2 Bendera ISIS-Bom Rakitan Ditemukan di Mobil Penembak Pantai Bondi

2 Bendera ISIS-Bom Rakitan Ditemukan di Mobil Penembak Pantai Bondi

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 16 Des 2025 13:38 WIB
2 Bendera ISIS-Bom Rakitan Ditemukan di Mobil Penembak Pantai Bondi
Momen penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, Australia pada Minggu (14/12) waktu setempat (dok. Reuters)
Sydney -

Kepolisian Australia mengumumkan bahwa dua bendera Islamic State (ISIS) ditemukan di dalam sebuah kendaraan yang digunakan oleh kedua pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney. Sejumlah bom rakitan juga ditemukan di dalam kendaraan yang sama.

Penembakan massal itu didalangi oleh Sajid Akram (50) dan Naveed Akram (24), yang merupakan pasangan ayah dan anak.

Keduanya menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan orang lainnya dalam penembakan massal, yang menargetkan perayaan Hanukkah yang digelar oleh umat Yahudi setempat di pantai terkenal di Sydney tersebut pada Minggu (14/12) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sajid tewas ditembak oleh personel Kepolisian Australia di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat. Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api yang didapatkan secara legal.

ADVERTISEMENT

Otoritas setempat menggambarkan penembakan itu sebagai tindakan terorisme dan aksi antisemitisme.

Komisioner Kepolisian New South Wales, Mal Lanyon, seperti dilansir AFP dan kantor berita Xinhua, Selasa (16/12/2025), mengatakan dalam konferensi pers terbaru bahwa kendaraan yang ditemukan terparkir di dekat Pantai Bondi itu terdaftar atas nama sang anak, Naveed.

Lanyon mengungkapkan bahwa "dua bendera ISIS buatan sendiri" dan sejumlah alat peledak improvisasi (IED) atau bom rakitan ditemukan di dalam kendaraan itu.

Dalam konferensi pers pada Selasa (16/12) waktu setempat, Lanyon juga membenarkan bahwa Sajid dan Naveed sempat melakukan perjalanan ke Filipina beberapa minggu sebelum mendalangi penembakan massal di Sydney tersebut.

Lanyon mengatakan bahwa pihak kepolisian sedang menyelidiki alasan dan tujuan perjalanan keduanya ke Filipina, serta ke mana saja mereka pergi selama berada di negara tersebut.

Namun dia juga mengatakan bahwa perjalanan ke Filipina itu tidak memicu peringatan keamanan apa pun di Australia. "Saya tidak meyakini itu merupakan kegagalan intelijen. Kita berbicara tentang sesuatu yang bersifat retrospektif, setelah kejahatan mengerikan itu terjadi," ucapnya seperti dilansir CNN.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa dua pelaku penembakan tampaknya didorong oleh ideologi ISIS dalam aksi mereka. Albanese, seperti dilansir AFP, menyebut kedua pelaku telah diradikalisasi sebelum melakukan "pembunuhan massal" tersebut.

"Tampaknya ini dimotivasi oleh ideologi Islamic State," kata Albanese dalam pernyataannya.

Albanese juga mengatakan bahwa Naveed telah menarik perhatian badan intelijen Australia pada tahun 2019 lalu. Tetapi, sebut Albanese, hasil penilaian intelijen pada saat itu menyatakan dia tidak dianggap sebagai ancaman langsung.

Simak juga Video Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads