Ahmed al-Ahmed, warga Australia kelahiran Suriah yang merebut senjata salah satu penembak di Pantai Bondi, menerima cek senilai US$2,5 juta (sekitar Rp 41 miliar) yang dikumpulkan untuk mendukung keberaniannya.
Cek tersebut diberikan kepada Ahmed oleh Zachery Dereniowski, seorang tokoh publik di Instagram, yang mendokumentasikan pertemuan mereka dalam sebuah video yang dibagikan di platform tersebut.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (19/12/2025):
- Tarik Cadar Dokter Muslim Depan Umum, Pejabat India Dihujat!
Seorang menteri senior di negara bagian Bihar, India, memicu kemarahan dan hujatan setelah kedapatan menarik cadar seorang dokter Muslim dalam acara pemerintahan. Aksi keterlaluan itu terekam video yang viral dengan cepat di media sosial, yang berujung seruan publik agar pejabat itu mengundurkan diri.
Nitish Kumar yang menjabat sebagai Kepala Menteri negara bagian Bihar, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (19/12/2025), merupakan sekutu dekat Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Kumar yang kini berusia 74 tahun, telah menempati jabatan Kepala Menteri Bihar selama hampir dua dekade terakhir.
- Trump Desak Ukraina Cepat Setop Perang Sebelum Rusia Berubah Pikiran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Ukraina untuk bergerak "cepat" dalam kesepakatan guna mengakhiri invasi Rusia. Hal ini disampaikan Trump menjelang pembicaraan baru yang menurut rencana akan digelar di Miami, AS pada akhir pekan.
"Yah, mereka hampir mencapai sesuatu, tetapi saya harap Ukraina bergerak cepat. Saya harap Ukraina bergerak cepat karena ada Rusia di sana," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih pada Kamis (18/12) waktu setempat.
"Dan Anda tahu, setiap kali mereka terlalu lama, maka Rusia mengubah pikiran mereka," cetusnya, dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/12/2025).
- Trump Bilang Tak Butuh Persetujuan Kongres untuk Serang Venezuela!
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa ia tidak membutuhkan persetujuan Kongres untuk melancarkan serangan darat terhadap Venezuela. Hal ini disampaikannya pada Kamis (18/12) waktu setempat, meskipun ada kritik bahwa ia telah melampaui wewenang konstitusionalnya dengan serangan di laut.
(ita/ita)