah yang lebih rendah lantainya
Dari objek rumah tinggal panggung tradisional yang berada di Kawasan Sumatera Barat ini dapat disimpulkan bahwa ternyata rumah panggung memberikan banyak keuntungan dalam penghematan energi.
Oleh karena itu, pada tahap awal telah ditetapkan bahwa rumahnya kelak akan mengikuti pola konstruksi rumah panggung. Namun, tentu saja pola rumah panggung itu harus diadaptasikan dan dikembangkan ke pola kehidupannya di kota.
Masih ada dua tahap pemikiran lagi dalam meletakkan dasar-dasar konsep rumah tinggalnya, pertama ditetapkannya bahwa ruang-ruang utama seperti ruang tidur, ruang keluarga, ruang makan, serta ruang penerima (entrance) ditempatkan di bagian atas dari pola rumah panggung, artinya ruang-ruang lainnya seperti ruang service, garasi dan rumah auxillary ditempatkan di bagian bawah yakni di kaki rumah panggung.
lni dengan pertimbangan bahwa ruang-ruang utama, sebagai tempat untuk lebih banyak menghabiskan waktu, kita akan mendapatkan view dan sirkulasi udara yang baik. Kedua, adalah ditetapkan garis besar lay-out ruang-ruang yang membentuk rumah tinggalnya kelak.
Pola ruang tentu saja mengikuti pembagian hirarki ruang yang dimulai dari daerah umum (jalan), kemudian ke daerah semi publik (pekarangan rumah), lalu masuk ke daerah semi privat yang dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk tangga entrance cukup besar. Tangga ini cukup untuk dua orang berpapasan.
Klik halaman selanjutnya >>>
Evaluasi dan Pemilihan Bahan
Bahan bangunan adalah realitanya bangunan rumah tinggal yang kita huni. Realita menyangkut teknik fisika konstruksi, ekonomi dan persyaratan-persyaratan keindahan, kemudahan pemeliharaan, kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan bagi bangunan.
Ada beberapa bahan bangunan yang ribuan tahun telah teruji dengan baik. Bahan bangunan ini diambil langsung dari alam, alias bahan bangunan primer seperti batu, kayu, dan logam. Namun, pada kenyataannya material bangunan ini nilainya semakin tinggi.
Bahan primer juga harus dilengkapi dengan bahan bahan bangunan sekunder seperti bahan keramik (gerabah) dan beton serta bahan tersier seperti gypsum dan plywood. Pengaruhnya bagi penggunaan energi lagi lagi dalam hal kenyamanan dan kesehatan.
Setiap bahan punya sifat dan karakter fisika. Mereka akan berlaku dan bereaksi terhadap keadaan lingkungan dan cuaca di sekitar bangunan rumah. Bahan-bahan tertentu terutama yang sekunder dan tersier (substitusi) punya sifat-sifat yang umumnya kurang menguntungkan bagi persyaratan kenyamanan dan kesehatan suatu bangunan hunian
Bahan Alamiah
Bahan alamiah adalah batu dan kayu. Keduanya amat prima dari segi kenyamanan penghuni rumah bila digunakan dengan sepatutnya. Namun, bahan bahan ini punya kekurangan, yaitu amat mahal biaya konstruksinya.
Bahkan, khusus untuk kayu ketersediaannya semakin menipis. Akhirnya, penggunaan kedua bahan ini hanya terbatas pada hal-hal yang terbatas saja, seperti untuk struktur atap, kusen, veneer lantai, dan dinding.
Bahan Substitusi
Bahan yang bisa menggantikan bahan alamiah karena kepraktisan seperti harga, kemudahan pemasangan, ketepatan ukuran, dan kemudahan pemeliharaan. Namun, diperhatikan pula bahan-bahan tersebut apakah membantu atau menghalangi usaha penghematan energi.
Pemakaian pada tempat yang tepat akan membuat bahan substitusi ini menjadi sangat menguntungkan. Beberapa bahan sustitusi ini antara lain gypsum, plywood, panel GRS, dan kalsiboard. Gypsum atau plasterboard adalah lempengan bahan gypsum yang kedua permukaannya diberi lapisan karton.
Bahan ini cukup baik menahan panas dan dingin serta dapat dipakai untuk plafon atau dinding. Biayanya jauh lebih murah daripada papan kayu Plywood adalah beberapa lembaran kayu tipis (veneer) yang direkatkan satu sama lain dalam posisi serat saling tegak lurus sehingga kekuatannya bisa menahan beban dari segala arah.
Daya redam panasnya sama dengan kayu. Plywood sebagai bahan bangunan siap pakai sangat hemat terutama pada masa konstruksi sehingga mengurangi biaya pekerja dan energi yang diperlukan. Harganya pun relatif lebih murah dibanding dengan kayu lantai yang setara.
Panel GRC adalah panel dengan bahan dasar dari beton yang diperkuat oleh serat gelas. Sampai batas tertentu, panel ini bersifat sama dengan beton, hanya bobotnya lebih ringan. Untuk dinding eksterior punya daya hantar dan simpan panas lebih kecil karena bisa dibuat lebih tipis. Harganya masih relatif lebih mahal.
Kalsiboard adalah lempengan terbuat dari bahan kalsium silika yang dapat dipakai untuk plafon dan dinding. Tidak seperti panel gypsum, bahan ini punya sifat tahan air sehingga lebih banyak dipakai hingga sekarang. Daya hantar panasnya hampir sama dengan panel gypsum. Harganya sedikit lebih mahal dari panel gypsum.
Koreksi Rancangan Rumah Kita
Bagi rumah tinggal yang sudah terlanjur dibangun tanpa pertimbangan hemat listrik tentu masih ada cara untuk mengoreksi rancangan yang kurang hemat. Ada tiga kelompok cara untuk menghemat energi sebagai berikut.
- Penghematan dengan biaya investasi sedikit atau tanpa biaya sama sekali. Anda tidak melakukan atau merubah apa-apa, cukup hanya merubah kebiasaan hidup sehari-hari yang menyangkut penggunaan energi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Mungkin Anda harus membangun kebiasaan berhemat. Selalu ditanamkan sikap bahwa tak boleh ada pemakaian energi yang sia-sia di dalam ruang yang sedang tidak ada penghuninya.
- Penghematan dengan investasi mungkin cukup besar dengan cara menggunakan (mengganti) perlengkapan-perlengkapan listrik yang dirancang lebih hemat. Contohnya antara lain penggantian bola-bola lampu hemat energi, kulkas, air conditioning, dan pemanas air. Penggantian bola lampu mungkin tak terlalu besar biayanya, tetapi penggantian kulkas atau AC mungkin akan memakan biaya yang lebih besar.
- Penghematan investasi cukup besar, yaitu mengoreksi rancangan rumah. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki tingkat penghematan energi sebagai berikut:
1) Perbaikan atau perubahan mungkin bisa memakan biaya yang cukup besar sehingga perlu diperhitungkan sebelumnya apakah penghematan energinya bisa menutupi biaya perbaikannya dalam waktu tertentu, misalnya dalam dua tahun.
Oleh karena itu, perlu dipikirkan perbaikan yang paling optimal dari segi biaya. Perbaikan kecil-kecil tetapi menyeluruh mungkin bisa menghasilkan penghematan yang sama dengan perbaikan besar-besaran.
2) Ada dua jenis perbaikan yaitu perbaikan rancangan dan perbaikan instalasi instalasi bangunan.
Pemanfaatan Tanaman untuk Penghematan energi
Setiap helai daun dari tumbuhan adalah mesin pengubah energi sinar matahari menjadi segala bahan yang dibutuhkan oleh tanaman itu yang dikenal sebagai proses fotosintesis. Ini berarti tanaman punya kualitas peneduh yang luar biasa. Sementara cara-cara lain untuk perlindungan terhadap panas matahari hanya mengalihkan energi (panas) sinar matahari.
Tanaman mengubahnya menjadi sesuatu yang lain dengan kata lain tanaman menyerap panas, tidak hanya memantulkan atau memindahkannya. Tanaman juga merupakan pertahanan lini terhadap panasnya sinar matahari bagi rumah.
Sedikit banyaknya tanaman yang melindungi rumah menentukan jumlah energy yang bisa di hemat. Memanfaatkan tanaman adalah cara koreksi yang paling mudah untuk memperbaiki kondisi kesejukan rumah.
Lulut Laraseta, Staf Fungsional Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah/Juara Favorit Karya Tulis PUPR Kategori PUPR