Awalnya KMP ini bertekad bulat berada di luar kekuasaan dan menjadi kelompok oposisi. Alasan ini dideklarasikan selain karena kalah dalam pemilu presiden, sakit hati, juga adanya keinginan terjadinya proses check and balances dalam demokrasi sehingga kekuasaan yang ada tidak semenang-mena.
Meski kalah dalam Pemilu Presiden 2014, sebetulnya koalisi yang melambangkan diri dengan simbol Garuda Merah itu sangat lihai dalam bermanuver di parlemen. Kelihaian dalam melakukan lobi-lobi dan strategi politik membuat pimpinan DPR dan MPR berhasil direbut oleh orang-orang KMP. Dominasinya KMP di pimpinan DPR serta komisi-komisi, membuat koalisi tetangganya, Koalisi IndonesiaΒ Hebat (KIH), meradang. Mereka yang berada dalam KIH yakni PDIP, Nasdem, Hanura, dan PKB, membuat DPR tandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sikap KMP yang berani berhadapan dengan kekuasaan itu akhirnya membuat Presiden Jokowi yang dalam janji-janji kampanye akan membentuk koalisi ramping dan koalisi tanpa syarat akhirnya runtuh. Presiden Jokowi akhirnya membuka diri kepada partai yang terhimpun dalam KMP untuk masuk dalam partai pendukung pemerintah.
Tawaran yang disampaikan oleh pengusaha mebel itu langsung dibaca oleh PAN. Partai berlambang matahari biru itu adalah partai dari KMP yang pertama kali merapat ke dalam kekuasaan. Menyeruaknya partai yang dibidani oleh Amien Rais dalam kekuasaan itu tentu tidak secara cuma-cuma. Tradisi purba, barter, pasti terjadi dalam proses masuknya PAN ke dalam kekuasaan. PAN pastinya akan diberi jatah menteri ketika reshuffle kabinet terjadi.
Β
Bisa jadi hanya PAN yang tertarik masuk ke dalam kekuasaan ketika pemerintah membuka diri kepada partai di luar kekuasaan untuk bergabung. Partai yang lain masih mempunyai idealis yang tinggi, tak silau dengan jabatan menteri yang akan diganjarkan kepada mereka bila mau melakukan langkah seperti yang dijalankan PAN.
Masuknya PAN dalam kekuasaan tidak membuat KMP ompong. Pemerintah tetap ketar-ketir saat KMP masih dihuni oleh Partai Golkar, PPP, PKS, dan Partai Gerindra. Bila 'cara halus' menawarkan kursi kabinet kepada anggota KMP tidak mempan maka penguasa akan melakukan 'cara-cara kasar'. Cara-cara kasar ini sepertinya mempan untuk menggoyang bahkan merobohkan KMP.
Konflik internal yang terjadi di Golkar dan PPP rupanya tidak hanya menjadi urusan di dalam partai itu. Ada kekuatan lain yang masuk ke dalam konflik itu sehingga masalah yang ada menjadi berlarut-larut. Bila dalam masa Orde Baru konflik antarpartai berlarut-larut dengan peran Menteri Dalam Negeri, maka dalam era Jokowi ini konflik antarpartai bertambah runyam karena peran Menteri Hukum dan HAM.
Proses menang kalah di pengadilan dan lembaga hukum di atasnya membuat konflik yang terjadi di Golkar dan PPP tak kunjung reda. Ketika salah satu kubu dimenangkan oleh pengadilan membuat kubu itu bersorak-sorak bergembira, namun ketika MA memenangkan kubu yang lain, kubu ini juga melakukan hal yang sama, bergembira ria. Akibat yang demikian energi mereka tersedot untuk mengurus masalah legalitas. Ketika ini terjadi maka fungsi yang hendak dijalankan, kontrol kepada pemerintah tak berjalan.
Sibuk mengurus legalitas ini rupanya membuat pengurus partai yang berkonflik menjadi lelah hingga akhirnya menyerah. Agar mereka diakui oleh pemerintah sebagai partai yang legal maka dengan terpaksa mereka sudi bergabung dengan kekuasaan. Golkar kubu Aburizal Bakrie menyusul PAN masuk dalam kekuasaan bukan karena jabatan kursi yang hendak diraih namun karena ingin kubunya yang dilegalkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Bila PAN serta Golkar masuk dalam kekuasaan dan bisa jadi akan disusul PPP dan PKS, maka strategi yang dijalankan oleh penguasa untuk membubarkan KMP dengan cara 'halus' dan 'kasar' berhasil. Bila KMP sudah tiada, maka pemerintah bisa leluasa menjalankan kemauannya tanpa harus dihambat oleh kelompok oposisi.
Bubarnya KMP memang tidak hanya diinginkan oleh penguasa namun juga adanya kemauan dari dalam KMP sendiri yang silau dengan kekuasaan. Ada keyakinan dalam politisi di Indonesia bahwa menjadi oposisi tidak mendapat apa-apa sehingga semua lebih memilih bergabung dengan kekuasan. Dengan paparan di atas maka KMP membubarkan diri dan dibubarkan.Β Β Β Β Β
*) Ardi Winangun adalah Pemerhati politik, penggiat Rumah Penulis Independent
Halaman 2 dari 1











































