Tahun lalu, tingkat polusi udara Jakarta mencapai 45.3 mikrogram per meter kubik atau lebih tinggi empat kali lipat dari standar maksimal yang ditetapkan oleh World Health Organization (standar WHO adalah 25 mikrogram per meter kubik untuk zat partikel debu/WHO PM2.5) dan tiga kali lipat melebihi batas maksimal yang diizinkan oleh standar nasional Indonesia.
Dambaan akan udara bersih oleh masyarakat Indonesia tidak bisa diremehkan. Baru-baru ini, pada Juli 2019, telah digagas Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (Ibukota), sebuah koalisi yang terdiri dari Greenpeace Indonesia, Walhi, dan LBH Jakarta atas nama masyarakat. Ibukota mengajukan gugatan hukum mengenai polusi udara terhadap pemerintah Indonesia untuk mendesak agar segera mengambil kebijakan yang tepat dan terukur dalam menangani polusi udara ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Pelayanan Lingkungan Hidup Jakarta menyatakan bahwa emisi kendaraan berkontribusi 75% dari total polusi di Jakarta. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono Warih telah menyerukan penggunaan kualitas BBM yang lebih baik untuk mengurangi polusi di Indonesia. Sejalan dengan itu, Gubernur Jakarta Anies Baswedan juga telah mendesak warga Jakarta agar menggunakan BBM yang lebih bersih untuk kendaraan mereka dan juga telah mencanangkan penggunaan kendaraan listrik pada transportasi publik. Di samping itu, banyak perkiraan yang meramalkan pertumbuhan populasi kendaraan akan tumbuh di rata-rata angka 6% per tahun pada periode 2019-2028, yang berarti pertambahan kendaraan sekitar 10 juta per tahunnya.
Pengadopsian Euro 4 adalah suatu langkah yang tepat dan harus segera diterapkan. Namun, berbagai tantangan, seperti daya beli, perbedaan kapasitas dan pembangunan infrastruktur telah menunda implementasi Euro 4 di Indonesia. Namun begitu, sudah tidak bisa ditawar lagi untuk Indonesia mempercepat upaya-upaya untuk bergerak ke arah penggunaan BBM yang lebih bersih dan memenuhi komitmen Indonesia terhadap Konferensi Perubahan Iklim PBB - COP21 untuk mengurangi emisi negara sekitar 29-41% sebelum tahun 2030.
Dalam hal ini, Indonesia dapat mencontoh langkah-langkah yang telah diambil negara-negara lainnya. Pada 1990, komisi Eropa memulai program Auto-Oil untuk menguji cara berbiaya murah dalam meningkatkan kualitas udara di wilayah Eropa Barat dan menerapkan persyaratan spesifikasi dan standar BBM yang tinggi yang berefek pada perbaikan kualitas udara yang luar biasa. Zat polutan seperti Nox, PM, dan CO secara efektif berkurang sedikitnya 80%. Program yang sama telah dilaksanakan di Amerika dan Jepang dengan hasil yang juga positif.
BBM yang lebih bersih mengurangi emisi kendaraan yang pada gilirannya akan memberi andil terhadap udara bersih. Lingkungan yang lebih bersih memastikan kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi penduduk suatu negara, yang tidak hanya akan meningkatkan indeks kebahagiaan suatu negara, tetapi juga dapat mendorong peningkatan ekonomi, karena orang yang sehat dan berbahagia bekerja lebih produktif.
Saya yakin pemerintah Indonesia di bawah pimpinan yang kuat dari Presiden Jokowi akan mengambil langkah serius menangani hal ini, dengan mempertimbangkan segala solusi yang memungkinkan untuk menciptakan BBM yang lebih bersih dan mengatasi polusi udara. Udara bersih tidak lagi merupakan sekedar mimpi dan masyarakat Indonesia bisa bernapas lega dan menjalani hidup yang bahagia dan sehat.
Clarence Woo Direktur Eksekutif Asian Clean Fuels Association
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini