Trump Ngomel-ngomel Hina Somalia, Apa Kata Presiden dan Rakyatnya?

Trump Ngomel-ngomel Hina Somalia, Apa Kata Presiden dan Rakyatnya?

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 04 Des 2025 12:59 WIB
Trump Ngomel-ngomel Hina Somalia, Apa Kata Presiden dan Rakyatnya?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)
Jakarta -

Warga Somalia merespons dengan campuran rasa kesal dan pasrah atas omelan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menghina negara mereka.

Pernyataan pedas Trump tersebut dilontarkan dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Rabu (3/12) waktu setempat. Dalam rapat itu, Trump menuduh para migran Somalia tidak tahu berterima kasih. Trump mengatakan bahwa "kita tidak menginginkan mereka di negara kita dan di Somalia, mereka tidak punya apa-apa, mereka hanya berkeliaran saling membunuh."

"Negara mereka tidak baik karena suatu alasan. Negara mereka busuk, dan kita tidak ingin mereka berada di negara kita," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/12/2025), pemerintah Somalia tidak berkomentar apa pun tentang omelan dan hinaan Trump tersebut. Ini kemungkinan dikarenakan mereka khawatir menyinggung pemerintah AS yang merupakan penyedia utama bantuan pertahanan dan kemanusiaan, meskipun dukungan tersebut telah berkurang di bawah pemerintahan Trump.

Namun, warga di ibu kota Somalia, Mogadishu merasa kesal.

ADVERTISEMENT

"Ini bukan pertama kalinya Presiden Trump berbicara negatif tentang Somalia dan rakyat Somalia, tetapi kali ini pelanggarannya tidak dapat diterima. Sudah saatnya pemerintah Somalia berhenti membisu dan memberi tahu Trump untuk berhenti menghina Somalia," ujar Daud Bare, seorang pedagang bahan makanan di distrik Waberi, kepada AFP.

Sumaya Hassan Ali, seorang mahasiswa berusia 23 tahun, mengatakan komentar Trump tersebut "kasar".

"Setiap negara memiliki kesalahannya sendiri, bahkan Amerika," katanya. "Kita tahu bahwa banyak orang terbunuh di kota-kota Amerika setiap tahun, terkadang lebih banyak daripada yang terbunuh di Somalia," ujarnya.

Dia mengkritik Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud atas sikap diamnya. Namun, sejumlah pihak memahami posisi pemimpin Somalia itu.

"Pemerintah AS mendukung Somalia dalam perang melawan apa yang mereka sebut terorisme. Jika pemerintah federal membuat Trump kesal, dia mungkin tidak ragu untuk menarik dukungan pemerintah AS seperti yang dia lakukan sebelumnya," kata seorang dosen di Somalia, Mahdi Ibrahim.

Nuradin Abdi, seorang pekerja LSM lokal, menanggapi lebih positif.

"Trump mungkin bersikap kasar terhadap Somalia, tetapi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa sebagian besar pernyataannya tentang Somalia memang benar," kata Abdi.

"Somalia masih sedang berjuang melawan perang dan korupsi, dan penduduknya adalah pengungsi di seluruh dunia. Jika kita ingin mengubah narasi global yang negatif tentang Somalia, kita perlu mengubah negara kita dan memperbaiki sistem pemerintahan kita," ujarnya.

Trump memiliki sejarah panjang dalam mencemooh kaum minoritas. Dia pun meraih popularitas politik dengan menyebarkan teori konspirasi palsu bahwa mantan presiden Barack Obama lahir di Kenya, bukan di Amerika Serikat.

Trump sering kali mengungkit kekhawatiran mayoritas kulit putih akan kehilangan kekuasaan politik dan budaya.

"Kita berada di titik kritis," kata Trump dalam rapat kabinet pada Rabu (3/12) waktu setempat.

"Kita bisa memilih salah satu, dan kita akan salah jalan jika terus menerima sampah ke negara kita," imbuhnya.

Trump mengatakan bahwa warga Amerika keturunan Somalia "tidak berkontribusi apa pun". Dia pun mencaci maki Ilhan Omar, seorang anggota kongres AS dari Partai Demokrat yang berasal dari Somalia.

"Ilhan Omar itu sampah. Teman-temannya sampah," cetus Trump.

"Biarkan mereka kembali ke tempat asal mereka dan memperbaikinya," ujarnya.

Saksikan Live DetikSore:

Simak juga Video: Trump Marah di Rapat Kabinet, Minta Imigran Somalia Minggat dari AS

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads