Tanaman Pohon Obat Penyerap Emisi Mendukung Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jalan di Kawasan Perkotaan
Perkotaan adalah kawasan binaan dengan kompleksitas kehidupan yang tinggi. Berbagai permasalahan memerlukan pemikiran solusinya dan oleh pemerintah begitu banyak program perencanaan dan pengembangan yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. Namun, belum juga mendapatkan hasil yang maksimal.
Salah satu permasalahan tersebut adalah program pencanangan ruang terbuka hijau (RTH), terutama di ruas jalan. Salah satu kawasan perkotaan yang dimaksud adalah Kota Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan suhu udara berada pada kisaran 30-an derajat Celcius. Pada suhu udara tersebut akan sangat terasa panas, terlebih jika berada di sekitar jalan raya, hawa panas tidak hanya berasal dari pancaran matahari, namun sumber panas berasal dari lalu lalangnya kendaraan di jalan sehingga sulit bagi orang (pejalan) kaki berjalan pada kondisi tersebut.
Ketergantungan penduduk terhadap kendaraan pun menjadi tinggi yang justru akan meningkatkan emisi yang terbuang akibat pembakaran bahan bakar dalam mesin di antaranya HC (Hidrokarbon), CO (Karbon Monoksida), CO2 (Karbon Dioksida), O2 (Oksigen) dan senyawa NOx (Nitrogen Oksida).
Salah satu tujuan dan sasaran pemerintah tentang kota itu sendiri adalah memasyarakatkan dengan berjalan kaki dalam beraktivitas. Di samping baik untuk kesehatan, hal ini juga mengurangi beban lingkungan terhadap emisi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menekankan pentingnya ruang terbuka hijau di jalan dengan melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan. Jenis-jenis pohon penyerap emisi menjadi rujukan, namun beberapa jenis pohon tersebut tidak sesuai dengan kondisi lingkungan. Akibatnya, terjadinya pohon tumbang, pertumbuhan pohon yang tidak baik, penyebab terjadinya gangguan terhadap jaringan kabel listrik dan lain sebagainya.
Berkaitan hal tersebut, maka dalam artikel ini akan mengangkat jenis tanaman pohon yang memberikan manfaat bagi kesehatan manusia sebagai bahan baku obat-obatan (kulit pohon, daun dan buah), memiliki kesesuaian iklim yang baik di Indonesia, memiliki kemampuan menyerap emisi yang tinggi, memberikan peneduh dari terik matahari, dan beberapa keunggulan lainnya.
Jenis tanaman tersebut sering dijumpai dan mudah tumbuh di mana saja dan digemari oleh semua masyarakat (terutama buahnya), tidak mudah tumbang, dan tidak membahayakan bagi pejalan kaki maupun benda (kendaraan) yang ada di sekitarnya. Adapun pohon yang dimaksud adalah Pohon Kersen dengan nama latin Muntingia calabura.
Mengenal Pohon Kersen untuk Dukung RTH Jalan
Semakin meningkatnya emisi di udara akibat tingginya teknologi kendaraan dengan pertumbuhan yang pesat dan bahkan melebihi pertumbuhan pembangunan prasarana transportasi, terutama jalan dan di beberapa kota, jumlah kendaraan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk. Menyadari hal tersebut, program pemerintah pusat telah menekankan pada semua kota untuk menyediakan RTH, terutama pelestariannya di sepanjang jalan.
Pentingnya RTH melalui penanaman pohon di sepanjang jalan agar pengguna jalan, terutama pejalan kaki dapat melakukan aktivitasnya dengan berjalan kaki. Tujuan ini hanya dapat dicapai jika jenis pohon yang disediakan dapat memberikan peneduh dari teriknya matahari.
Selain itu, kecemasan atau keragu-raguan masyarakat untuk mengusahakan atau menanam pohon yang memiliki kerentanan tumbang atau bagian pohon yang patah dan dapat membahayakan orang atau benda yang ada di sekitarnya. Hal ini tentu saja seringkali terjadi, terutama pada saat musim hujan, pohon-pohon tumbang di jalan menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa.
Jenis pohon yang kerap diupayakan dan direkomendasikan untuk mendukung RTH Jalan antara lain pohon terambesi, beringin, asam, mahoni, akasia, dan beberapa jenis pohon lainnya dengan klasifikasi penyerap emisi tertinggi hingga jenis tanaman pohon palem yang lebih meningkatkan nilai estetika lingkungan.
Dalam 10 tahun terakhir, secara serentak dilakukan penanaman pohon jenis terambesi di sepanjang jalan di seluruh kota. Seiring dengan pertumbuhan pohon terambesi yang tinggi dengan batang yang besar, kerap menjadi permasalahan di beberapa lokasi atau kota. Akibatnya, minat masyarakat terhadap jenis pohon tersebut semakin berkurang karena pohonnya besar dan mudah terangkat jika angin kencang dan kandungan air tanah tinggi, ranting mudah lapuk dan patah, serta mengganggu jaringan kabel listrik karena pertumbuhannya yang tinggi dan cepat.
Untuk itu, dibutuhkan inovasi baru dalam penyediaan RTH Jalan melalui pemilihan jenis tanaman pohon yang sesuai dan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Di samping RTH berfungsi ekologi, RTH merupakan 'paru-paru' kota atau wilayah yang tumbuhan dan tanaman hijaunya dapat menyerap kadar karbondioksida (CO2), menambah oksigen, menurunkan suhu dengan keteduhan dan kesejukan tanaman, menjadi area resapan air, serta meredam kebisingan.
Banyak referensi tentang jenis tanaman yang dapat diusahakan sebagai tanaman RTH, terutama di jalan dengan sumber produksi emisi yang tinggi dan sebagai sumber kebisingan. Dengan demikian, dibutuhkan pemilihan jenis tanaman pohon berfungsi ganda. Salah satu jenis tanaman pohon tersebut adalah tanaman KERSEN (muntingia calabura).
1. Keutamaan Pohon Kersen
Tanaman Pohon Kersen adalah tumbuhan perdu dengan ciri-ciri tumbuh tinggi mencapai 12 meter. Di Indonesia, pohon kersen umumnya memiliki tinggi 3-6 meter dan buahnya tergolong buah non-musiman, yaitu buah yang terus berproduksi dan berbunga sepanjang tahun.
Pohon kersen juga kerap digunakan sebagai pohon peneduh di pinggir jalan. Proses tumbuhnya pun semi liar. Ia dapat tumbuh di selokan, jalan, bahkan dapat muncul di tengah retakan tembok hingga pagar.
Oleh sebab itu, seringkali pohon kersen mudah dijumpai di berbagai wilayah, termasuk di kawasan perkotaan yang padat penduduk.
Pohon kersen lazimnya dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai pohon tumbuh liar yang buahnya seperti buah ceri rasanya manis dan warnanya sangat menarik. Pohon ini sangat mudah dijumpai pada taman atau di pinggir jalan.
Kalangan masyarakat banyak menyenangi buah kersen dan bahkan dijadikan sebagai obat. Dalam 100 gram buah kersen, terdapat kandungan gizi berupa Air: 77.8 gram, Protein: 0.324 gram, Lemak: 1.56 gram, Serat: 4.6 gram, Kalsium: 124.6 miligram (mg), Fosfor: 84 mg, Zat besi: 1.18 mg, Karoten: 0.019 mg, Thiamin (Vitamin B1): 0.065 mg, Riboflavin (Vitamin B2): 0.037 mg, Niasin: 0.554 mg, dan Asam askorbat (Vitamin C): 80.5 mg.
Selain itu, daun kersen memiliki kandungan fitokimia flavonoid yang terdiri dari berbagai jenis, seperti flavon, flavonon, flavan, dan biflavan. Senyawa kimia lainnya yang terdapat pada daun kersen adalah tannin, triterpene, dan polifenol.
Secara umum, daun kersen berguna sebagai antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi. Dengan kandungan nutrisi yang begitu banyak, manfaat daun Kersen memiliki beberapa khasiat terhadap kesehatan. Melansir rimbakita.com, tanaman Kersen memiliki khasiat mulai dari mengatasi asam urat, mencegah kanker, mengobati luka dan infeksi, obat untuk penderita diabetes, membunuh bakteri dalam tubuh, mengendalikan tekanan darah, meredakan flu dan batuk, mencegah penyakit jantung, mencegah penyakit stroke, meredakan peradangan, awet muda, dan mengatasi asam lambung.
Jika dilihat dari kemudahan tumbuh dan khasiat yang dimiliki jenis tanaman pohon kersen tersebut, maka dapat dijadikan sebagai referensi untuk tanaman RTH di jalan. Secara umum pemilihan jenis tanaman RTH di jalan adalah tanaman dengan ketinggian pohon di atas 20 meter dan bertajuk payung. Pada ketinggian tersebut tentu saja sangat sesuai dengan jalan yang dilalui oleh jenis kendaraan angkutan barang, seperti peti kemas atau truk trailer yang mengangkut alat-alat berat sehingga terbebas dari jangkauan ketinggian muatan kendaraan. Oleh karena itu, jenis tanaman pohon seperti ini kesesuaiannya pada ruas jalan di luar kota.
Berdasarkan referensi tentang ketinggian pohon kersen yang rata-rata di Indonesia berkisar 3-6 meter dengan tajuk ranting melebar seperti payung, jangkauan bagian kendaraan angkutan barang untuk mengenai bagian pohon sangat berpotensi terjadi.
Akan tetapi, dalam kawasan perkotaan, beberapa ruas jalan yang tidak diperkenankan untuk dilintasi jenis kendaraan tersebut. Sehingga ketinggian pohon 6 meter tidak menjadi hambatan, karena jenis kendaraan yang banyak dioperasikan adalah model SUV seperti jenis kendaraan tertinggi adalah Toyota Fortuner.
Tanaman pohon kersen yang ditanam di depan pertokoan atau jenis bangunan lainnya dapat menambah estetika lingkungan. Sebab, pohon kersen memiliki 4 jenis warna daun, yaitu hijau muda untuk daun yang baru, hijau tua pekat dari daun yang tua, kuning menjadi cokelat bagi daun yang akan lepas dari tangkai ranting. Selain itu, warna bunga yang putih, warna buah yang hijau, orange dan umumnya merah akan menambah kenampakan pohon menjadi menarik dan enak dipandang.
Tak hanya itu, bawah pohon dapat digunakan sebagai tempat duduk dan tempat memarkirkan kendaraan. Sehingga tidak dibutuhkan lagi kanopi yang bersifat permanen dengan fungsi sama. Besaran batang pohon yang relatif kecil dapat menjadi tanaman yang dapat difungsikan sebagai pelindung pekarangan/lahan parkir karena tajuk pohon yang rindang seperti payung akan semakin meningkatkan kemampuan penyerapan emisi di udara akibat lalu lintas di jalan.
Dengan melihat keutamaan tanaman pohon kersen yang dapat dijadikan referensi untuk tanaman yang dikembangkan pada program RTH di jalan, masyarakat umum juga dapat memanfaatkan bagian daun untuk kesehatan dan buahnya dapat dipetik setiap saat.
Adapun untuk tinggi pohon yang hanya mencapai 6 meter, dapat dilakukan pengembangan pembibitan untuk mendapatkan ketinggian hingga 12 meter melalui rekayasa teknologi tanaman.
Pengusahaan tanaman pohon kersen sebagai tanaman RTH di jalan juga dapat menciptakan suasana kawasan perkotaan dalam suatu koridor jalan semakin menarik. Tujuan dan sasaran pembangunan perkotaan, terutama semakin banyaknya orang yang melakukan jalan kaki dapat terwujud. Walaupun terik matahari menyengat, pejalan kaki tetap terlindungi oleh tajuk pohon kersen.
2. Keunggulan Pohon Kersen
Keunggulan tanaman pohon kersen dalam mendukung program RTH Jalan, dari hasil penelitian oleh Mansur, M & Pratama, BA (2014) peneliti pada Pusat Penelitian Biologi-LIPI, memperlihatkan bahwa laju penyerapan CO2 jenis pohon ini adalah rata-rata 23,92 μmol/m2/detik.
Sedangkan jenis pohon terambesi, laju penyerapan CO2 adalah rata-rata 15,87 μmol/m2/detik. Kemampuan kedua jenis tanaman pohon tersebut memiliki selisih hingga 8,05 μmol/m2/detik. Oleh karena itu, dapat dijadikan sebagai referensi dalam upaya penanaman pohon untuk mendukung RTH jalan di kawasan perkotaan.
Semakin bertambahnya jumlah lalu lintas di jalan, terutama pada jalan utama dalam kawasan perkotaan, tingkat emisi juga meningkat dan dalam ambang batas tertentu akan menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat. Tingkat pertumbuhan pohon kersen sangat mudah dengan kerapatan pohon yang sering dijumpai, pertumbuhannya secara liar dapat diusahakan dengan jarak 2-3 meter. Dengan kemampuan tumbuh dan kerapatan tersebut dengan bentuk tajuk seperti payung, maka dapat menaungi bagian ruang sepanjang jalan sehingga menimbulkan rasa nyaman pada saat berjalan kaki di trotoar.
Pada kerapatan pohon untuk tumbuh jika dirata-ratakan adalah 2,5 m, pada jarak 50 meter dapat diperoleh jumlah pohon yang tumbuh adalah sebanyak 40 pohon (untuk kiri kanan jalan). Jumlah pohon tersebut dapat menyerap emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 956.8 μmol/m2/detik atau 3.444,48 gram/m2/jam. Dari data arus lalu lintas tahun 2019 di depan pintu 2 Unhas, diperoleh volume lalu lintas sebagaimana dalam tabel berikut.
![]() |
Keterangan :
· Kendaraan Ringan (LV): Mobil Penumpang, Oplet, Mikrobis, Pick up, sedan dan kendaraan bermotor ber-as 2 dengan jarak antar as 2-3m.
· Kendaraan Berat (HV): Bis, Truk 2 As, Truk 3 As, dan kendaraan bermotor lebih dari 4 roda.
· Sepeda Motor (MC): kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda. ⮚ Kecepatan kendaraan rata-rata diperoleh berdasarkan klasifikasi kendaraan adalah jenis MC = 37 km/jam, LV = 31 km/jam, dan HV = 29 km/jam atau dengan rata-rata kecepatan adalah 32,33 km/jam.
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi jumlah emisi yang ditimbulkan oleh lalu lintas pada titik lokasi tersebut dengan jumlah rata-rata 5.034 unit kendaraan per jam dan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O, maka dapat diidentifikasi jenis emisi yang terbuang berupa CO, HC, dan NOX. Ketiga unsur ini merupakan hasil dari proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor dengan potensi yang ditimbulkan sebagaimana dalam tabel berikut
![]() |
Potensi emisi buangan dari knalpot kendaraan pada lokasi Pintu 2 Unhas Hari Kerja Tahun 2019 adalah mencapai 1.281,08 ton/tahun. Besarnya gas emisi tersebut di udara dapat memberikan dampak pada kesehatan manusia yang melakukan aktivitas di sekitar pelayanan transportasi. Tentu saja membutuhkan penyeimbangan untuk mereduksi dari produksi gas emisi kendaraan untuk mendapatkan kualitas udara yang baik dan tetap terjaga.
Sebagaimana diketahui bahwa kemampuan pohon kersen dalam penyerapan emisi karbon dioksida (CO2) di udara dengan jumlah pohon sebanyak 40 pohon dapat mencapai 3.444,48 gram/m2/jam atau 3,444 ton/m2/jam. Maka terlihat bahwa CO2 yang dihasilkan di Pintu 2 Unhas pada waktu kerja masih lebih besar 0,06534 ton/jam. Jumlah ini hanya berselisih sedikit dan untuk menyeimbangkannya dibutuhkan penambahan jumlah pohon kersen. Semakin banyak jumlah pohon kersen yang ditanam, semakin sedikit emisi CO2 yang lepas tidak terserap.
Jumlah pohon kersen pada volume rata-rata 5.034 unit kendaraan per jam dengan potensi emisi CO2 yang dihasilkan adalah sebesar 3,50982 ton/jam, dibutuhkan jumlah pohon kersen sebanyak 41 pohon. Pada jumlah 41 pohon, penyerapan yang terjadi dapat mencapai 3,530592 ton/m2/jam. Angka ini lebih besar dari jumlah emisi CO2 yang dihasilkan pada jumlah 5.034 unit kendaraan per jam.
Pohon Kersen Solusi Hadapi Masalah Jalan di Perkotaan
Permasalahan yang terus dihadapi dalam era modern ini pada wilayah perkotaan, salah satunya adalah masalah transportasi. Dampak negatif yang dihasilkan oleh operasional transportasi, terutama transportasi jalan adalah emisi CO2 yang memiliki tingkat bahaya bagi kehidupan penduduk suatu kota.
Oleh karena itu, beberapa program penanganan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR adalah mengarahkan kepada seluruh masyarakat di perkotaan untuk tidak bergantung pada pemanfaatan kendaraan pribadi. Wujud kepedulian tersebut dilakukan berbagai pengembangan dan rekayasa struktur hingga penyediaan prasarana dan sarana perangkutan berbasis pada angkutan massal.
Upaya-upaya dalam mereduksi bahaya emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor melalui pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan penetapan jenis tanaman tertentu. Salah satu jenis pohon yang luput dari rekomendasinya adalah pohon kersen.
Jenis pohon kersen ini memang tidak menarik untuk dijadikan sebagai tanaman RTH di jalan karena tinggi pohon rata-rata adalah 3-6 meter. Namun, kemampuan pohon kersen dalam menyerap emisi CO2 paling besar dibandingkan dengan jenis pohon untuk RTH di jalan sebagaimana yang telah diusahakan seperti pohon terambesi.
Keutamaan dan keunggulan dari pohon kersen tentu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, terutama sebagai bahan baku untuk obat-obatan berbagai penyakit, buahnya kaya akan vitamin C dan disenangi oleh semua kalangan masyarakat.
Pohon kersen mudah tumbuh di mana saja dengan tajuk seperti payung yang dapat berfungsi sebagai peneduh pejalan kaki maupun kendaraan yang parkir di area parkir di setiap pertokoan maupun di dalam pekarangan rumah. Risiko yang ditimbulkan jika sewaktu-waktu pohon tumbang, dengan ranting yang bercabang-cabang terlebih dahulu menyentuh tanah sehingga beban batang tidak merusak benda yang ada dibawahnya dan kemungkinan adanya korban jiwa tidak ada.
Melalui penulisan artikel ini, keunggulan dan keutamaan pohon kersen dapat tersosialisasi dan dapat menjadi referensi di semua perkotaan untuk menjadikan sebagai pohon utama dalam RTH di jalan maupun di taman taman kota. Kementerian PUPR secara konsisten melakukan inovasi terwujudnya tata ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui pelibatan semua.
Andi Mutia Tenri Bali, Juara Favorit Karya Tulis PUPR Kategori Umum
(fhs/ega)