Jadi kaya pakai 'ilmu jalanan'
Catatan:
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
- - Betulkah uang hanya sebatas ide? Dalam bukunya yang laris manis, Rich Dad Poor Dad, Robert T. Kiyosaki membenarkan hal itu."Uang hanyalah sebuah ide. Bila Anda mengatakan bahwa cari uang itu sulit, maka Anda adalah orang miskin. Sebaliknya, bila Anda percaya bahwa di bumi ini berlimpah uang, maka Anda akan kaya."Sesederhana itu rupanya. Tapi yang jelas Kiyosaki kebanjiran uang gara-gara Rich Dad sukses besar. Buku tersebut merupakan karya pertama dari rangkaian karyanya seperti Cashflow Quadrant (CQ) dan Rich Dad: Guide to Investing (RDGI).Trilogi Kiyosaki itu tercatat menjadi buku terlaris tahun 2002 versi New York Times.Sebagai pengarang yang dianggap mengusung aliran baru soal bisnis, Kiyosaki mengkhususkan diri menulis buku bertema ekonomi.Dasar pemikirannya terbilang sederhana yaitu jabatan, karier, maupun kepandaian tidak menjamin seseorang menjadi kaya.Itu sebabnya, menurut dia, konsep pendidikan yang menekankan bahwa anak sekolah harus pintar, perlu diubah total agar orang tidak terkurung dalam sungkup kaca kehidupan yang tidak mencerdaskan.Dalam pandangannya, alasan utama orang bersusah payah secara finansial adalah karena mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah. "Tapi tidak belajar apa pun mengenai uang,'' ujar penulis buku yang sempat menjadi staf pengajar bisnis dan investasi itu.Alhasil, orang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi tak pernah belajar agar uang bekerja untuk mereka.Sebagai gantinya Kiyosaki melontarkan gagasan bagaimana menjadi kaya dengan enam kiat yang dapat diterapkan untuk menjadi kaya. Tapi ingat, orang kaya tidak bekerja untuk uang. Pandangan ini bisa jadi cara efektif menghindari kemiskinan.Sebab, kata Kiyosaki, orang miskin tidak memiliki kebebasan finansial dalam hidupnya. Penghasilannya selalu habis untuk membiayai kewajibannya.Itu saja belum cukup. Empat konsep bisnis juga perlu dikuasai, yakni pemasukan, pengeluaran, neraca aset, dan liabilities. Kemudian jangan takut-takut memulai bisnis sendiri sebagai jalan awal menuju kekayaan.Kiyosaki juga mengajari bagaimana mengatur pajak karena piawai di bidang yang satu ini bisa mendatangkan kekayaan. Agar uang bekerja untuk Anda, orang perlu pula menguak apa yang disebut kecerdasan finansial orang kaya dalam mengelola uang. Kecerdasan itu dalam hal kemampuan membedakan dua titik ekstrem. Misalnya antara 'aset buruk dan baik', 'tagihan buruk dan baik', 'pengeluaran buruk dan baik' atau 'risiko baik dan buruk'.Tak ketinggalan pula dalam RDPD disinggung kiat investasi sebagai teknik orang kaya menciptakan uang. Jurus pamungkas yang direkomendasikan Kiyosaki adalah 'bekerja untuk belajar', dan bukan 'bekerja untuk uang''.Semangat ini sejalan dengan perubahan paradigma era informasi, dari school smart ke 'kombinasi' school smart dan street smart. Artinya, selain diperlukan kecerdasan akademis, untuk jadi orang kaya dibutuhkan juga 'ilmu jalanan' yang tidak didapat di bangku sekolah.Penulis buku laris itu tidak mendapatkan semua 'ajarannya' tersebut dari pendidikan formal, tapi lebih banyak bertumpu pada renungan tentang kisah hidupnya sendiri.Pria yang lahir dan dibesarkan di Hawaii itu adalah orang Amerika keturunan Jepang dari generasi keempat. Setelah lulus dari kolose di New York, Kiyosaki bergabung dengan Korps Marinir dan berlaga ke Vietnam sebagai seorang perwira dan pilot helikopter tempur.Sepulangnya dari medan tempur, bekerja pada Xerox Corporation dan pada 1977 mendirikan sebuah perusahaan yang untuk pertama kalinya membawa dompet peselancar yang terbuat dari nilon dan Velcro ke pasar.Pada 1985 dia mendirikan perusahaan pendidikan internasional yang mengajarkan bisnis dan investasi pada puluhan ribu murid di seluruh dunia. Bosan jadi pebisnis, pada 1994 dia menjual perusahaannya dan pensium pada usia 47 tahun.Tidak heran jika kemudian dalam buku-bukunya hampir sepenuhnya, Kiyosaki berbicara tentang pembentukan karakter pribadi orang dan hanya sedikit membahas hal teknis.Itulah kenapa pemikiran Kiyosaki dengan mudah mengubah paradigma berpikir pembaca agar wawasannya menjadi lebih terbuka.Buku-buku Kiyosaki seluruhnya memberikan pandangan komprehensif mengenai pemikirannya dalam bentuk tips yang dikemas secara menarik.Semuanya digelar dalam bahasa yang sederhana dan sistematis.Tentu saja bagi pembaca yang menjadi korban gelombang keterpurukan perekonomian kita, buku-buku Kiyosaki memang menawarkan angin segar.Tapi Kiyosaki tentu saja bukan superman. Dia sempat mengalami keterpurukan, kehilangan tempat tinggal, menjadi orang yang terpinggirkan, dan jatuh sakit.Ini tentu bisa menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang tengah dililit kesulitan usaha agar bisa lepas dari 'kartu mati' dan selanjutnya mengarahkan kekuatan diri sendiri untuk membangun 'sesuatu yang baru' dengan lebih baik.Tapi sayang kedatangan Kiyosaki di Indonesia sebagai lilin pemberi inspirasi ternyata begitu mahal untuk dinikmati bagi mereka yang sedang terpuruk kehidupannya.
(/)