5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 04 Des 2025 17:39 WIB
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Presiden AS Donald Trump (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta -

Warga Somalia merespons dengan campuran rasa kesal dan pasrah atas omelan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menghina negara mereka.

Pernyataan pedas Trump tersebut dilontarkan dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Rabu (3/12) waktu setempat. Dalam rapat itu, Trump menuduh para migran Somalia tidak tahu berterima kasih. Trump mengatakan bahwa "kita tidak menginginkan mereka di negara kita dan di Somalia, mereka tidak punya apa-apa, mereka hanya berkeliaran saling membunuh."

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (4/12/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Mahathir Laporkan PM Anwar Ibrahim ke Polisi, Ada Apa?

Mantan perdana menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad melaporkan PM Malaysia Anwar Ibrahim ke polisi terkait Perjanjian Perdagangan Timbal Balik atau Agreement on Reciprocal Trade (ART) antara Malaysia dan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Menurut media lokal Sinar Harian, Mahathir mengklaim bahwa tindakan Anwar tersebut diambil tanpa mandat penuh dari badan-badan yang seharusnya mewakili Federasi Malaysia.

"Perjanjian itu tidak sah karena beliau (Anwar) bukan satu-satunya perwakilan Federasi. Perjanjian semacam itu seharusnya memerlukan persetujuan dari empat badan utama: Yang di-Pertuan Agong, Dewan Rakyat, Dewan Penguasa, dan eksekutif (pemerintah)," kata Mahathir dalam konferensi pers setelah membuat laporan di Markas Besar Kepolisian Distrik Putrajaya pada 2 Desember.

- Mayoritas Warga Eropa Anggap Perang dengan Rusia Sangat Mungkin Terjadi

Mayoritas warga di sembilan negara Uni Eropa melihat risiko tinggi pecahnya perang antara negara-negara anggota blok tersebut dan Rusia. Demikian menurut survei yang dilakukan oleh kelompok jajak pendapat Cluster 17 yang diterbitkan pada hari Kamis (4/12) di jurnal hubungan internasional Prancis, Le Grand Continent.

Temuan survei tersebut, yang didasarkan pada sampel hampir 10.000 orang dari sembilan negara, muncul di tengah terus berkecamuknya perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak tahun 2022, dan kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat meluas lebih jauh.

Bulan lalu, jenderal top Prancis, Fabien Mandon, memperingatkan bahwa Rusia sedang mempersiapkan konfrontasi baru pada tahun 2030. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa lalu, bahwa jika Eropa menginginkan perang, "kami siap sekarang juga".

- Putin Tegaskan Akan Ambil Alih Seluruh Donbas Ukraina!

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia akan mengambil kendali penuh atas wilayah Donbas, Ukraina dengan paksa, kecuali pasukan Ukraina mundur.

Putin mengerahkan pasukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun pertempuran antara para separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina di Donbas, yang terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk.

"Kami bebaskan wilayah-wilayah ini dengan kekuatan senjata, atau pasukan Ukraina meninggalkan wilayah-wilayah ini," kata Putin kepada media India Today, Kamis (4/12) menjelang kunjungannya ke New Delhi, India, dilansir Al Arabiya, Kamis (4/12/2025).

- Xi Jinping Umumkan China Akan Beri Bantuan Rp 1 T untuk Palestina

Presiden China Xi Jinping mengumumkan bahwa pemerintahnya akan memberikan bantuan sebesar US$100 juta (sekitar Rp 1,6 triliun) kepada Palestina untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan di Gaza dan mendukung upaya pembangunan kembali.

Hal tersebut disampaikan Xi saat berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah pertemuan mereka di Beijing, ibu kota China pada Kamis (4/12), dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/12/2025).

Xi pun menyerukan pembangunan kepercayaan politik yang lebih besar dengan Prancis, dengan menunjukkan dukungan satu sama lain sekaligus menunjukkan "kemandirian" masing-masing pihak.

- Trump Ngomel-ngomel Hina Somalia, Apa Kata Presiden dan Rakyatnya?

Warga Somalia merespons dengan campuran rasa kesal dan pasrah atas omelan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menghina negara mereka.

Pernyataan pedas Trump tersebut dilontarkan dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Rabu (3/12) waktu setempat. Dalam rapat itu, Trump menuduh para migran Somalia tidak tahu berterima kasih. Trump mengatakan bahwa "kita tidak menginginkan mereka di negara kita dan di Somalia, mereka tidak punya apa-apa, mereka hanya berkeliaran saling membunuh."

"Negara mereka tidak baik karena suatu alasan. Negara mereka busuk, dan kita tidak ingin mereka berada di negara kita," cetusnya.

Tonton juga video "Putin: Jika Eropa Memutuskan Memulai Perang, Kami Siap Sekarang Juga"

Halaman 3 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads