Demikian pula kemajuan ilmu pengetahuan di dunia dengan laju yang sangat cepat juga akan mempengaruhi lingkungan kehidupan secara global. Ilmu pengetahuan yang mengalami kemajuan yang sangat pesat ini, akan menjadi kunci kemajuan suatu peradaban yang bersifat universal, dan saling berinteraksi di antara berbagai subspesialisasi pengetahuan tersebut. Sehingga dapat dikatakan, kemajuan ilmu pengetetahuan akan saling berinteraksi, berkorelasi, dan interdependent.
Ilustrasi dari perkembangan dunia Ilmu pengetahuan yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Seperti: jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Efek domino kemajuan illmu pengetahuan tersebut, bermanifestasi, pada semua sektor kehidupan, mulai dari individu, masyarakat, bangsa dan negara, bahkan dunia internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
A. Petikan Visi SDM-IPTEK Cawapres Hatta Radjasa Vs Jusuf Kalla
Hatta Radjasa: âKita sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang sangat bergantung kepada dua faktor yakni pendidikan dan kesehatan. Prabowo dan Hatta berkeyakinan kita maju jika SDM dan penguasan IPTEK menjadi pilar utama pembangunan bangsa. Kata kunci adalah sejauh mana kita bisa membuat seluruh bangsa Indonesia menikmati pendidikan secara inklusif, berkeadilan, sejauh mungkin dan merata. Kita harus memperluas akses dan jangkauan pendidikan, Karena itu kita mencanangkan wajib belajar 12 tahun. IPTEK harus dikembangkan, bagaimana IPTEK dapat membangun bangsa dan bagaimana pengembangan IPTEK menjamin keberlangsungan pengelolaan sumber daya alam. Terkait kesehatan, kita memastikan untuk akses BPJS semakin diperhatikan, dan akses kesehatan kepada seluruh rakyat. Kita harus memastikan bahwa seluruh rakyat mendapatkan akses pengembangan inovasi dan akses kesehatan dan akses kepada pendidikan itu poin kitaâ.
Â
Jusuf Kalla: âHari ini kita berbicara mengenai sumber daya manusia dan IPTEK. Konstitusi mengajarkan kepada kita bahwa Bangsa harus memastikan pemberdayaan kepada ilmu pengetahuan. Apabila kita berbicara tentang SDM kita berbicara tentang bangsa karena berbicara SDM berarti berbicara tentang objek dan subjek bangsa yakni manusianya. Berbicara tentang pengetahuan artinya berbicara tentang pendidikan dan pengembangan teknologi. Kita belajar dari bangsa lain, di mana bangsa maju karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan kita, yakni kita harus meningkatkan system pendidikan kita. Kita sudah memiliki lembaga-lembaga seperti BPPT, Universitas dan lain-lain. Kita harus menggunakan lembaga ini sebagai tombak ujung pengembangan pendidikan. Tentu kita butuhkan usaha untuk pembangunan itu semua, sehingga mudah-mudahan melalui acara ini, kita bisa mengetahui apa yang paling kita butuhkan di Indonesiaâ.
B. Potensi Ilmuwan Indonesia
Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk 237.424.363 (hasil sensus 2011) dengan wilayah yang luas, dan GDP ($1.314 trillion) ranking 15 terbesar di dunia, dan ditambah sumber daya alam yang sangat berlimpah. Demikian pula memiliki potensi orang-orang cerdas dan pintar di bidangnya.
Diperkirakan Indonesia telah memiliki sekitar 7000 PhD, master, bahkan professor, yang tersebar di seluruh dunia, dalam berdiaspora dan berkarier di luar Tanah Air Indonesia. Orang-orang potensial dan pintar ini, bertahan di berbagai belahan dunia, dan tidak kembali ke Indonesia, dengan berbagai alasan. Namun apapun alasannya, orang-orang pintar ini, merupakan potensi Indonesia yang tak ternilai harganya. Olehnya bangsa Indonesia selayaknya memanfaatkan keberadaan mereka diberbagai negara maju dewasa ini.
C. Tanggapan Visi SDM-IPTEK
Dalam pemaparan di atas, sangat jelas pemaparan kedua calon wakil presiden, terlihat bias dan tidak terfokus, demikian pula, dalam konteks sumber daya manusia, belum menyoroti potensi ilmuwan Indonesia. Padahal Indonesia membutuhkan lebih banyak doktor sains untuk mendukung pembangunan bangsa khususnya dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktanya, doktor sains di Indonesia jumlahnya masih di bawah seribuan orang dan sangat jauh bila dibandingkan misalnya dengan China yang memiliki sekitar 30.000 orang doktor sains. Hal ini kelihatannya tidak menjadi sorotan yang krusial bagi kedua kandidat wakil presiden tersebut. Sehingga dapat dipastikan bahwa siapapun terpilih yang akan memimpin pemerintahan 5 tahun ke depan tidak akan melakukan langkah yang optimal untuk mendukung pemberdayaan ilmuwan di Indonesia.
Padahal di tengah kekurangan akan tenaga ilmuwan tersebut, justru banyak tenaga ilmuwan Indonesia yang lari dan bekerja di luar negeri karena kesempatan berkarya dan memberdayakan diri di Tanah Air minim. Seperti apa yang terjadi pada para ilmuwan yang banyak lari ke luar negeri seperti Malaysia dan beberapa negara Asia Pasifik lainnya. Demikian pula dengan insentif yang sangat rendah sehingga banyak di antara ilmuwan termasuk para dosen yang bekerja di Tanah Air yang melakukan pekerjaan tambahan di luar tugas pokoknya atau malah akan memilih untuk bekerja di luar negeri untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
Sehingga dari pemaparan di atas, sangat sulit para ilmuwan Indonesia dalam mengharapkan baik bersifat 'political will' apalagi 'political action', demi kemajuan sains dan teknologi, Indonesia jaya nan unggul. Ungkapan kedua candidat masih bersifat utopis dan belum nyata.
D. Mempelopori Kebangkitan Sains dan Teknologi Indonesia
Dengan potensi ilmuwan Indonesia internasioanal di atas, makan sangat layak bahkan merupakan kewajiban ilmuwan Indonesia internasional untuk berkontribusi secara nyata bagi kemajuan bangasa Indonesia, menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan terhormat dalam interaksi internasional yang bermartabat.
Walaupun sebagai ilmuwan, dalam mencermati visi kedua cawapres yang merupakan pengejewantahan visi kedua kubu calon pemimpin untuk 5 tahun ke depan, tidak bisa berharap banyak. Namun sebagai ilmuwan Indonesia internasional harus senantiasa berpartisipasi baik secara individu maupun secara organisasi untuk mewujudkan Indonesia jaya di bidang sains dan teknologi.
Hal ini dapat diwujudkan dengan memperkuat basis organisasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) menjadi organisasi professional para ilmuwan yang modern dan bertumpu pada 5 pilar utama:
1. Independent (Mandiri), mewujudkan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), sebagai organisasi modern yang mandiri, dalam arti: Secara organisasi (I-4), tidak akan berafiliasi ke salah satu orgaisasi politik. Tetapi senantisa berjuang demi kepentingan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, tampa membeda-bedakan warna kulit, kesukuan, serta berupaya untuk mewujudkan I-4 sebagai organisasi para ilmuwan yang professional yang mandiri dalam mengambil keputusan organisasi demikian pula mandiri secara finansial.
2. Innovative (Inovasi), Sebagai organisasi tempat berkumpulnya para ilmuwan, sudah seharusnya I-4, menjadi pioneer dan frontier dalam mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Termasuk mencarikan solusi bagi kebangkitan ilmu pengetahuan sehingga akan mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata Internasional secara keseluruhan.
3. Interrelationship (Bekerjasama), dalam kehidupan yang terus berkembang dan maju dewasa ini, interaksi dan kerjasama dalam mewujudkan visi dan misi organisasi menjadi sangat urgent dan penting, dalam suatu interaksi saling menguntungkan.
4. Regeneration (Kekaderan), I-4 sebagai organisasi modern dan professional sangat membutuhkan pengkaderan, demi kesinambungan roda organisasi. Kekaderan tersebut akan terwujud, bila disertai semangat untuk mendukung atau mensupport lahir dan tumbuhnya para ilmuwan baru Indonesia yang berkualitas, berdedikasi yang tinggi, dan berprestasi.
5. Decentralization (Pendelegasian peran organisasi). Sebagai organisasi ilmuwan Indonesia yang berdiaspora diseluruh penjuru dunia, dengan ability anggotanya yang sangat professional, talent, dan berdedikasi tinggi, sehingga sudah selayaknya peran-peran internasional I-4, dapat didesentralisasi berdasarkan wilayah atau benua, sehingga mobilitas dan produktifitas organisasi akan lebih dan nyata.
Dengan memperkuat kelima pilar di atas, maka organisasi I-4, akan menjadi organisai professional modern yang sangat bergensi, dan sekaligus menjadi organisasi ilmuwan Indonesia yang berkontribusi nyata bagi kebangkitan Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mewujudkan kesejahteran bangsa Indonesia yang maju dan berdaulat.
*) Dr. Taruna Ikrar, PhD adalah Staf Akademik University of California, Amerika Serikat & Wakil Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional
(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini